"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Lin Xi saat tangan laki-laki itu memegang lengannya. Dia ingin melepaskan tangan pria itu, di saat yang sama dia merasakan pinggangnya tegang. Jian Mingrui langsung berdiri dan meraih pergelangan tangan pria itu, "Lepaskan!"
"Hanya seorang wanita saja, kamu bisa membeli wanita dan bermain dengannya, apa kami tidak boleh untuk ikut bermain?!"
Laki-laki itu berbicara seperti itu karena sedang mabuk.
Mendengar perkataan itu, Jian Xiaoqiao langsung berdiri dan menampar wajah laki-laki itu.
Suara tamparan itu terdengar sangat jelas sampai membuat orang-orang di kedai itu melihat ke arah mereka.
Laki-laki itu melepaskan tangannya dari Lin Xi lalu melihat ke arah Jian Xiaoqiao, "Hei gadis jelek, kau berani memukulku?"
"Matamu buta ya! Jelas-jelas aku sudah memukulmu, masih bertanya aku berani apa tidak!" Jian Xiaoqiao meletakkan tangannya di pinggang, lalu melihat laki-laki itu yang mulai berdiri dengan tegap.
Sangat menegangkan!
"Hari ini aku akan mengajarimu sopan santun kepada orang yang lebih tua!" Ujar pria itu sambil melipat lengan bajunya.
"Hei, Bung!"
Jian Xiaoqiao yang sudah mendidih bersama umpatannya itu belum sampai mengayunkan tangannya lagi, namun Gu Yishen segera menahannya dan menariknya.
Melihat wajah Gu Yishen yang terlihat lembut dan tenang, laki-laki itu pun tersenyum, "Anak Muda, kau tidak usah ikut campur!"
Gu Yishen tersenyum, "Dia adalah tunanganku, bagaimana mungkin aku tidak ikut campur?!" Selesai mengatakannya, Gu Yishen langsung menarik Jian Xiaoqiao ke belakang tubuhnya. Dia melepaskan mantelnya dan meletakkannya di badan Jian Xiaoqiao, "Kalau kau mencari masalah, bertarung saja denganku. Mengganggu wanitaku sama saja kau mengajakku untuk bertarung!"
Di belakang laki-laki itu ada empat atau lima orang yang berkumpul. Jumlahnya lebih banyak dari Gu Yishen, namun dia tidak merasa takut sedikitpun.
"Majulah! Nanti jangan salahkan kami kalau tidak lagi peduli dengan hukum. Semuanya terjadi karena kamu yang memulainya!"
"Jangan berkelahi… jangan berkelahi..."
Melihat situasi yang kacau ini, pemilik kedai makanan itu pun datang, "Hari ini aku yang bayar, semuanya, tenanglah!"
"Minggir!" Laki-laki itu mendorong pemilik kedai dan menunjuk ke arah Gu Yishen, "Anak Muda, ada waktu? Ayo kita berkelahi di luar!"
"Ayo!" Gu Yishen menerima tantangan laki-laki itu.
Jian Xiaoqiao melihat Gu Yishen dengan tatapan khawatir, "Pak, apa kamu bisa melakukannya? Atau aku saja yang melakukannya?" Jian Xiaoqiao adalah pemegang sabuk hitam taekwondo!
Gu Yishen menatap mata Jian Xiaoqiao dan berkata, "Aku bisa atau tidak melakukannya, kau nanti akan tahu."
"…" Jian Xiaoqiao menatap Gu Yishen tanpa bisa berkata-kata. Jelas-jelas yang dia maksud bukan seperti itu.
"Kakak, kamu bisa melanjutkan makan dengan Jian Xiaoqiao dan Lin Xi, aku akan segera kembali!" Ucap Gu Yishen kepada Jian Mingrui.
Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak sambil melihat Gu Yishen, "Kamu akan dihabisi dengan mudah oleh orang-orang di belakangku!"
"Tadinya aku tidak berpikiran seperti itu. Tapi kalau kau berpikir seperti itu, aku juga tidak bisa berkata apa-apa."
"Kau..." Laki-laki itu menunjuk wajah Gu Yishen lalu berkata, "Lihatlah bagaimana cara saudara-saudaraku mengajarimu sopan santun!"
"Pak, biarkan aku pergi bersamamu!" Teriak Jian Xiaoqiao kepada Gu Yishen.
Laki-laki itu lalu menatap Jian Xiaoqiao dan berkata, "Jadi kamu menyukai gurumu, tidak apa-apa. Tunggu sampai aku menyelesaikan anak ini, setelah itu aku akan menjadi gurumu. Setiap hari akan kuajarkan bagaimana caranya bercinta! Hahaha..."
Laki-laki itu tertawa sangat keras saat mendengar perkataan Jian Xiaoqiao.
Sebelum Jian Xiaoqiao menggerakkan tangannya, Gu Yishen sudah lebih dulu meninju laki-laki itu. Tinjuannya mendarat tepat di hidung laki-laki itu.
Darah segar mengalir deras ketika Gu Yishen menarik tangannya.
Orang-orang yang sedang makan, memilih membayar makanannya dan segera pergi dari tempat itu. Pemilik kedai tidak punya pilihan lain selain melapor ke polisi.
"Saudaraku, perlihatkan padaku!" Laki-laki itu berteriak kepada orang-orang yang ada di belakangnya sambil memegangi hidungnya yang berdarah.
"Hati-hati, Pak!"