Entah siapa yang telah membuat kesal bos besarnya, benar-benar tidak takut mati dia.
Zuo Weiyi mengangkat kepalanya dan memandang ponselnya, walaupun dia menyesali ucapan kasarnya tadi, tapi saat ini dia sedang sangat sibuk sehingga dia tidak punya banyak waktu untuk memikirkan hal itu, lalu dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya lagi.
Tapi bagaimanapun apa yang dia lakukan tadi salah, dia bisa mati.
Zuo Weiyi menundukkan kepalanya dan tetap melanjutkan pekerjaannya.
Tapi ponsel di sampingnya berdering lagi.
Hatinya sedikit bergetar saat mendengar dering ponselnya.
Tidak mungkin kan kalau Shi Yuting mencarinya untuk membalas dendam?
Zuo Weiyi menelan ludah, dia melirik ponselnya dengan hati-hati, ternyata nama yang ada di layar ponselnya adalah Bei Xingchen, temannya.
Dia sangat lega, tadinya dia sangat takut jika Shi Yuting yang meneleponnya lagi.
Dia mengangkat teleponnya, dia tidak merasa gugup karena dia tahu yang meneleponnya adalah temannya.
"Halo sayang, aku masih sibuk, bagaimana kalau aku meneleponmu lagi nanti?" Zuo Weiyi meletakkan ponselnya di bahunya, sedangkan tangannya sibuk menyelesaikan pekerjaannya.
Tapi yang menelepon, Bei Xingchen tampaknya lebih cemas daripada dirinya.
"Weiyi, kamu harus datang ke perusahaan grup Jiang untuk melihat bibi… bibi, entah apa yang dilakukan di sini, bibi berlutut di sini!"
Bei Xingchen bekerja di perusahaan grup Jiang, karena sudah waktunya makan siang, dia hendak membeli secangkir kopi, tapi dia tidak sengaja melihat Zuo Qing sedang berlutut di depan pintu perusahaan grup Jiang.
Dia sudah berusaha mengajak Zuo Qing untuk pergi, namun Zuo Qing menolaknya.
Terlebih melihat tanda yang menggantung di dada Zuo Qing, membuat Bei Xingchen semakin terkejut.
"Ibuku ada di perusahaan grup Jiang?" Zuo Weiyi menghentikan pekerjaannya, dia kaget mendengar penjelasan Bei Xingchen di telepon.
"Iya, kemarilah!"
Zuo Weiyi langsung menutup teleponnya dan meninggalkan pekerjaannya.
Di pintu perusahaan grup Jiang, Bei Xinchen berusaha untuk mengajak Zuo Qing pergi, namun Zuo Qing menolak, dia juga tidak mengatakan apa yang sedang dia lakukan di sini.
Terutama tanda yang menggantung di dadanya, membuat Bei Xingchen semakin terkejut.
"Hei, hei lihat wanita itu, dia benar-benar telah merayu Direktur Jiang!"
"Iya aku melihatnya, tidak bisa dipercaya, usianya sudah tua tapi dia masih saja merayu suami orang, dia pikir dia masih muda.. huh.."
Orang-orang yang berlalu lalang berhenti untuk mengerumuni Zuo Qing dan mencibirnya.
Terlebih lagi tanda yang menggantung di dada Zuo Qing membuat orang-orang semakin mencibirnya.
"Bibi, ayo bangun!" Bei Xingchen berusaha membujuk Zuo Qing untuk berdiri, namun Zuo Qing berkeras menolaknya, bahkan kini tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat, karena dia berada di bawah terik matahari.
Jika Zuo Qing terus berlutut di bawah terik matahari seperti ini, Bei Xingchen khawatir tubuh kurusnya akan pingsan.
Bei Xingchen juga tidak mengerti mengapa Zuo Qing menggantungkan tanda seperti ini di dadanya.
Zuo Qing terus berlutut dan memejamkan matanya, membiarkan orang-orang mengerumuninya sambil mencibirnya tanpa henti.
Untungnya, tempat kerja Zuo Weiyi tidak jauh dari perusahaan grup Jiang, jadi hanya membutuhkan waktu tidak sampai sepuluh menit untuk tiba di sana.
Zuo Weiyi benar-benar terkejut saat menyaksikan ibunya berlutut di tanah dengan sebuah papan yang tergantung di dadanya.
Di papan itu tertulis : "Nyonya Jiang, aku minta maaf kepadamu, karena telah menggoda suami Anda, aku adalah Zuo Qing wanita simpanan suamimu…"
Sepasang mata hitam pekatnya melihat satu persatu kata yang tertulis di papan itu, Zuo Weiyi hanya terpaku di tempatnya, perlahan tangannya mengepal dengan erat hingga kukunya tertancap di kulitnya dan darahnya mengalir, namun dia tidak terasa sakit sama sekali, yang dia rasakan saat ini hanyalah kebencian kepada Qiu Yun.