"Hm." Xiaotu mengangkat kepalanya. Sepasang mata bulat dan jernihnya menatap Cheng Zhiyan.
"Jangan takut. Kalau kamu mengalami hal ini sendirian, meskipun hatimu sangat tidak tenang, kamu harus ingat hal pertama yang kamu lakukan adalah meneleponku. Paham?" Jelas Cheng Zhiyan dengan lembut. "Kamu jangan sampai lupa, apapun yang terjadi aku selalu ada untuk menjagamu." Lanjutnya.
"Iya..." Xiaotu masih menatapnya. Wajah putihnya tampak serius. Sepasang mata jernihnya memancarkan cahaya. Cahaya itu tampak seperti cahaya di malam gelap yang menerangi seluruh dunia.
"Aku paham." Xiaotu menganggukkan kepalanya. "Aku akan mengingatnya." Lanjut Xiaotu.
"Bagus." Kedua sudut bibir Cheng Zhiyan terangkat, membentuk senyuman yang indah. Cheng Zhiyan menatap Xiaotu yang terlihat paham dan patuh. Cheng Zhiyan mengedip-kedipkan matanya lalu tubuhnya sedikit condong, kemudian bibir tipisnya ditempelkan di bibir merah Xiaotu. "Bagus kalau ingat."