Kamar yang hening dengan cahaya lampu yang terang, Xiaotu masih memejamkan kedua matanya dan baring di kasur.
Bulu mata Xiaotu yang panjang dan melengkung seperti kipas kecil. Ada bayangan di kedua matanya, hidungnya bernafas seperti biasa. Mulutnya yang merah ini sedikit terbuka dan bernafas.
Cheng Zhiyan menundukkan kepalanya dan mengambil nafas panjang, tangannya memegang wajah Xiaotu.
"Xiaotu, apakah kamu marah??
Xiaotu masih memejamkan kedua matanya dan mendengar suara Cheng Zhiyan yang pelan.
Xiaotu tidak bisa melihat mimik wajah Cheng Zhiyan, hanya bisa merasakan nada rendahnya ini seperti menyalahkan diri sendiri atau menyesal?
"Maaf…" Cheng Zhiyan memegang pipi Xiaotu. "Aku sudah memikirkannya lebih dalam, sekarang kamu memang belum resmi dewasa tetapi juga bukan anak kecil. Membaca novel seperti itu… aduh…"
Cheng Zhiyan menghela nafasnya.
"Yang membuatku marah bukan karena kamu membaca novel, tetapi…."