Chereads / Air Mata Cinta (Antara Cinta dan Negara) / Chapter 20 - Chapter 19 : Semangat untuk Hidup

Chapter 20 - Chapter 19 : Semangat untuk Hidup

Pukul 21.00 WIB

Malamnya di Ibu Kota Jakarta di kejutkan dengan sebuah berita dari stasiun TV yang menyampaikan sebuah berita tentang penemukan Alat Laboratorium dan bahan Sabu yang diduga Pabrik Pembuat Sabu di Muara Kamar, Jakarta Utara.

" Breaking News - Polres Metro Jaya Menyita sejumlah Alat Laboratorium dan bahan Sabu yang diduga Pabrik Pembuatan Liqiud Sabu "

"Selamat malam pemirsa, kembali di Mega Berita malam. Pemirsa, pada pukul 3 sore hari tadi. Polres Metro Jaya kembali menemukan sebuah alat laboratorium dan bahan-bahan pembuatan sabu di sebuah ruang bawah tanah gedung pelelangan ikan di Muara Kamal, Jakarta Utara, yang diduga Pabrik pembuatan liqiud Sabu.

Petugas berhasil menyita sejumlah alat laboratorium seperti tiga tabung labu, empat elmeyer, satu kaca termometer, delapan gelas ukur, corong kaca, sendok aduk, cawan kaca, selang serta 100 lembar kertas saring dan alat suntik.

Serta sejumlah bahan yang diduga digunakan untuk meracik narkotika jenis sabu diantarannya, Satu botol kaca berisi dua liter bahan kimia cair jenis Red phospor, satu botol bahan kimia cair diduga prekusor jenis sulphuric acid, dua bungkus plastik yang diduga sebagai iodium, satu kantong besar NAOH seberat setengah kilogram.

Di antara barang yang disita, petugas menemukan liqiud sabu yang siap edar.

Dan petugas juga menemukan tumpukkan kardus yang didalamnya berisi 120 lembaran berbentuk seperti perangko, yang di duga narkotika jenis baru dari golongan satu bernama CC4 dengan nama ilmiah 1, 2 bis N cytisinylethane. 

