Chereads / Jiwa Yang Terlahir Kembali / Chapter 15 - Mengembalikan Uang

Chapter 15 - Mengembalikan Uang

Zhu Haimei mendengar ada seseorang di luar yang berkata sambil tertawa. "Kapten Zhang, tidak takut istrimu marah ya?" 

Lalu Kapten Zhang pun menjawab. "Ia kembali ke rumah ibunya." 

Dan semua orang tertawa lagi setelah mendengar ucapan barusan. "Kalau begitu, hari ini kamu harus minum lebih banyak. Istrimu kan tidak ada di sini." Zhu Haimei yang memasak sambil mendengarkan gelak tawa di luar, merasa seolah-olah ia kembali lagi ke waktu-waktu indah di masa lalunya. 

Di dalam satu panci ada hongshaorou (daging perut babi bumbu kecap) dan di panci lainnya ada ayam cola rebus. Awalnya Zhu Haimei ingin memasak sayap ayam untuk masakan ayam cola rebusnya, tetapi setelah beberapa lama berkeliling di pasar, ia tidak dapat menemukan sayap ayam. Akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan daging ayam saja. Untuk cola nya, ia juga baru bisa mendapatkannya setelah mencari untuk waktu yang lama. Ia merebus ayam colanya terlebih dahulu. Setelah itu mengeluarkan daging ayamnya dan menaruhnya di mangkuk kecil. Sisanya ia sajikan di atas piring untuk dibawa keluar oleh Kak Huang. Tak lama kemudian, ia bisa mendengar seruan terkejut dari luar yang mengatakan, "Ini sangat lezat."

Beberapa saat kemudian, hidangan panas pun keluar satu per satu. Hari ini Zhu Haimei membuat beberapa hidangan panas seperti Suanlatudousi, hongshaoqiezi, baochaoyaohua dan haimibayoucai serta qiezishaodoujiao. Semua masakan tersebut Zhu Haimei masak sendiri. Ia tidak merasa kesulitan saat memasaknya, tetapi orang-orang itu sangat kagum padanya dan berkata bahwa hidangan buatannya sangat lezat. 

(Suanlatudousi adalah hidangan kentang parut yang dibumbui asam pedas. Dan Hongshaoqiezi adalah tumis terong, sedangkan Baochaoyaohua adalah hidangan ginjal babi goreng. Haiminayoucai adalah hidangan berupa tumis bok choy, dan Qiezishaodoujiao adalah tumis terong dan kacang panjang).

Lalu ada seseorang yang tidak Zhu Haimei kenal, datang ke dapur untuk melihat apakah masih ada makanan, karena semua makanan yang disiapkan Zhu Haimei tadi sudah habis. Akan tetapi orang tersebut segera diseret kembali oleh Wu Tianlei. 

Kalau dihitung-hitung, sudah ada 10 macam hidangan yang dimasak oleh Zhu Haimei. Ia membuat basipingguo (apel dilapisi dengan gula cair), kemudian memasak hongshaorou (daging babi rebus bumbu kecap) untuk menu utama. Jika digabungkan, berarti sudah ada 12 macam hidangan yang dimasak oleh Zhu Haimei. 

Saat Shen Dongyuan melihat hidangan yang terus berdatangan, hatinya merasa sedikit cemas. Masakan sebanyak ini disajikan dengan jumlah yang banyak, terutama ayam dan hongshaorou. Ayam sebesar ini harusnya seharga tiga atau empat yuan. Selain itu, ada begitu banyak daging. Seluruh hidangan yang ada di atas meja tampak begitu mahal. Orang tuanya yang ada di kampung halaman saja tidak menghabiskan uang sebanyak ini untuk biaya makan mereka selama sebulan. Wanita ini benar-benar tidak tahu caranya hidup, ia cuma tahu cara menghabiskan uang. Pikir Shen Dongyuan. 

Tetapi karena orang-orang terus mengatakan bahwa ia benar-benar beruntung karena masakan istrinya lezat, akhirnya kebencian yang ada di hati Shen Dongyuan pun perlahan-lahan menjadi sedikit berkurang. Lagipula ia juga tidak setiap hari mengundang orang untuk makan, jadi biarkan saja. 

