Chereads / Jiwa Yang Terlahir Kembali / Chapter 10 - Bisnis kecil-kecilan

Chapter 10 - Bisnis kecil-kecilan

Apa kali ini Shen Dongyuan benar-benar tidak menyalahkannya? 

Tetapi kali ini ia dilempar mangkok olehnya, jadi mungkin Shen Dongyuan masih menyalahkannya. Bagaimanapun juga, pria itu tidak bisa dipercaya. Jadi Zhu Haimei harus mengandalkan dirinya sendiri. Zhu Haimei pun telah mengambil keputusan. Setelah ini, ia akan mengabaikan siapa pun yang ada hubungannya dengan Shen Dongyuan. Lagi pula, ia hanya meminjam tubuh orang lain. Jadi, mau hidup bagaimanapun juga, itu adalah urusannya sendiri. 

Saat Zhu Haimei selesai membersihkan ruangan, mie yang ia masak kemarin sudah tidak panas, tetapi masih bisa dimakan. Kemarahan Shen Dongyuan pun muncul lagi saat melihatnya makan dan minum seolah tidak terjadi apa-apa. Shen Dongyuan masih berpikiran kalau masalah Zhu Haimei dengan Zhong Yan ini benar-benar karena kesalahan Zhu Haimei. Shen Dongyuan kemudian mengambil bajunya dan keluar, ia lalu menutup pintu dengan keras. 

Zhu Haimei yang duduk di samping meja pun tersenyum pahit. Ia akan senang kalau Shen Dongyuan tidak kembali. Ia benar-benar tidak tahu apa yang disukai sang pemilik tubuh asli ini dari Shen Dongyuan. Laki-laki itu begitu tidak menyukainya, tetapi ia masih saja menempel pada Shen Dongyuan, benar-benar cari masalah. Untuk sementara waktu, Zhu Haimei tidak ingin memikirkan masalah ini. Karena cepat atau lambat, akan ada hari dimana ia tidak akan berada di sini lagi untuk menerima perlakuan kejam ini. 

Setelah selesai makan dan mencuci piring, Zhu Haimei melihat sebagian besar hidangan yang ia masak kemarin masih tersisa. Ia menatap hidangan tersebut dengan tatapan menyesal lalu mengambil sekop dan sekantong kecil permen yang harganya 0.2 yuan, dan kemudian pergi ke rumah kak Huang. Bangunan ini tidak kedap suara, dan suara pertengkaran mereka begitu keras. Zhu Haimei yakin semua orang bisa mendengar pertengkarannya dengan Shen Dongyuan. Tapi ketika kak Huang melihat luka di kepala Zhu Haimei, ia tampak sangat terkejut dan bertanya. "Kepalamu kenapa?" 

"Tidak apa-apa, hanya terbentur saja." Jawab Zhu Haimei lalu tersenyum. "Kak, aku datang untuk mengembalikan sekop. Dan ini untuk Qiang Qiang." Kata Zhu Haimei sambil menyerahkan satu kantong kertas kecil. Tanpa menunggu respon dari kak Huang, ia segera berbalik dan turun. Meskipun kak Huang manggilnya, ia tetap tidak berbalik dan terus turun ke lantai bawah dengan perlahan. 

Mulai sekarang, Zhu Haimei akan menjadi wanita yang akan berjuang untuk sukses. Ia tidak akan tunduk pada siapapun. Ia hanya akan melakukan yang terbaik, berusaha keras dan terus berjuang. Ia berdiri di lantai bawah dan mengambil nafas dalam-dalam, lalu melangkah maju dan berlari menuju jalanan yang jarang dilalui orang. Kehidupan yang lebih baik akan segera dimulai lagi. 

Kak Huang dan suaminya sangat terkejut saat melihat sekantong permen pemberian Zhu Haimei. Mereka tidak menyangka bahwa Zhu Haimei memberikannya untuk Qiang Qiang. Sementara itu, Qiang Qiang yang berada di samping mereka melihat permen tersebut dengan air liur yang seolah hendak menetes ke atas meja. "Bu, bisakah aku memakannya sedikit saja?" 

"Kamu boleh memakannya besok, anak baik. Kalau kamu memakannya di malam hari, gigimu akan ditumbuhi cacing." 

Wu Tianlei lalu menarik anaknya ke pelukannya. "Makan sedikit saja tidak masalah, lagipula Qiang Qiang juga tidak setiap hari memakannya." 