Dalam kasus ini, polisi menetapkan dua orang laki-laki berinisial N dan B sebagai tersangka pembuat dan pengedar narkoba juga tersangka pembunuhan dari pemilik gedung TPI bernama bapak wahyudi", jelas pembaca berita". (NB : karangan yang di ambil dari KompasTV & GoRiau.com)

~~~

" Ruang Analisis - Polres Metro Jakarta Pusat "

"narkoba jenis baru...?", tanya kombes.pol haryo memastikan dengan apa yang didengar.

Di balas anggukkan kepala oleh dokter heru, "aku juga baru mendengar CC4 ini dari Mabes Polri, mereka juga sedang menyelidiki tentang CC4 ini. CC4 ini senyawa kimia dengan nama ilmiah 1, 2 bis N cytisinylethane. Nama lainnya adalah 'Cyt'. CC4 memiliki unsur hidrokarbon (CH), Nitrogen (N), dan Oksigen (O). Sebenarnya CC4 ini sudah dikenal sejak tahun 1960-an di daratan eropa timur dan eropa tengah. Namun, CC4 mulai populer di 2006 oleh dua ilmuwan, Etter dan Staplatom. Singkatnya, pada mulanya CC4 dikembangkan agar bisa menghilangkan kecanduan rokok dan nikoti..."

"tetapi, pada tahun 2007 seorang peneliti bernama Freedman mengatakan, CC4 tak mampu mengurangi kadar nikotin pada manusia. CC4 diketahui berfungsi menghilangkan zat nikotin pada hewan. Dengan dosis 0.003 mg sampai 0,3 mg CC4, sudah mulai mengurangi zat nikotin dalam tubuh hewan. Akan tetapi, menurut tiga peneliti terakhir, CC4 tidak dapat menjalankan fungsi yang sama pada tubuh manusia dan memiliki efek sangat serius pada tubuh manusia..."

"jika ada orang memakai CC4 itu kedalam tubuhnya, bisa menimbulkan stress dan depresi berat. CC4 dapat mempengaruhi tiga reseptor tubuh manusia. Pertama, reseptor serotonin yang menimbulkan rasa senang atau ceria. Kedua, reseptor dopamine yang menimbulkan halusinasi. Ketiga, reseptor noreadrenaline yang menjadikan tubuh kuat, energik, tetapi berisiko ke jantung..."

"CC4 memilik efek sangat mematikan bahkan sepuluh kali lipat lebih kuat dibandingkan satu butir ekstasi...", jelas panjang lebar dari dokter heru. (NB : CCN Indonesia)

Kombes.pol haryo tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia tidak habis pikir, zaman yang semakin maju, membuat semakin maraknya narkoba di negeri ini tidak habis-habisnya.

***

Tak terasa hari pun sudah pagi, di ruang analisa terlihat kombes.pol haryo bersama anggota tim nya masih terus bekerja sesekali merenggangkan badan yang terasa cape akibat semalaman sudah begadang tanpa istirahat.

Kombes.pol haryo melihat jam di pergelangan tangannya, "waktu kita telah selesai. Kita mulai bergerak hari ini. Bayu dan vera, kalian bawa beberapa anggota polisi untuk ikut menyisir keberadaan norman dan bokir di sekitar kota Jakarta. Kalian mengerti...?"

"siap mengerti komandan...", jawab detektif bayu dan detektif vera bersamaan.

"putu dan satria, kalian lakukan pengeledahan ke rumah pak wahyudi, norman dan bokir. Disana pastinya ada petunjuk yang mereka tinggalkan...", titah kombes.pol haryo.

"baik komandan...!"

Kombes.pol haryo beralih melihat detektif brata, "brata, bagaimana? kau sudah mengirim informasi kedua tersangka pada polisi lalu lintas...?"

"sudah komandan, semua sudah saya kirim...", jawab detektif brata.

"baik. Rapat telah selesai, selamat bertugas...!", ucap kombes.pol haryo menutup rapat.

Kombes.pol haryo bersama anggota tim nya keluar dari ruangan analisa mulai bergerak melakukan penelusuran, langkah dari kombes.pol haryo terhenti.

Drttt... drrtt...!

Ponsel didalam saku celananya bergetar, di ambillah ponsel itu dan dilayar ponsel nya tertera tulisan "yanti-istri tersayang". Segera kombes.pol haryo angkat panggilan tersebut.

"halo, yanti. Assalamualaikum, ada apa...?", tanya kombes.pol haryo.

"halo, mas. Waalaikumsalam, ini mas. Irene maksa untuk ke jakarta, dia marah-marah terus sejak semalam karena denger kabar alvar di rumah sakit...", ucap istrinya yanti diujung sana.

Kombes.pol haryo menghela nafas, "tapi bagaimana kuliahnya di jogja. Dia sudah sering bolos kuliah, kalau seperti ini terus dia pasti akan..."

Ucapan kombes.pol haryo terhenti saat putrinya di seberang sana menyerobot untuk berbicara, "irene tidak mau tau! irene mau ke Jakarta, ingin lihat kak alvar! Kalau papah sayang sama irene, turuti kemauan irene. Papah jahat! Irene benci...!!", teriak putrinya bernama irene wicaksono.

Kombes.pol haryo memejam mata sambil menarik nafas panjang untuk menahan dirinya agar tidak marah kepada putrinya, "baiklah, kamu boleh ke Jakarta nanti papah yang jemput di bandara. Bagaimana...?", tanyanya.

"awas saja kalau papah bohong, irene akan benci papah selama-lamanya...!!"

"iya papah janji tidak akan bohong, papah akan jemput kamu. Ya sudah, papah harus kerja kembali, papah tutup dulu yah teleponnya. wassalamualaikum...", ucap kombes.pol haryo.

"iya, waalaikumsalam..."

Panggilan pun terputus, kombes.pol haryo langsung menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya. Dari lorong sebelah kanan terlihat polisi wanita berlari kearahnya, memberi hormat kepadanya.

"lapor komandan! Anda dipanggil brigjen ismawan untuk keruangan..." beritahu dari polisi wanita yang bernama yunita.

"baik, terimakasih yunita..."

~~~

" Rumah Sakit Adyatama "

Pukul 08.00 WIB

Pagi-pagi sekali, suara sirine mobil ambulance datang memecahkan keheningan pagi yang tenang, mendengar itu para petugas rumah sakit dari suster dan dokter berlari menuju ke mobil ambulance yang membawa seorang pasien.

Petugas ambulance segera memindahkan pasien ke brangkar dorong, dari kejauhan dokter balqis berlari dan disana dirinya melihat pasien yang merupakan seorang gadis, berusia sekitar 18 tahun. Di atas brangkar gadis tersebut terus memberontak sambil mengatakan untuk jangan menyentuhnya.