Sebenarnya, Zhu Haimei tidak pernah memikirkan berapa banyak uang yang akan ia belanjakan. Ia hanya berpikiran jika ia ingin mengundang tamu, ia harus membuat tamu-tamunya itu makan dengan bahagia. Lagipula, uang juga harus dibelanjakan. Jika uang sudah dibelanjakan, tetapi tidak terlihat manfaatnya di mata orang lain, itu sama saja dengan merugi. 

Zhu Haimei yang berada di dapur menjadi berdegup kencang saat mendengar orang-orang memuji masakannya. Ia diam-diam memarahi sang pemilik tubuh asli, karena sifatnya yang kekanakan. Mengapa dirinya langsung bersemangat hanya karena dipuji? 

Malam itu, Zhu Haimei terlihat begitu sibuk di dalam dapur, hingga ada seseorang yang berkata, "Kakak-kakak ipar, jangan terlalu sibuk. Makanannya sudah cukup banyak untuk dimakan, ayo makan bersama." 

Zhu Haimei pun mendorong kak Huang agar keluar, dan beralasan bahwa ia akan makan setelah membuat sup untuk hidangan terakhirnya. Kak Huang sebenarnya tidak ingin keluar, tetapi hidangan yang dibuat oleh Zhu Haimei terlalu harum, dan ada begitu banyak ayam serta daging. Ketika Kak Huang mencium aroma masakan Zhu Haimei, sejujurnya ia sangat ingin memakannya. 

Awalnya, Zhu Haimei melakukan hal ini hanya karena ia ingin berterima kasih pada Shen Dongyuan yang sudah meminjaminya uang. Kemudian, ia pergi ke rumah kak Huang untuk meminjam sesuatu dan mendapat ide untuk meminta mereka datang ke rumahnya. Siapa yang tahu kalau pada akhirnya yang datang akan menjadi sebanyak ini? 

Sebenarnya, Zhu Haimei sudah memasak supnya sejak awal, tetapi ia tidak terlalu lapar setelah seharian mencium bau jelaga. Selain itu, Zhu Haimei juga enggan keluar dari dapur, karena ia tidak bisa menyatu ke dalam lingkaran orang-orang yang ada di sini. 

Sementara mereka mengobrol dengan asyik, serta makan dan minum dengan senang, Zhu Haimei terdiam dan merasa kesepian di dapur. Tiba-tiba ia tersadar oleh suara botol bir yang jatuh. Setelah beberapa saat, Shen Dongyuan masuk dan berkata, "Makanlah selagi masih panas." Lalu ia dengan cepat membawa mantou dan supnya keluar. Semua orang dengan cepat berkata, "Cepat sini, ayo makan." Zhu Haimei pun menjawabnya dengan senyuman lalu membereskan beberapa piring kosong dan kembali bersembunyi di dapur. 

Namun saat semua tamu akan pulang, Zhu Haimei tetap keluar untuk mengantarkan mereka. Ia tidak lupa meminta mereka untuk datang lagi lain waktu. 

Para tamu tersebut telah makan dan minum sampai kenyang. Dan yang paling bahagia adalah Qiang Qiang, ia bahkan membungkus satu apel untuk dibawa pulang. 

Setelah mengantarkan mereka pergi, Zhu Haimei membereskan meja makan dalam diam. Sedangkan Shen Dongyuan bergegas mencuci piring. Zhu Haimei merasa heran dan bertanya-tanya. Ia tak menyangka bahwa Shen Dongyuan tidak marah, malah membantunya mencuci piring. Ya sudahlah, sesuka hatinya saja, pikir Zhu Haimei. 

Zhu Haimei pun tidak menolak bantuan dari Shen Dongyuan. Perempuan itu lalu mengambil sapu dan membersihkan rumah. Mereka berdua tidak saling bicara dan sibuk dengan aktivitas masing-masing. 

Setelah selesai membersihkan rumah, Zhu Haimei mengeluarkan uang sebesar 30 yuan dan menyerahkannya kepada Shen Dongyuan. "Aku meminjam 30 yuan beberapa hari yang lalu. Ini 30 yuan nya aku kembalikan dan berikan surat jaminannya padaku." 

Shen Dongyuan terkejut. "Apakah ini sungguh uangmu?"

Zhu Haimei mengangguk. "Ya, jangan khawatir. Aku tidak mengakalimu dan juga tidak melakukan pencurian atau perampokan." 