Kak Huang lalu mengambilkan sedikit permen dari dalam kantong itu dan menyuapkannya ke mulut Qiang Qiang. Wajah kecil Qiang Qiang pun berubah menjadi gembira. Setelah itu Kak Huang dengan cepat menyimpan permennya. Meskipun harga permen tersebut hanya 0.2 yuan, tetapi itu tetap berharga. 

Mungkin Zhu Haimei memang benar-benar berubah, karena ia secara khusus membelikan permen untuk Qiang Qiang. Namun seseorang tidak mungkin bisa berubah secepat ini kan?

Keesokan paginya, Zhu Haimei bangun dengan cepat lalu segera menghangatkan mie sisa tadi malam. Setelah itu, ia keluar dengan tas punggungnya. Dan rencana untuk makan liangpi (mie dingin) hari ini, gagal! 

Meskipun masih belum menemukan pekerjaan, tetapi ia juga tidak boleh diam saja. Ia benar-benar tidak mau pulang ke kota asalnya. Ia dan Shen Dongyuan pun juga tidak tahu sampai kapan mereka bisa melewati ini semua. Ia harus mencari nafkah sendiri, agar saat ia diusir suatu hari nanti ia masih bisa makan. 

Kemudian ada sebuah ide terbesit di benak Zhu Haimei saat melihat ada begitu banyak orang di lokasi konstruksi. Bagaimana dengan makan mereka? Zhu Haimei ingin mengetahui tentang itu. Kalau memungkinkan, ia ingin menjual makanan rumahan atau shui jiao mian tiao di sekitar lokasi konstruksi. Para pekerja pasti sarapan dan makan malam di rumah. Jadi, berjualan saat makan siang seharusnya bisa. 

(Shui jiao mian tiao adalah salah satu makanan China berupa mie kuah dengan dumpling.)

Dalam sebuah kehidupan, makanan, pakaian, dan tempat tinggal serta sarana transportasi sangatlah penting. Meskipun tidak punya uang, tetapi manusia tetap harus makan kan? Pagi-pagi seperti ini, di lokasi konstruksi masih belum ada banyak orang. Zhu Haimei lalu memberanikan diri untuk bertanya ke salah satu orang. 

"Kak, bisakah aku mengganggumu sebentar?" 

Pria itu mengambil besi, hendak memulai pekerjaannya sambil menyahuti ucapan Haimei. "Ada apa?" 

"Aku ingin bertanya, kalian makan siang dimana?" 

"Di kantin." 

Jawaban tersebut membuat hati Zhu Haimei merasa sangat kecewa. "Berapa harga makanan di kantin?" 

"Sayuran harganya 0.2 yuan, daging 0.3 yuan, dua mantou 0.1 yuan, dan nasi 0,11 yuan." 

Itu sangatlah mahal. Zhu Haimei pun mulai bersemangat dalam hatinya. "Kak, aku ingin menjual makan siang di sini. Apakah menurutmu akan ada orang yang membelinya?" 

Pria itu meletakkan besi dan berkata, "Aku tidak tahu." 

"Kalau begitu, apa kamu akan pergi membelinya?" 

"Aku tidak tahu." 

Orang itu terus menjawab tidak tahu. 

Akan tetapi Zhu Haimei tidak menyerah. "Aku ingin membuka warung liangpi (mie dingin) Apa menurutmu itu akan laku?" 

"Entahlah. Pokoknya kami harus bisa makan dengan kenyang, karena orang-orang yang bekerja seperti kami perlu melakukan banyak hal." Ini adalah pernyataan yang sangat relevan dengan apa yang ingin Zhu Haimei ketahui. Para pekerja di sini menghasilkan uang dengan bekerja sangat keras. Jadi ia harus menjual makanan murah dan bisa mengenyangkan. 

Setelah itu, Zhu Haimei juga bertanya kepada beberapa orang yang lain. Beberapa ada yang mengatakan bisa laku, beberapa ada yang mengatakan tidak. Namun ia harus mencobanya terlebih dahulu untuk mengetahui apakah itu bisa laku atau tidak. Tapi, disini cuacanya panas, mereka tetap harus memakan makanan yang panas. Karena kalau mereka memakan makanan yang dingin, itu tidak baik untuk tubuh mereka dan cenderung membuat perut mual. 