"jangan sentuh, aku kotor. Jangan sentuh...!!!", ucap gadis tersebut terus menerus memberontak.

para petugas berusaha untuk menahan gadis tersebut agar tidak memberontak.

"bagaimana kondisi pasien...?", tanya dokter balqis.

"pasien keracuan paraquat...", jawab salah satu petugas ambulance.

Mata dokter balqis terbelalak, "segera bawa masuk ke IGD...!!", perintahnya.

"baik...!!"

Petugas langsung membawa pasien menggunakan brangkar dorong menuju ke dalam IGD, gadis tersebut terus memberotak tidak bisa diam sampai petugas kewalahan untuk menanganinya.

"lepaskan aku! Lepaskan aku, jangan sentuh aku! Pergi kalian...!!", teriak gadis itu sambil berteriak dan menangis.

"suster anita, tolong siapkan suntikan pereda nyeri yang kuat untuknya...!", titah dokter balqis.

"baik, dokter...", jawab suster anita.

Balqis berjalan mendekati gadis tersebut. Dia menurunkan badannya, berdiri dengan bertumpu pada kedua lututnya sambil mengenggam lembut tangan gadis tersebut yang kesakitan, "tenanglah, jangan takut. Kami tidak akan berbuat jahat padamu. Aku dokter residen di rumah sakit ini, namaku balqis. Kami akan menolongmu, jadi jangan takut...", ucapnya dengan lemah lembut.

Mendengar ucapan dan sentuhan lembut dari dokter balqis gadis tersebut langsung diam tidak memberontak. Gadis tersebut kembali memberontak saat melihat seorang suster membawa suntikan.

"dokter, ini suntikannya...", ucap suster anita.

"jangan takut yah. Tidak apa-apa, aku hanya ingin memberikan suntikan untuk meredakan sakitmu. Tidak akan sakit, kamu mau yah...?", ucap dokter balqis.

Gadis itu mengangguk lemah, balqis tersenyum menatap gadis dihadapannya. Dia segera mengambil suntikan yang sudah diisi obat pereda nyeri kuat, kemudian menyuntikkannya ke lengan gadis tersebut.

Setelah diberikan suntikan pereda nyeri, gadis tersebut berangsur-angsur tenang sekalipun masih ada rasa sakit yang dirasakan. Setidaknya suntikan tadi bisa mengurangi rasa sakit yang dideritanya.

Balqis menarik senyum melihat kondisi gadis dihadapannya sudah mulai tenang, "untuk sekarang beri dia waktu untuk sendiri, kita lanjutkan pembicaraan diluar...", perintahnya.

Balqis bersama dokter laki-laki bernama burhan dan suster anita melangkah keluar dari ruang IGD.

"dokter burhan, tolong identifikasi paraquat yang dia minum, identifikasi dosis nya berapa mil dia meminumnya serta verifikasi durasinya...!", perintah balqis.

"baik dokter...", jawab dokter burhan langsung melangkah pergi.

"dokter balqis, ini data diri dari pasien..." suster anita memberikan map identitas pasien kepada dokter balqis.

Balqis mengambil map dan membacanya, "anissa, usia 18 tahun. Mahasiswa Universitas Negeri Nawangwulan. Bagaimana dengan keluarganya, apa sudah di hubungi? Apa dia dibawa ke rumah sakit sendirian...?", tanya balqis.

"keluarganya dalam perjalanan kemari, dia bersama temannya dokter...", jawab suster anita.

Muncullah seorang wanita yang merupakan teman dari pasien bernama anissa, "saya fitri, temannya anissa dokter..."

Balqis menghembus nafas lega, setidaknya dia bisa bertanya mengenai apa yang terjadi dengan pasien yang bernama anissa kepada gadis dihadapannya, "fitri, apa kamu tau apa yang terjadi pada anissa sampai meminum paraquat...?", tanyanya.

Fitri menundukkan wajahnya, matanya mulai berkaca-kaca belum sempat dia berbicara. Dari kejauhan terlihat sepasang suami istri bersama anak kecil berusia 10 tahun berlari kearah balqis dengan tergesa-gesa sambil menangis.

"dokter, bagaimana keadaan anak saya...?", tanya wanita setengah baya yang merupakan ibunda dari anissa dengan airmata yang tiada henti membasahi kedua pipinya.

