"Tidak usah dipikirkan lagi. Setelah makan nanti, kalian berdua temani aku ke sana!"
Apapun nanti masalahnya, Jian Xiaoqiao tidak ingin pergi menghadapi Gu Yishen seorang diri.
Melihat hal ini, Yun Xi mengatakan, "Aku mengantarmu sampai depan pintu kantor saja. Kalau aku ikut masuk…" Yun Xi melanjutkan kalimatnya setelah terbatuk, "Takutnya tidak boleh."
"Takut apa? Kamu masih takut dipukul?"
"Menurutku, ini adalah masalah kalian berdua. Seharusnya kalian juga yang menyelesaikannya, kami tidak akan ikut campur!"
"Benar, Xiaoqiao! Apa yang dikatakan Yun Xi benar. Kabur bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah!"
Jian Xiaoqiao terlihat menyumpit makanannya dengan kesal. Setelah makan beberapa suapan, mereka pun pergi ke kantor.
Di dalam sekolah, kantor semua guru berada dalam satu ruangan. Hal ini karena khawatir akan terjadi masalah jika guru memanggil murid secara pribadi.
Kecuali kepala sekolah dan wali kelas, mereka memiliki ruangan masing-masing, termasuk Gu Yishen. Jadi dia juga memiliki ruangan sendiri.
Jian Xiaoqiao mengetuk pintu, "Masuklah!" Suara berat Gu Yishen terdengar dari dalam.
Jian Xiaoqiao sejenak menatap Lin Xi dan Yun Xi, "Kalian temani aku masuk, ya?" Ujarnya sambil tertawa aneh.
"Xiaoqiao, kita akan menunggumu di luar. Kalau ada masalah, teriaklah!" Lin Xi berusaha menenangkan Jian Xiaoqiao.
"Iya Xiaoqiao. Pak Gu bukan orang yang kasar. Tidak akan ada masalah!"
"Aku…"
Setelah mengambil nafas yang panjang, Jian Xiaoqiao membuka pintu dan masuk ke ruangan itu.
Ruangan Gu Yishen berbeda dengan ruangan guru lainnya. Ruangan Gu Yishen sangat besar dan memiliki interior berwarna hitam putih. Saat masuk, kita akan melihat sebuah rak buku yang besar dan penuh dengan buku-buku.
Di sebelahnya terdapat beberapa tanaman. Beberapa langkah dari tanaman itu, ada sebuah sofa hitam yang terbuat dari kulit asli.
Di atas nampan, terdapat peralatan untuk minum teh.
Di bawahnya, terdapat berbagai macam daun teh.
"Pak… Pak Gu!" Jian Xiaoqiao memanggilnya dengan suara yang kecil. Jian Xiaoqiao sedang berdiri di depan Gu Yishen yang sedang tertunduk dan menulis sesuatu di mejanya.
"Duduklah!" Ujar Gu Yishen tanpa mengangkat kepalanya.
"Pak Gu, kenapa kamu memanggilku?"
"Tunggu sebentar!"
Jian Xiaoqiao duduk di sofa sambil melihat gorden dan ingin membukanya.
Ruangan Gu Yishen berada di gedung sekolah tepatnya di lantai dua. Walaupun murid-murid yang berada di bawah tidak dapat melihatnya, tapi Gu Yishen…
Dalam otaknya sedang terputar tayangan saat Gu Yishen menciumnya dengan sekuat tenaga. Jantungnya kembali berdegup tidak karuan.
Akhirnya Gu Yishen meletakkan bolpoinnya lalu berjalan menuju sofa untuk duduk di sebelah Jian Xiaoqiao.
Tangannya yang besar mengelus puncak kepala Jian Xiaoqiao dengan lembut, "Bukannya kamu sudah sehat? Kenapa perutmu sakit lagi?"
"Aku…" Jian Xiaoqiao menatap Gu Yishen dengan dalam. Saat itulah dia baru sadar bahwa Gu Yishen memanggilnya karena mengira perutnya sakit lagi.
"Bukankah kemarin aku sudah memberimu obat? Kamu tidak meminumnya lagi?" Ucap Gu Yishen lalu menggenggam tangan Jian Xiaoqiao, "Ayo pulang bersamaku!"
"Genggamanmu membuatku sakit!" Jian Xiaoqiao memberitahu Gu Yishen.
"Apakah sakit sekali?" Gu Yishen mengernyitkan dahinya saat melihat raut wajah Jian Xiaoqiao yang berubah. Saat Gu Yishen akan memeluk, Jian Xiaoqiao menggelengkan kepalanya, "Aku sudah tidak sakit lagi. Hanya saja, semalam aku tidak tidur dengan nyenyak."
Gu Yishen menatap Jian Xiaoqiao dengan pandangan yang sangat dalam.
Tidak lama kemudian, dia mengatakan, "Semalam aku ke Huangcheng. Kakakmu yang memanggilku."