Paman yang sudah membantunya membawakan troli tersebut langsung menuju pintu masuk lokasi konstruksi. Hal tersebut membuat Zhu Haimei tersadar, paman itu pasti orang yang bekerja di lokasi konstruksi. Lalu Zhu Haimei pun bergegas menghentikannya dan mengambil selembar kertas minyak. Ia kemudian membuka baskom nasi dan membungkus banyak nasi. Zhu Haimei juga mengambil dua sendok Mazhidoujiao, kemudian memberikannya pada paman paruh baya tersebut sembari berkata, "Terima kasih, Paman. Jangan menolak pemberianku. Saat paman kembali ke dalam, tolong beritahu teman kerja paman bahwa aku berjualan di sini. Maaf merepotkan, Paman."
Paman paruh baya tersebut kemudian berkata, "Jangan berikan itu padaku. Kamu kan belum membuka bisnis mu." Paman tersebut lalu berkata lagi. "Kalau begitu, aku akan menjadi pelanggan pertamamu." Kata paman tersebut sambil mengeluarkan uangnya.
Zhu Haimei dengan cepat menghentikannya. "Paman, sudahlah, terima saja ini." Kata Zhu Haimei. Zhu Haimei memang orang yang seperti itu. Jika filosofi hidup Cao Cao adalah: Aku lebih suka mengkhianati dunia, daripada membiarkan dunia mengkhianatiku. Berbeda dengan filosofi hidup milik Zhu Haimei. Jika dunia mengkhianatinya dan membuatnya berada di dalam masa yang sulit, ia tetap akan membalas bantuan sekecil apapun dari orang lain, dua kali lipat lebih banyak. Jika bukan karena paman ini datang dan membantunya hari ini, ia benar-benar tidak yakin apakah ia akan berani berjualan di dekat lokasi konstruksi tersebut.
Paman paruh baya tersebut tidak bisa membantahnya lagi dan hanya bisa menerima pemberian Zhu Haimei. "Kalau begitu baiklah. Para pekerja selesai bekerja pukul 12 siang, kamu bersiap-siaplah."
"Baiklah. Terima kasih, Paman." Zhu Haimei berterima kasih lagi dan lagi.
Melihat punggung paman setengah baya itu, hatinya menjadi termotivasi. Zhu Haimei percaya bahwa keputusannya sudah benar. Ia lalu mengambil nafas dalam dan menurunkan tangki gas, mengatur kompor dan mulai memasak. Ia bersiap memasak empat macam hidangan panas. Pertama, ia akan memasak Roumoqiezi (tumis daging babi dengan terong). Pertama-tama ia akan memasak terongnya terlebih dahulu. Saat mencium aromanya, perutnya sendiri pun berbunyi. Zhu Haimei lalu membatin, 'Oh pemilik tubuh asli, dewasalah kamu, tahanlah.'
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang ketika hidangan panas terakhirnya, yaitu xihongshi chaojidan (orak-arik telur dengan tomat) sudah siap. Setelah itu, ada seorang pria datang dengan membawa mangkuk nasi. "Nona, makanan apa yang kamu masak ini? Baunya sangat harum. Kami sampai tidak konsentrasi bekerja saat mencium aromanya. Ketua Xue bilang ada yang berjualan di sini. Jadi aku ingin melihat ada apa saja di sini."
Lalu ada beberapa orang yang mengikuti di belakang orang tersebut. Hal tersebut membuat Zhu Haimei sangat senang. Ia lalu menjawab dengan sopan. "Daging 0.3 yuan, sayur 0.2 yuan, nasi 0.1 yuan." Ketua Xue yang disebut oleh orang barusan pasti adalah paman paruh baya yang membantunya menarik troli tadi. Ia mungkin adalah seorang manajer di sini. Sekarang, hati Zhu Haimei pun menjadi sedikit tenang dan tidak takut kalau masakannya hari ini tidak akan terjual.
