Wen Mo sejujurnya merasa ciuman itu tidak mengganggunya.
Chi Wan menarik kembali tubuhnya karena merasa tidak nyaman. Kemudian ia kembali teringat masa lalunya.
Setelah itu Wen Mo merasa kedinginan, namun kali ini ia tidak membutuhkan Qin Yu untuk melakukannya. Tiba-tiba Wen Mo meraih kerah baju Chi Wan dan merangkulnya dari belakang seperti seekor rajawali yang siap memakan mangsanya. Ia memberi isyarat kepada pengawal untuk membukakan pintu kamar nomor 1818.
Lalu, ia menuntun Chi Wan berjalan masuk ke kamarnya.
Duang!
Qin Yu tampaknya mendengar seperti ada suara sesuatu yang jatuh.
Apakah dia melihat hantu?
Apakah tuan muda membawanya masuk kedalam kamar? Dan apakah dia menginginkan untuk bersamanya?
Ya Tuhan!
Qin Yu tidak bisa membayangkan apa yang terjadi. Hasrat Wen Mo tidak begitu tinggi dan tidak seperti pria normal. Namun apa yang akan terjadi dengan wanita itu!
Sepertinya tidak akan terjadi apa-apa!
Qin Yu merasa resah. Tiba-tiba di angan-angannya terlintas hal yang buruk terjadi.
Qin Yu terkejut dan melihat pintu yang setengah terbuka. Dia memutuskan untuk bergegas pergi melihat. Dengan langkah kaki yang besar, ia memanggil enam pengawal lainnya untuk ikut bersamanya.
Hari ini adalah hari pertama dimana tuan muda Wen Mo kembali ke China setelah melakukan perjalanan rahasia. Namun siapa sangka ada yang membocorkan rahasia tersebut?
Di kamar nomor 1818, Qin Yu membayangkan berbagai adegan dewasa namun tak satupun adegan ia praktekkan.
Sebelum membaringkan tubuh Chi Wan, Wen Mo langsung meletakkan pisaunya dengan rapi di bawah bantal tempat tidurnya.
Chi Wan berbaring di tempat tidur. Dia merasakan kembali kesedihan yang dialaminya. Rok pendek gaun berwarna merah yang dikenakannya telah robek. Tali bahunya diturunkan. Lehernya ramping, tulang selangkanya putih halus dan sangat menarik.Wajahnya yang masih memerah nan cantik, 99% membuat hasrat seorang pria dengan mudah bangkit .
Tapi 1% itu tidak termasuk Wen Mo.
Wen Mo duduk di sebelah tepi tempat tidur. Dia melepas pakaiannya dan membaringkan tubuhnya. Dia membelakangi wanita yang ada di sampingnya.
Tiba-tiba, lengan putih milik Chi Wan melingkar pada pinggang Wen Mo. Harum aroma melati yang elegan pada diri wanita ini terhirup oleh Wen Mo. Wen Mo merasa canggung dengan hal itu.
Perasaan ini sangat menenangkan dan keadaan seperti ini berlangsung selama lima belas menit.
Wen Mo adalah seorang pria terhormat, tetapi dia tidak bisa mengendalikan dirinya.
Ia berulang kali menyusupkan tangannya ke badan Wen Mo. Hal itu membuat Wen Mo menjadi tidak sabar dan ingin segera mengusir para pengawal keluar.
tiba-tiba, ia menyentuh ujung telinga dan terasa hingga ke perut.
Chi Wan mencium telinga Wen Mo. Bergerak sedikit demi sedikit ke bawah, menyelinap ke lengannya dan tangannya ingin membuka pakaian Wen Mo.
Nafasnya terasa segar dengan sedikit aroma anggur. Aksinya pun semakin cepat.
Saat ini, Wen Mo sedang terbelenggu seperti seorang yang masih suci yang tidak memiliki keinginan, namun hasratnya sudah tidak tertahankan.
Wen Mo merasakan kehangatan di tubuhnya. Selama dua puluh lima tahun ia hidup, ini adalah kali pertama, ia memiliki rasa canggung menyikapi seorang wanita.
Saat fajar tiba, ia menghela nafas dengan perlahan dan menyuruh pengawal untuk menjaga sekitar.
Chi Wan bersiap untuk mengejutkannya lagi. Sepertinya ia tidak ingin menyerah. Ia menempelkan kepalanya pada leher Wen Mo dan membisikkan sesuatu di telinganya.
"A ye, kenapa kamu melakukan itu... Apa mungkin karena saya pikir suatu hari nanti, saya akan menikah denganmu, kamu sudah beberapa tahun kamu menyerahkan perasaanmu untukku, kemudian pergi mencari wanita lain…"
Wen Mo mengernyitkan alisnya beberapa saat, memperhatikan wanita yang bersandar di bahunya kemudian menciumnya dan berbisik membuat bulu kuduk di lehernya merinding.
Dia merasakan hal yang tidak biasa dan itu membuat Wen Mo tercengang.
Ia menangis?
"Er Shao....."
Qin Yu yang telah kembali langsung mendorong pintu yang setengah tertutup dan melihat pemandangan yang seharusnya tak dilihatnya. Ia membalikkan badannya dan menutup wajahnya !
Itu adalah keinginan mereka, dan tidak ada yang dapat melarangnya!