"Yun Xi, siapa kau sebenarnya? Kenapa aku merasa Pak Gu… dia berbicara dengan sopan padamu?" Dia bertanya sambil menatap Yun Xi.
"Tidak. Mungkin karena aku adalah murid pindahan. Jadi Pak Gu lebih memperhatikanku."
Yun Xi tersenyum, sepertinya dia tidak ingin menjelaskannya lebih jauh.
Mendengar jawaban dari Yun Xi, Jian Xiaoqiao pun tidak mau terus bertanya. Toh, itu juga masalah pribadinya. Dia hanya teman sekelasnya yang tidak seharusnya banyak bertanya.
Setelah selesai makan, mereka berdua kembali ke kelas. Karena belum mendapatkan tempat duduk, Yun Xi duduk di sebelah Jian Xiaoqiao dan menunggu guru untuk masuk ke dalam kelas.
"Jian Xiaoqiao, aku tidak menyangka kau bisa begitu beruntung! Siswa baru yang tampan itu bisa duduk di sebelahmu. Tapi jangan terlalu senang dulu, karena sudah ada orang yang menempati tempat duduk di sebelahmu."
"Aku tidak pernah mengatakan bahwa Yun Xi akan duduk di sebelahku. Kalau kau merasa tidak nyaman, kau boleh meminta Yun Xi untuk duduk di sebelahmu!" Memangnya Jian Xiaoqiao orang yang seperti apa? Kapan dia mau untuk mengakui kekalahannya?!
Menghadapi gadis di kelas yang begitu sinis terhadap Jian Xiaoqiao adalah hal yang percuma. Yun Xi hanya tersenyum saat melihat Jian Xiaoqiao yang begitu keras kepala. Ini adalah SMA kelas tiga, tapi kelihatannya juga tidak terlalu membosankan!
Yun Xi menggelengkan kepalanya, lalu berdiri, "Xiaoqiao adalah teman baruku. Masalah aku sebangku dengannya atau tidak itu adalah urusan guru, bukan urusan kalian!" Ujar Yun Xi kepada gadis yang duduk di belakangnya.
Jian Xiaoqiao menarik lengan Yun Xi dan berkata pelan, "Kamu tidak perlu bicara dengan mereka. Mereka tidak akan bisa mengalahkanku!"
Jian Xiaoqiao adalah siswa yang terkenal tidak baik di sekolahnya. Keahliannya untuk memaki orang juga tidak diragukan lagi.
Siapapun akan ketakutan jika berhadapan dengan orang seperti dia.
"Memang benar, tetapi kamu adalah temanku, dan aku juga seorang laki-laki. Memang sudah seharusnya aku membelamu!"
"Jangan terlalu dianggap serius, oke?" Senyum Jian Xiaoqiao seketika memancing Yun Xi untuk ikut tersenyum.
Melihat Jian Xiaoqiao yang begitu berbeda dengan apa yang dilihatnya pertama kali tadi, Yun Xi tidak tahan membendung suara tawanya.
Jian Xiaoqiao memegang bahu Yun Xi, dia lalu berkata, "Baiklah. Biarkan saja mereka bicara sesukanya. Aku akan mengajarimu untuk menggunakan Wechat. Di dalam sekolah ada WIFI, aku akan membantumu mengunduhnya!"
Lin Xi yang mendengar ucapan Jian Xiaoqiao pun langsung bergabung dengan mereka, "Xiaoqiao, apa kamu lebih mementingkan cinta daripada teman? Dua hari yang lalu aku memintamu untuk mengunduh sesuatu tetapi kau tidak mau. Sekarang kau mau membantu Yun Xi untuk mengunduh Wechat!"
"Bagaimanapun dia adalah teman baru kita, dan sekarang juga masih jam istirahat makan siang. Akan sangat membosankan kalau tidak bermain Wechat di waktu yang panjang ini!"
"Iya sih!" Lin Xi membenarkan ucapan Xiaoqiao. Yun Xi lalu mengambil telepon seluler dari sakunya dan menyerahkannya kepada Xiaoqiao.
"Yun Xi, bagaimana telepon selulermu bisa berbeda dari punya kita?" Tanya Lin Xi sambil tiba-tiba merebut telepon seluler milik Yun Xi dari tangan Xiaoqiao.
Yun Xi tidak mengira kalau Lin Xi bisa begitu teliti. Yun Xi tersenyum dan mengatakan, "Ini adalah produk terbaru yang dikembangkan oleh perusahaan milik teman ayahku. Belum dipasarkan. Aku diberi satu untuk mengetahui ada masalah atau tidak dengan telepon seluler ini."
Mulut Lin Xi seketika membentuk huruf O, dia lalu berkata, "Kekayaan adalah sebuah kekuatan!"
Telepon selulernya adalah model terbaru yang dikeluarkan oleh Apple. Disamping itu, keluarganya sendiri belum memiliki produk baru yang bisa dia gunakan.
"Sebenarnya bukan apa-apa. Hanya saja aku memiliki koneksi yang baik. Kalau kalian suka, lain kali kalau ada kesempatan aku akan membawakan dua buah untuk kalian!"