"bagaimana dengan putri saya, dokter...?", tanya laki-laki setengah baya yang tidak lain adalah ayahnya anissa.

"untuk sekarang ini keadaan putri bapak dan ibu baik-baik saja, kami sudah menyuntikan pereda nyeri yang kuat untuk menghilangkan rasa sakitnya. Kami mendapatkan laporan putri bapak dan ibu meminum paraquat...", ujar balqis.

"paraquat, dokter...?"

Balqis mengangguk, "iya, paraquat adalah bahan kimia beracun yang banyak digunakan sebagai herbisida atau pembunuh tanaman, seperti rumput, alang-alang..."

Mendengar itu kedua orang tua anissa terbelalak, tenggorokan mereka terasa tercekat. Tiba-tiba kaki keduanya melemas.

"kami sampai sekarang belum bertindak, karena masih menunggu hasil identifikasi dari laboratorium. Kami juga belum tau penyebab putri bapak dan ibu meminum paraquat...", jawab balqis.

Ibu anissa langsung memegang tangan balqis, "tolong selamatkan putri kami dokter, saya akan bayar berapapun. Tapi tolong selamatkan putri saya...", mohonnya dengan menangis.

"kami akan berusaha semampu mungkin untuk menyelamatkan putri bapak dan ibu...", jawab balqis.

Fitri yang dari tadi diam, seketika itu langsung membuka suara. Dia langsung bersimpuh dihadapan kedua orang tua anissa sambil menangis, "om dan tante, maafkan fitri..."

Kedua orang tua anissa terkejut, langsung mengangkat fitri untuk bangkit, "ada apa fitri? Kamu tau apa yang terjadi dengan anissa? Tolong beritahu kami, apa yang sebenarnya terjadi...?"

Fitri menitikan air mata, "anissa mendapat pelecehan dari salah satu dosen di kuliah..."

Duar. Seketika dunia terasa runtuh setelah mendengar pengakuan dari fitri, balqis disana pun ikut terkejut, kakinya terasa lemas mendengarnya.

Fitri kembali bersimpuh, "maafkan fitri om, tante karena menyembunyikan hal ini pada kalian..."

Terlihat dokter burhan berlari kearah balqis seraya memberikan map rekam medis milik anissa, "ini hasil dari laboratorium, kami sudah memeriksa. Pasien sedang mengandung saat ini usia kehamilannya 4 minggu..."

Balqis merasa jantungnya mencelos mendengar ucapan dari dokter burhan.

~~~

" Ruang Brigjen Polri - Polres Metro Jakarta Pusat "

Tok... tok... tok

"masuk...!", perintah seseorang yang ada didalam ruangan.

Pintu terbuka, masuklah kombes.pol haryo kedalam ruangan tak lupa mengangkat tangan memberi hormat kepada komandannya brigjen.pol basukarna ismawan.

Kombes.pol haryo memberikan laporan hasil laboratorium CC4 pada komandan. "ini laporan dari hasil pemeriksaan Laboratorium, hasil pemeriksaan lembaran yang ditemukan di gedung TPI adalah CC4..."

Brigjen.pol ismawan mengambil laporan tersebut dan membacanya, kemudian meletakkan laporan itu beralih menatap lelaki dihadapannya, "haryo. Saya tadi, baru saja mendapat perintah dari atasan untuk tim mu. Dalam kasus ini, atasan memerintahkan kamu dan tim mu untuk bekerjasama dengan Bareskrim Polri..."

"baik komandan...!", jawab kombes.pol haryo tegas.

"apa seluruh tim mu sudah mulai melakukan penyisiran...?", tanya brigjen.pol ismawan.

"betul pak..."

Brigjen.pol ismawan mengangguk mengerti, "baiklah, beritahu kepada anggota tim mu tentang hal tersebut.

"baik pak..."

~~~

 " Ruang IGD - Rumah Sakit Adyatama "

Di bangku tunggu terlihat kedua orang tua dari anissa dan fitri terus menangis, ibunda anissa berdiri dari duduknya dan berjalan kearah dokter balqis.

Balqis terkejut saat kedua tangan nya di ambil oleh ibunda anissa, "dokter, saya mohon lakukan sesuatu kepada putri saya. Kami sudah berusahan untuk berbicara dengan anissa, tetapi anissa tetap diam dan malah mengusir kami untuk pergi dari ruangannya tadi. Tolong lakukan sesuatu dokter...", mohon dari ibunda anissa.

