Suatu hari, ketika Cheng Zhiyan pulang sekolah, dia dipanggil oleh Ibunya dan Ibu Xiaotu untuk masuk ke ruang belajar.
Ketika Cheng Zhiyan memasuki ruang belajar, dia melihat sebuah papan tulis yang tergantung di tembok. Di sana terdapat Ibunya dan Ibu Xiaotu, yang sekarang berdiri di samping papan tulis.
"Ibu, Bibi, kenapa memanggilku?" Tanya Cheng Zhiyan setelah melihat-lihat sekeliling ruang belajar.
"Ehem, jadi begini." Ibu Cheng Zhiyan pura-pura batuk dan sedikit ragu untuk menjelaskan kepada putranya, "Yanyan, sekarang kamu kan sudah besar, ada beberapa hal yang harus ibu ajarkan kepadamu."
"Oh, jadi Ibu hari ini memanggilku karena ingin mengajariku sesuatu?" Cheng Zhiyan berjalan menuju kursi kecil yang ada di depan papan tulis, lalu duduk.
"Betul sekali." Ibu Cheng Zhiyan menganggukkan kepalanya, lalu menoleh ke arah Ibu Xiaotu dan memberi kode bahwa pembelajaran kali ini bisa dimulai.
Cheng Zhiyan kemudian kembali bertanya, "Apa yang mau Ibu ajarkan padaku?"
Ibu Xiaotu berjalan ke depan papan tulis sambil membawa setumpuk kecil kertas. Lalu, dia satu persatu menempelkan tiap lembar kertas pada papan tulis. Kemudian ibu Xiaotu membungkuk di depan Cheng Zhiyan, "Yanyan, hari ini Bibi akan menjelaskan kepadamu bagaimana bayi itu bisa lahir." Ucap Ibu Xiaotu sambil tersenyum.
Cheng Zhiyan hanya terdiam.
"Ehem, dua hari yang lalu Bibi sudah membaca buku IPA milikmu, dan ternyata buku itu tidak menjelaskan bagaimana bayi dilahirkan. Karena di sekolah kamu juga tidak diajarkan mengenai hal ini, jadi Bibi akan menjelaskan hal ini kepadamu, bagaimana?" Walau wajah Ibu Xiaotu tampak sangat ramah, namun sebenarnya hatinya penuh dengan kebingungan. Ini pertama kalinya ibu Xiaotu mengajarkan IPA kepada seorang anak kecil.
"Oke. Silahkan, Bi." Cheng Zhiyan duduk dengan tenang di kursi, pandangannya lurus ke depan melihat ke arah ibu Xiaotu yang berdiri di depan papan tulis.
"Pertama-tama, kita akan melihat struktur tubuh perempuan dan laki-laki…" Jari ibu Xiaotu menunjuk ke arah gambar anak laki-laki dan perempuan telanjang yang tertempel di papan tulis.
"Jadi...setelah perempuan mengalami menstruasi, maka alat reproduksinya mulai berfungsi. Sebelum menstruasi berikutnya, dia akan mengalami ovulasi. Dan pastinya, ada sel telur di perut perempuan…" Ibu Xiaotu menjelaskan kepada Cheng Zhiyan sambil mengusap keringat yang mulai membasahi dahinya.
Cheng Zhiyan terdiam sejenak, kemudian mengangkat tangannya, " Bibi."
"Yanyan, apakah ada pertanyaan?" Ibu Xiaotu segera menghentikan penjelasannya dan menanggapi pertanyaan Cheng Zhiyan.
"Setelah ovulasi, ovulasi sekunder berada pada masa metafase kedua dan dikelilingi oleh zona pelusida dan corona radiata memasuki ampula saluran telur melalui rongga perut karena selaput silia dari sel-sel epitel saluran telur berkontraksi dengan lapisan otot. Posisi ini karena sel telur di perut perempuan tidak dibuahi kan?" Cheng Zhiyan menjelaskannya dengan sangat serius.
Ibu Xiaotu dan ibu Cheng Zhiyan seketika tercengang.
Sesat kemudian, ibu Xiaotu kembali mengusap keringat di dahinya dan berkata, "Yanyan, kamu juga tahu?"
"Tahu." Cheng Zhiyan menganggukkan kepalanya penuh dengan keyakinan.
"Tapi, di buku IPA mu tidak ada materi tentang ini…" Ucap ibu Xiaotu yang sedikit lemas.
"Di rak buku Bibi ada buku yang berjudul Dokter Keluarga. Aku membacanya saat sedang bosan." Ucap Cheng Zhiyan dengan polosnya.