Dikelilingi oleh keheningan dan bayangan pohon yang disinari oleh cahaya rembulan dari balik jendela, angin berhembus dengan perlahan.
Zuo Weiyi berdiri di tengah tangga, hawa dingin tiba-tiba terasa sangat menusuk hingga dia menggigil kedinginan.
Apakah rumah sebesar ini, hanya dia yang menghuninya?
Dia hendak melangkah untuk turun.
"Apa yang kau lakukan?"
Tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya. Zuo Weiyi yang akan melangkahkan kakinya terkejut mendengar suara yang tiba-tiba hingga membuatnya kehilangan keseimbangan…
"Aaa…"
Di berteriak dan mengira dirinya akan jatuh, namun tiba-tiba ada tangan yang menangkap pinggangnya, kemudian dia merasa tubuhnya berputar dan dia sudah berdiri di depan tangga.
Dia sangat terkejut melihat wajah seorang pria yang sangat tampan bagaikan batu giok.
"Kenapa? Apakah kau takut kepadaku?" Pria itu menyadari kepanikan Zuo Weiyi, suara pria itu terdengar sangat lembut, tatapannya penuh kasih namun juga penuh misteri.
"Sudah malam, kenapa kau turun?"
"Aku haus, aku ingin mencari air minum."
"Kemarilah!"
Pria itu menarik tangannya dan berjalan menuju pintu dapur.
Dia membuka lemari es dua pintu yang berisi berbagai minuman dan susu premium di dalamnya, "Kau mau minum apa?"
Zuo Weiyi melihat isi lemari es lalu dia mengatupkan bibirnya, "Air putih saja lebih baik."
Pria itu tersenyum dan berkata, "Sama sepertiku."
Dia mengambil sebotol air putih dari dalam lemari es dan memberikannya kepada Zuo Weiyi.
Setelah itu dia berbalik dan meninggalkan dapur.
Sambil memegang botol, Zuo Weiyi melihat punggung lebar pria itu menghilang dari pintu dapur, dia lalu melihat ke sekelilingnya dan menemukan gelas di samping meja.
Barang-barang di sini sungguh mewah, bahkan gelasnya pun terbuat dari kaca kristal.
Setelah meminumnya, dia melihat gelasnya masih bersih jadi dia tidak perlu mencucinya, kemudian dia kembali naik ke lantai dua.
Dia kembali ke kamarnya dan bersiap untuk naik ke tempat tidur, namun tiba-tiba dia mendengar suara air mengalir di kamar mandi kamarnya.
Dia terkejut, kemudian tenang.
Selain dia, bukankah Shi Yuting juga ada di sini?
Memikirkan hal ini, dia sedikit gugup, dadanya naik turun dan matanya melihat ke arah pintu kamar mandi.
Setelah sekitar 20 menit, pintu kamar mandi terbuka.
Zuo Weiyi duduk di tepi tempat tidur, ketika mendengar pintu terbuka, dia berdiri karena terkejut.
Pria itu memakai jubah mandi, sepertinya dia menyadari mata Zuo Weiyi yang terkejut.
Otot-otot dadanya terlihat begitu kekar, Zuo Weiyi merasakan pipinya panas kemudian dengan cepat memalingkan pandangannya.
Dia kemudian mengangkat wajahnya dan menatap pria itu.
Dia tahu untuk membalaskan dendamnya, dia harus menjadi kekasih Shi Yuting dan yang harus dia lakukan sekarang adalah melayani pria ini.
Zuo Weiyi mengatupkan bibir merah mudanya.
Tangannya yang gemetar perlahan-lahan terangkat dan meraih jubah mandi pria itu.
Tingginya enam atau delapan kaki, tubuhnya terlalu pendek untuk berhadapan dengan pria di hadapannya itu.