Dokter burhan mendekat kepada balqis, "dokter balqis, apa yang harus kita lakukan? Anissa tetap diam. Jika terus seperti ini keadaannya akan sangat bahaya..."

Balqis mengambil tangan ibunda anissa, "aku akan mencoba untuk berbicara dengan anissa..."

"terimakasih dokter...", ucap ibunda anissa.

Balqis mulai melangkah menuju ruang IGD yang dimana anissa ada didalamnya. Pintu pun dibuka, balqis disana bisa melihat anissa yang tidur diatas brangkar meringis kesakitan. Dia berjalan mendekat menuju samping brangkar dan berdiri dengan bertumpu lututnya.

Balqis memberikan usapan-usapan lembut dan halus ke puncak kepala anissa, "anissa, aku tahu kamu pasti merasa putus asa. Itu sebabnya kamu membuat keputusan seperti itu. Aku mengerti rasa sakitmu, sungguh. Tetapi satu yang harus kamu tau, seberapa buruk kondisimu saat ini, kamu tetaplah kamu, kamu tetaplah anissa. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun, yang seharusnya di hukum bukanlah kamu. Tetapi orang yang melakukan kesalahan itu padamu..."

Setelah mendengar untaian kata yang di ucapkan balqis, anissa menunjukan pergerakan. Dia berusahan menggapai tangan dari balqis, "anissa, kamu mendengarnya...?"

Balqis mengenggam erat tangan dari anissa, "kamu tidak salah anissa..."

Anissa menangis menitikan air mata, "aku tidak bersalah...", ucapnya, "dokter, tolong selamatkan aku. Aku ingin kembali belajar, aku ingin sembuh agar bisa bersama dengan ayah dan ibu juga adikku. Tolong sembuhkan aku..."

Balqis tanpa sadar menitikan air mata, dia tersenyum bahagia melihat anissa memiliki semangat untuk hidup kembali, "iya, aku akan berusaha untuk menyembuhkanmu. Tetapi kamu harus memberitahu aku, berapa banyak kamu meminum paraquat nya?"

"a-ku hanya menelannya sebentar, setelah itu aku memuntahkannya...", jawab anissa.

Balqis tersenyum dengan terus mengusap puncak kepala anissa, "kamu hebat langsung memuntahkannya, jangan takut. Tenanglah, kita akan memulai operasi untuk menyembuhkanmu. Jadi jangan takut dan tenanglah..."

Anissa mengangguk pelan, balqis langsung melangkah keluar dari ruang IGD. Kedua orang tua langsung berjalan kearah dokter balqis.

"dokter, bagaimana dengan putriku...?", tanya ibunda anissa.

Balqis menarik senyum kepada kedua orang tua dari anissa, "anisa sudah mengatakan semuanya. Kita akan menyiapkan operasi untuk nya..."

Terdengar helaan nafas lega dari kedua orang tua anissa, mereka berpelukkan sambil menangis bahagia akhirnya putrinya memiliki semangat hidup kembali.

"ibu, tunggulah disini bersama zaki. Aku akan ke kantor polisi untuk melaporkan kebejatan dari dosen universitas itu...", ucap ayah anissa.

Ibu anissa mengangguk, "iya ayah, hati-hati. Doakan agar putri kita selamat..."

"pastinya, aku akan doakan. Kalau begitu, aku pergi dulu. Assalamualaikum...", ucap salam ayah anissa langsung melangkah pergi.

"iya ayah, waalaikumsalam..."

###

Brigadir Jenderal Polisi atau umumnya disingkat menjadi Brigjen. Pol, adalah tingkat pertama bagi perwira tinggi polisi di Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pangkat ini setara dengan Brigadir Jenderal pada militer. Tanda kepangkatan yang dipakai adalah satu bintang.

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) adalah unsur pelaksana utama (Polri) pada tingkat Markas Besar yang dipimpin oleh Kepala Bareskrim (Kabareskrim Polri) yang bertanggung jawab kepada (Kapolri). Kabareskrim Polri bertugas membantu Kapolri dalam membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, pengawasan dan pengendalian penyidikan, penyelenggaraan identifikasi, laboratorium forensik dalam rangka penegakan hukum serta pengelolaan informasi kriminal nasional.

Paraquat merupakan Herbisida(adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan tumbuhan pengganggu (gulma), seperti rumput, alang-alang dan semak liar.) yang sangat toksik terutama yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui rute ingesti, inhalasi dan kulit.