"Harganya sama dengan di kantin. Bagaimana kalau kita mencobanya dulu?" Kata salah satu pekerja. Mendengarkan nada bicaranya yang seperti kecewa, mungkin para pekerja tersebut berpikir kalau membeli di luar bisa lebih murah.
Zhu Haimei sudah pernah memikirkan tentang hal ini. Kalau ia menjual makanannya dengan harga yang tidak sama dengan harga di kantin, itu akan menjadi kompetisi yang jahat. Dan lama-kelamaan, kantin pasti tidak akan membiarkannya berjualan di sini. Zhu Haimei lebih suka membiarkan bisnisnya tumbuh perlahan daripada bersaing dengan cara yang tidak baik.
"Baiklah, anda ingin makan apa?" Zhu Haimei bertanya sambil tersenyum. Ia tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain tentang dirinya yang datang ke sini untuk menghasilkan uang.
Orang itu menunjuk ke Roumoqiezi dan berkata, "Aku mau dua porsi nasi dan satu porsi Roumoqiezi."
Zhu Haimei mengambil mangkuknya dan mengisinya dengan makanan yang dipesan oleh orang tersebut. Zhu Haimei juga menambahkan satu sendok Mazhidoujiao dan berkata, "Ini sesendok Mazhidoujiao aku berikan gratis untuk anda. Selamat menikmati, sering-sering datang ya. Totalnya 0.5 yuan."
Pembeli tersebut merasa bahagia setelah menerima pemberian Zhu Haimei. Satu sendok yang diberikan padanya itu sama dengan setengah porsi, dan itu diberikannya secara gratis.
Saat orang itu menyerahkan uangnya, Zhu Haimei menunjuk ke kotak kardus kecil di depannya dan berkata, "Anda bisa meletakkannya sendiri di sini."
Pembeli tersebut lalu pergi dengan gembira. Apakah menjual dengan cara seperti ini tidak apa-apa? Zhu Haimei bahkan memberikan tambahan lauk secara gratis. Kalau membeli makanan di kantin, mereka akan memberimu setengah sendok lebih sedikit untuk satu porsinya.
Setelah pembeli pertama, ada pembeli kedua dan seterusnya. Zhu Haimei benar-benar tidak menyangka bahwa satu baskom besar nasi dan enam baskom lauk sudah habis dalam waktu setengah jam saja. Ia bahkan kekurangan nasi hari ini. Sepertinya ia tidak mempertimbangkan dengan baik nafsu makan para pekerja ini. Kalau tadi ia tidak menambah lauknya, nasinya pasti tidak akan cukup.
Kemudian Zhu Haimei membereskan barang-barang dagangannya dengan senang hati. Ia membongkar kompor gas dan memindahkannya ke troli. Lalu pembeli pertamanya datang untuk membantunya mengangkat tangki gas. "Nona, makanan yang kamu masak sangat lezat, dan baunya juga harum. Dengan sekali lihat aku bisa tahu kamu memasukkan banyak minyak ke dalamnya. Apakah besok kamu akan datang lagi? Kalau kamu datang, kami masih akan makan di sini."
Zhu Haimei lalu membalas ucapan orang itu dengan gembira. "Tentu saja datang. Terima kasih atas dukungannya."
Dalam perjalanan pulang, Zhu Haimei merasa sangat lapar. Akan tetapi, rasa laparnya seperti menghilang saat teringat kotak kardus kecil yang penuh uang di trolinya.
Begitu Zhu Haimei sampai di rumah kecilnya, ia tidak sabar untuk menutup pintu dan mengeluarkan semua uang yang ada dalam kotak kardus untuk dihitung.
Setelah menghitung tiga kali, Zhu Haimei tidak menyangka kalau ia mendapatkan 16.4 yuan. Zhu Haimei menatap tak percaya pada tumpukan uang kertas yang ada di tangannya. Kalau begini, ia pasti akan bisa mengembalikan uang yang ia pinjam dari Shen Dongyuan dalam waktu sepuluh hari. Kalau ia menjual dengan jumlah seperti ini setiap hari, bukankah ia akan bisa melunasinya hanya dalam tiga atau lima hari saja? Hal ini membuat Zhu Haimei begitu gembira, bahkan hingga melompat kegirangan di dalam rumah kecilnya tersebut. Akhirnya ia tidak akan khawatir kelaparan lagi nantinya. Namun tak lama kemudian ia mulai tersenyum pahit. Sejak kapan ia sudah puas dengan pencapaian seperti ini?