Kali ini Shen Dongyuan menjadi sedikit merasa bersalah. "Aku tidak bermaksud seperti itu." Balasnya lalu terdiam sesaat. "Kamu bisa memberiku 10 yuan saja, lagipula kamu sudah memberiku 20 yuan waktu membeli bir tadi." 

"Ambillah. Aku tahu kamu juga meminjam beberapa uang ke orang lain. Segera kembalikan uangnya kepada mereka. Selain itu, aku dulu juga sudah banyak menghabiskan uangmu. Dan tolong berikan surat jaminannya padaku." Balas Zhu Haimei. 

Shen Dongyuan tidak mengatakan apapun. Ia tidak bisa mengatakan kata-kata seperti, aku sudah seharusnya menafkahimu dan sebagainya. Zhu Haimei pun juga tidak berharap Shen Dongyuan mengatakan hal seperti itu. Selama Shen Dongyuan tidak mengejeknya, Zhu Haimei akan baik-baik saja. 

Shen Dongyuan lalu masuk ke kamarnya dan mengembalikan surat jaminan itu pada Zhu Haimei. Perempuan itu langsung merobek kertas tersebut, dan setelah itu, hatinya pun menjadi lega. 

Ketika melihat Zhu Haimei merobek surat jaminan itu dengan serius, tiba-tiba Shen Dongyuan merasakan perasaan yang aneh. Apakah benar ini adalah Zhu Haimei? 

"Oh iya, bisakah aku minta tolong padamu untuk membantuku mencarikan beberapa kupon? Tenang saja, kalau memang itu butuh uang, aku yang akan membayarnya." Pinta Zhu Haimei. Sejak melakukan bisnis kecil-kecilan, ia telah belajar lebih banyak tentang dunia ini. Meskipun ia bisa membeli barang-barang tanpa kupon, tetapi ia masih membutuhkan kupon untuk membeli barang dari agen pemasok yang berkualitas lebih baik. Untungnya, semua tempat yang dikunjunginya untuk berbelanja sekarang adalah pasar besar, sehingga ia tidak membutuhkan kupon. Kalau tidak, ia pasti akan sangat kesulitan. 

Shen Dongyuan dibuat terkejut dengan perkataan Zhu Haimei barusan, tetapi lelaki itu tetap menganggukkan kepalanya. "Oke." Sangat mudah untuk menemukan kupon, pikirnya.

Zhu Haimei kemudian berbalik dan masuk ke dapur untuk memanaskan sisa xihongshi jidantang (sup tomat dan telur), lalu memakannya. Shen Dongyuan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun saat ia melihatnya duduk di meja kecil untuk makan. Sebenarnya, Shen Dongyuan sangat ingin berterima kasih padanya, karena hari ini ia sudah memasak begitu banyak. Dulu, ketika orang-orang tahu bahwa Shen Dongyuan sudah menikah, mereka ingin datang ke rumahnya untuk makan bersama, tetapi Shen Dongyuan selalu menolaknya karena Zhu Haimei terlalu malas dan tidak bisa memasak. 

Hidangan makanan malam hari ini sangat banyak, Zhu Haimei pasti menghabiskan banyak uang untuk membeli ayam dan daging. Empat botol bir yang dibeli Shen Dongyuan saja harganya sekitar 10 yuan, dan hidangan makan malam hari ini paling tidak membutuhkan biaya sekitar 10 yuan. Selain itu, Zhu Haimei juga mengembalikan uang 30 yuan yang ia pinjam dari Shen Dongyuan. Bagaimana bisa Zhu Haimei menghasilkan uang sebanyak ini hanya dalam beberapa hari? Pekerjaan apa yang ia lakukan? Shen Dongyuan ingin bertanya, tetapi kata-katanya seakan tertahan di mulutnya. Ia akhirnya urung bertanya dan berbalik masuk ke kamarnya sendiri. 

Zhu Haimei merasa lega setelah Shen Dongyuan akhirnya masuk ke dalam kamar. Ketika Shen Dongyuan berdiri dan mengamatinya dari jauh, Zhu Haimei menjadi sedikit tertekan. Untunglah lelaki itu cepat pergi, kalau tidak, Zhu Haimei pasti tidak akan bisa mencerna makanannya dengan baik.