Zhu Haimei lalu keluar dari lokasi konstruksi. Ia kemudian mempertimbangkan rencananya dengan hati-hati. Kalau ia ingin menjual makanan, ia pasti tidak akan bisa memasaknya di rumah. Untuk membeli beras dan sayuran pun juga sangat sulit. Ia harus mempunyai gerobak dorong, mengisi tangki gas, serta menyiapkan beberapa panci, wajan, dan sebagainya. 

Untuk rumah, ia bisa menyewanya, tetapi rumahnya harus murah. Gerobak dorong juga bisa disewa. Saat ia punya uang nanti, ia akan membelinya sendiri. Tetapi untuk peralatan seperti piring dan sebagainya, ia harus memesannya terlebih dahulu. Zhu Haimei ingat bahwa di pemberhentian bus yang berikutnya adalah sebuah desa yang jauhnya hanya sekitar dua mil dari sini. Ia pun menghela nafas dan berjalan ke sana. Rencananya sangat bagus, tetapi ia tidak punya uang sama sekali. Ia baru saja bertengkar dengan Shen Dongyuan, jadi ia tidak mau meminta uang pada laki-laki itu, tetapi mau tidak mau ia harus meminta uang padanya. 

Perasaan seperti 'seseorang harus tunduk pada tuan rumah' itu benar-benar buruk. 

Zhu Haimei akhirnya tiba di desa tersebut. Desa ini disebut Desa Shangshui. Orang-orangnya sangat ramah. Setelah Zhu Haimei berkeliling, ia akhirnya menemukan rumah yang cocok untuknya. Hanya ada satu kamar dan rumah itu sangat rapuh. Ia tidak ambil pusing karena ia hanya memerlukan rumah itu untuk meletakkan barang-barang saja. Selain itu, di dalamnya juga ada sebuah gudang kecil dengan kayu bakar di dalamnya. 

Ada kompor di sisi kiri rumah, tetapi tidak ada panci di atasnya. Jika Zhu Haimei ingin menggunakannya, ia harus membeli panci sendiri. Lalu ada sebuah pohon di sudut dinding sebelah kanan rumah, dan ada sebuah sumur di samping pohon tersebut. Di samping sumur tersebut ada sebuah lempengan batu besar. Kalau lempengan itu dicuci bersih, benda tersebut bisa digunakan untuk menaruh barang-barang. Karena tidak ada furnitur sama sekali di dalam rumahnya, jadi uang sewanya satu bulan hanya seharga tiga yuan. 

Zhu Haimei sangat puas dengan harga tersebut. Selain itu, pemilik rumah yang merupakan seorang wanita paruh baya itu juga terlihat sangat bersahabat. Ia bahkan memberitahunya untuk menyerahkan uangnya pada sore hari. Setelah membuat janji, wanita paruh baya itu bilang ia akan menunggu Zhu Haimei di rumahnya pada pukul tiga sore nanti. Selain itu, Zhu Haimei juga mendengar dari bibi tersebut kalau besok adalah 'hari pasar' di desa. Di sini akan dijual beberapa beras dan tepung yang semuanya adalah produksi rumahan. Setelah mengucapkan terima kasih, Zhu Haimei bertanya lagi tentang tempat penyewaan tangki gas. 

Wanita itu tertegun dan berkata, "Kenapa kamu menanyakan tentang benda itu?" 

"Karena aku ingin menggunakannya untuk berbisnis." 

"Benda itu sangat berbahaya, tetapi aku punya satu di rumah. Anak tertuaku yang membelikannya untukku. Kalau kamu ingin menggunakannya, ambil saja yang ada di rumahku, tetapi kamu juga harus membayar 3 yuan perbulan untuk biaya sewa tangki. Tidak ada gas di dalamnya, jadi kamu harus pergi sendiri untuk mengisinya. Tempat pengisiannya tidak jauh dari sini, hanya butuh waktu setengah jam dari sini." 

Satu jam atau lebih itu tidak jauh, tetapi tiga yuan per bulan untuk membayar tangki gasnya saja itu benar-benar mahal. Setelah tawar-menawar harga untuk waktu yang lama, Zhu Haimei akhirnya juga mendapatkan izin untuk menggunakan troli barang datar (flatbed trolley) secara gratis. Dengan begitu, kini masalahnya sudah selesai. Sebenarnya Zhu Haimei tidak ingin meminta gratisan, tetapi ia benar-benar tidak punya uang. Kalau saja ini terjadi di masa sebelum ia terlahir kembali, jangankan tiga yuan, bahkan jika disuruh membayar tiga ratus yuan pun Zhu Haimei akan membayarnya.