Zhu Haimei lalu mengeluarkan lima dolar dan memasukkannya ke dalam tas kainnya. Setelah ini, ia harus menyimpan lima yuan setiap hari untuk ditabung.
Zhu Haimei lalu memasak beberapa makanan untuk dirinya sendiri. Ia kemudian duduk di bangku kecil yang ada di dekat sumur dan memandangi pohon-pohon besar nan hijau sembari menerawang jauh. Saat uangnya sudah terkumpul cukup banyak, ia akan pergi ke rumah paman dan bibinya. Namun pada masa ini mereka pasti belum menikah. Karena Zhu Haimei tidak bisa membalaskan budinya di kehidupannya yang dulu, maka ia harus membalaskan kebaikan mereka di kehidupannya yang sekarang. Karena bagaimanapun juga, mereka telah membesarkannya. Tiba-tiba ada sesuatu yang terbesit di hati Zhu Haimei. Bukankah itu berarti ia bisa melihat orang tuanya di kehidupan yang sekarang?
Bibi adalah kakak dari ibunya. Ibu kandungnya adalah adik dari bibinya. Ia hanya tahu hal tersebut. Zhu Haimei pernah bertanya tentang siapa ayahnya, tetapi bibi dan pamannya hanya menjawab dengan dua kata, tidak tahu. Ekspresi mereka jelas bukan tidak tahu, tetapi tidak mau mengatakannya. Zhu Haimei curiga bahwa ayahnya adalah seorang pembunuh dan ditembak di penjara. Mereka takut Zhu Haimei akan malu, jadi mereka tidak mau mengatakannya.
Zhu Haimei hanya bisa menghela nafas, ia benar-benar ingin melihat mereka.
Setelah beristirahat sejenak, Zhu Haimei lalu mengemasi barang-barangnya dan pergi untuk membeli bahan makanan yang akan ia masak besok. Ia akan membeli apa yang bisa ia beli. Ia ingat bahwa pasar di depan area pengisian gas menjual banyak barang, tetapi tempat itu cukup jauh dari sini. Tapi hari ini ia bisa pergi dengan naik bus, karena ia memiliki uang dari hasil berjualan.
Dalam perjalanan pulang, Zhu haimei kelelahan setengah mati karena harus berjalan kaki sambil membawa lima kilogram beras dan Zhuxiahuo (organ dalam/jeroan babi). Karena Zhuxiahuonya berbau menyengat, akhirnya kondekturnya tidak memperbolehkannya naik bus.
Sesampainya di rumah kecilnya, Zhu Haimei buru-buru membersihkan Zhuxiahuo tersebut.
Setiap perayaan tahun baru, pamannya akan memasakkan zhugan (hati babi), zhuxin (jantung babi), dan zhufei (paru-paru babi) serta zhudachang (usus besar babi). Pamannya memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan bau amisnya, sehingga Zhuxiahuo yang dimasaknya sangat lezat.
Awalnya, jeroan babi tersebut memang sangat bau, tetapi setelah mencucinya sebanyak dua kali, baunya menjadi tidak begitu menyengat. Zhu Haimei lalu melapisi usus besar babi dengan menggunakan tepung dan garam, lalu memasukkannya ke dalam panci, kemudian menuangkan sebotol anggur, dan merebusnya dengan api besar. Zhu Haimei merebus usus besar dan zhuxiahuo lainnya tersebut dengan mengganti airnya sebanyak 3 kali. Hal tersebut harus dilakukan agar Zhuxiahuo yang dibuat bisa terasa lezat saat dimakan. Dan langkah yang terakhir adalah merebusnya dengan api kecil.