Tidak dapat dipungkiri, ketika dia melihat sikapnya seperti ditolak, hatinya merasa kecewa.
Chi Wan melihat cara berbicara Wen Mo yang begitu santai, hingga membuatnya merasa itu hanya omong kosong belaka.
"Tidak perlu 3 hari. Aku akan menjawabnya sekarang. Wen Mo, lain kali kamu jangan membuat lelucon seperti itu. Kita adalah dua orang yang berbeda dunianya. Sungguh tidak mungkin. Kamu adalah anak dari keluarga yang sangat kaya, dan aku hanya orang biasa. Aku tidak mampu bermain di lingkunganmu."
Nafas Wen Mo seketika menjadi buruk. Tampak matanya yang berlinangan air mata.
Dia menatap wanita yang ada di depannya dengan tatapan tak percaya.
Di matanya, apakah Wen Mo seperti itu?
Keluarga kaya yang mempermainkan seorang wanita….
Wen Mo mengernyitkan alisnya. Bibir tipisnya yang datar terlihat sangat dingin.
Seketika itu, tiba-tiba terdengar ada suara. Suara itu memecahkan rasa malu yang ada dalam ruangan.
"Tuan….tuan muda…..aku datang lagi….ada sesuatu yang terjadi..."
Qin Yu masuk. Dia melihat Chi Wan dengan pandangan yang sedikit rumit.
"Bagaimana kamu memeriksa masalah itu?" Ucap Wen Mo datar.
"Baru saja mendapat kabar, orang-orang yang tadi melakukan pekerjaan untuk mencelakakan nona Chi adalah orang suruhan Lin Ya. Ada pesan yang memberi tahu kami bahwa nona Chi memiliki nomor yang membahayakan. Kami tidak tahu informasi tentang identitasnya sekarang. Saya kira orang yang telah melakukan itu kepada nona Chi adalah Huo Tianyu. Tapi ternyata dia dan Lin Ya telah membuat…... nona Chi terlibat."
"Huo Tianyu?" Chi Wan yang terkejut mendengar penjelasan Qin Yu.
Berbicara seperti detektif, hingga detektif datang. Tiba-tiba telepon Chi Wan berdering. Dan yang menelepon dia adalah Huo Tianyu!
Chi Wan menghela nafas dengan sangat berat. Dengan sangat terpaksa dia menjawab teleponnya.
"Xiao Wan, kenapa kamu masih belum datang?" Suara Huo Tianyu yang terdengar cemas.
Chi Wan berkedip, lalu menyeringai. "Apakah kamu yakin aku bisa tepat waktu?"
Chi Wan sedang menggoda. Dia ingin mengetahui peran apa yang telah dimainkan oleh Huo Tianyu untuk mencelakai dia.
Suara Huo Tianyu seperti orang yang sangat terkejut. "Apa yang kamu bicarakan? Orang-orang kru ada di sini semua, tinggal kamu saja yang belum datang!"
Chi Wan membuang nafasnya. Dia hampir lupa, Tianyu adalah master akting yang luar biasa. Aneh rasanya untuk bisa mengujinya.
"Hari ini aku ada keperluan tidak bisa pergi kesana. Tolong sampaikan kepada sutradara perminta maafanku. Itu saja."
Suaranya terdengar keras. Dia langsung menutup teleponnya.
Kemudian, dia mendengar suara Wen Mo berbicara. "Aku tidak perlu berspekulasi. Katakan saja langsung, apakah masalah itu ada campur tangan Huo Tianyu?"
Qin Yu mengernyitkan keningnya. "Dia tiba-tiba mengajak para kru makan bersama-sama dan tidak ada alasan tertentu, agak aneh. Dan di tempat lain, dia tidak ada jejak intervensinya."
Wen Mo telah memahami apa yang dikatakan Qin Yu, "Aku paham."
Qin Yu menatap Chi Wan. Lalu bertanya, "Bagaimana ini bisa diatasi?"
Wen Mo menjawab,"Pergilah memeriksa pria yang membunuh dirinya sendiri di tempat kejadian. Jangan sampai ada jejak petunjuk yang terlewatkan."
Penculikan itu gagal. Dan untungnya tidak sampai mati. Tetapi pria itu tidak ragu untuk bunuh diri.
Hanya dia yang punya pistol di tangannya. Orang suruhan Lin Ya yang ditemukan hanyalah bajingan biasa. Bahkan senjata yang digunakan hanya ujung tongkat.
"Baik, tuan muda!"
Wen Mo menambahkan penjelasannya dengan gamblang. "Bisnis Lin Ya, serahkan kepada A Qing untuk menyelesaikannya."
Qin Yu mendengarnya. Dalam hati Momo mengira bahwa Lin Ya adalah akar dari permasalahan itu.
Jika dirinya sendiri yang berbicara kepada Wen Er Shao untuk meminta bantuan khusus, dia akan membantu menangani urusan grup M tersebut.
A Qing adalah seorang detektif yang ada di belakang perusahaan Wen Mo. Segala sesuatu yang tidak boleh diletakkan di atas meja, makan A Qing yang menangani.
Terlepas dari pria dan wanita. Yang jatuh ke tangannya, hanya ada satu kesimpulan....
Hidup lebih baik daripada mati.
"Untuk Grup Haitian..."
Wen Mo teringat foto Chi Wan yang ada di depannya. Pandangannya seperti memancarkan lapisan pembunuhan. "Aku yang akan datang sendiri."