Cheng Zhiyan tersenyum lalu tiba-tiba teringat sesuatu. "Tadi ayah bilang kalau saat ujian tadi ada teman laki-lakimu yang melempari kamu kertas?" Tanyanya penasaran.
"Iya!" Xiaotu menganggukkan kepalanya dan menatap Cheng Zhiyan dengan ekspresi pasrah. "Tapi aku tidak tahu itu siapa. Sangat nakal. Kenapa dia tidak langsung memberikan suratnya padaku daripada harus melempariku di saat ujian. Apalagi di kertas itu ada tulisan: "Bai Xiaotu, aku menyukaimu." Akhirnya aku yang dimarahi Bu Guru Wei."
Cheng Zhiyan mengerutkan alisnya. "Ada orang yang menulis seperti itu?" Ucapnya dengan kesal.
"Iya!" Xiaotu menganggukkan kepala dengan kesal.
"Kamu tahu siapa yang melempar?"
Xiaotu berusaha untuk mengingat-ingat."Tidak tahu! Mungkin anak yang duduk di belakangku. Karena kertasnya mengenai bagian belakang kepalaku. Kalau yang melempar dari depan, aku pasti bisa melihatnya." Jawab Xiaotu dengan serius.