Chereads / Terjebak Asmara Wali Kelasku / Chapter 20 - Perkataan yang Membawa Sial

Chapter 20 - Perkataan yang Membawa Sial

"Gu Yishen sialan! Dia sudah mempermalukanku di hadapan teman-teman sekelas!" Ucap Jian Xiaoqiao yang berdiri di depan pintu toilet dengan perasaan kesal.

Jian Xiaoqiao tahu bahwa tidak mengikuti pelajaran adalah masalah yang besar. Tetapi dia sudah tidak peduli. Lebih baik dia bermain telepon seluler di dalam toilet daripada belajar di kelas orang mesum.

"Xiaoqiao, Xiaoqiao…" Terdengar suara Lin Xi yang memanggilnya dari luar toilet.

"Lin Xi, aku ada di dalam toilet!" Teriak Jian Xiaoqiao. Lin Xi yang mendengar teriakan Xiaoqiao langsung masuk ke dalam toilet.

"Ada apa denganmu? Bukannya kamu sedang kedatangan 'tamu'?" Tanya Lin Xi yang sedang melihat Xiaoqiao berdiri di depan pintu toilet.

Dia tidak terlihat seperti orang yang sedang kedatangan 'tamu'.

Sambil melambaikan tangannya, Jian Xiaoqiao berkata, "Aku membohongi orang mesum itu, aku tidak kedatangan 'tamu'!"

Lin Xi menghela nafas lega, dia lalu berkata, "Saat kamu membungkuk tadi, aku benar-benar mengira jika kamu kedatangan 'tamu'. Kau membuatku panik, jadi aku datang ke sini untuk membawakanmu pembalut."

"Aku..." Jian Xiaoqiao belum menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang hangat mengalir di perut bagian bawahnya, kemudian…

"Lin Xi, perkataanku benar-benar membawa sial!"

"Ada apa?" Lin Xi khawatir melihat Jian Xiaoqiao yang hampir menangis sambil menatap dirinya sendiri.

"'Tamuku' benar-benar datang!"

"…"

Lin Xi berdiri sambil bersandar di pintu toilet, dia lalu berkata pada Xiaoqiao dengan suara pelan, "Xiaoqiao, meskipun aku tahu kamu tidak menyukai Pak Gu, tapi kita sekarang sudah kelas tiga SMA. Tidak ada waktu untuk bermain-main lagi. Lalu, apakah kamu hanya akan berhenti di kelas tiga SMA dan tidak ingin melanjutkan untuk kuliah?"

"Tidak masalah. Lagi pula di sekolah kita ada sekolah dasar hingga universitas. Tidak masalah jika terlambat dua tahun!" Jian Xiaoqiao menjawabnya dengan nada seolah-olah tidak peduli.

Sekolah ini adalah sekolah kelas atas dan terkenal di Kota A. Dari tingkat sekolah dasar sampai universitas semua berada dalam satu lingkungan. Jika dapat lulus dari sekolah ini dengan baik, tanpa mencari pekerjaan pun, akan dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang bagus. Itulah alasan mengapa banyak orang yang ingin bersekolah di sini.

Namun karena ini adalah sekolah kelas atas, biaya yang dikeluarkan pun juga sangat tinggi. Biaya makan dengan menu sederhana di kantin selama satu bulan, lebih mahal daripada rata-rata gaji bulanan orang pada umumnya.

"Apakah kamu benar-benar berencana lulus dari universitas di sini?!"

"Tentu saja. Menurutku ini hal yang bagus. Setidaknya di keluargaku masih banyak yang bisa menghasilkan uang. Benar-benar bukan hal yang buruk untukku!"

"Kata-katamu tidak salah. Sepertinya setelah lulus nanti, kamu benar-benar akan menikahi Gu Yishen?"

Jian Xiaoqiao yang tadinya sedang duduk di toilet seketika berdiri, "Aku tidak menginginkannya!"

Memikirkan seumur hidupnya yang akan dijalani bersama dengan Gu Yishen, Jian Xiaoqiao tiba-tiba merasa dunianya akan suram.

Bukankah lebih baik mencari suami yang memiliki sifat hangat seperti Yun Xi?

Wajah Jian Xiaoqiao bersemu merah saat memikirkannya. Karena pada kenyataannya Yun Xi memang lumayan… 

"Xiaoqiao, kamu sudah merasa baikan atau belum? Selanjutnya adalah kelas Si Penyihir Tua!"

"Sebentar lagi juga akan membaik."

Saat mereka berdua kembali ke kelas, sebagian siswa sudah tidak berada di kelas.

"Ada apa? Tidak ada masalah kan?" Tanya Yun Xi saat melihat dua orang itu kembali.

"Dari awal dia memang berbohong, bagaimana bisa timbul masalah?" Kata seorang gadis yang ada di sebelahnya.

"Iya, dia tidak terlihat seperti orang yang suka berbohong. Bagaimana kita bisa berada satu kelas dengan orang sepertinya?!"

"Kalian jangan mencibir Xiaoqiao, dia…"

"Aku kedatangan 'tamu' atau tidak, itu bukan urusan kalian. Atau kalian ingin pergi ke toilet untuk memeriksanya? Hati-hati saja aku bisa melempar wajah kalian dengan pembalut!"