"Kalau bukan saudara, hanya ada satu kemungkinan, bisa saja dia sahabat masa kecilmu." kata Shia Tang mencoba menebak.
Sheryl Xia menggelengkan kepalanya dengan tidak yakin, "Aku juga tidak tahu, aku hanya tahu jika gelang ini pasti ada hubungan antara aku dan 'dia', ini adalah satu-satunya tanda yang bisa kukenali." katanya.
"Karena hal itu juga, yang menjadi jembatan bagi kita untuk bisa saling mengenal." kata Shia Tang sambil tersenyum dan memeluknya dengan lembut. "Sheryl, kamu pasti bisa menemukannya, kamu pasti bisa mengembalikan ingatan delapan tahunmu, mungkin belum waktunya saja untuk sekarang." katanya memberi semangat kepada Sheryl Xia.
"Aku percaya padamu, Shia!" Sheryl Xia tersenyum dengan optimis.
Selanjutnya, dua wanita yang sudah lama tidak saling bertemu itu berbicara membahas berbagai hal satu sama lain. Mereka sampai membicarakan tentang rencana untuk membuka rumah persahabatan, agar tetap bisa menjaga persahabatan mereka. Lalu, mereka berdua akhirnya setuju dan memutuskan untuk membuatnya.
Saat itu jam lima sore, ketika mereka memutuskan untuk pergi dari kafe, lalu mereka terlihat berjalan dengan gembira. Tiba-tiba Shia Tang berhenti, kemudian ia sedang menatap seorang pria dan seorang wanita yang keluar dari toko di depannya.
Seperti merasakan ada tatapan yang familiar dari arah belakangnya, Billy Li dengan spontan menolehkan kepalanya.
Pada saat yang sama Shia Tang dengan cepat memutar tubuh Sheryl Xia sampai di belakang tubuhnya, kemudian ia berbisik, "Cepat pergi, suamiku berkata jika kamu muncul lagi, dia pasti akan membuat perhitungan denganmu masalah Amy!"
Setelah mendengar perkataan dari Shia Tang, Sheryl Xia langsung memberi isyarat yang artinya 'jaga dirimu' kepadanya. Ia tidak berani sedikitpun melirik ke arah laki-laki itu, lalu ia langsung berbalik ke jalan keluar lain dan pergi dengan cepat.
Selama ini, Shia Tang sudah mencari gara-gara dengan seorang pria yang hebat, ia berpikir tidak akan berani mencari gara-gara lagi. Billy Li melihat perempuan yang bersembunyi di belakang Shia Tang pergi dengan tergesa-gesa, ia langsung mengerutkan keningnya, lalu melihat ke belakang dan berbicara dengan temannya.
Meskipun jarak mereka tidak terlalu jauh, tapi Shia Tang tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka katakan. Karena suaminya berbicara dengan sangat pelan dan ekspresinya terlihat sangat serius.
Aku tidak menyangka, saat berada di sini juga bisa bertemu dengan Billy Li, aku sungguh seperti kucing buta yang bertemu dengan tikus mati, sial sekali! Kata Shia Tang dalam hati, entah bagaimana hatinya merasa sedikit tertekan. Ia mencengkeram tasnya dengan erat, lalu mengangkat kepalanya. Rasanya ingin sekali ia lewat di depan mereka, tetapi tanpa melihatnya.
Namun, setelah melewati mereka, Shia Tang melihat wanita yang berdiri di samping Billy Li, ternyata dia adalah… Saat ia berhenti melangkah, Shia Tang tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, bahwa wanita ini benar-benar dia.
Wanita itu pernah melihat Shia Tang dirumah sakit ketika jari-jarinya terluka, Shia Tang masih ingat dengan gaya berpakaiannya, sedikit dingin, tapi sangat cantik. Tapi bukankah wanita itu adalah sekretaris terpercaya Kakak kedua? Bagaimana bisa dia bersama dengan Billy Li? Katanya dalam hati.
Sekretaris presdir Tang bersama dengan presdir Li, sudah jelas apa yang mereka lakukan, tak perlu ditanyakan lagi. "Halo nyonya." Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Billy Li, wanita itu tersenyum dan mengangguk pada Shia Tang ketika ia lewat, lalu pergi dengan anggun. Apa wanita itu ada hubungan terlarang dengan suamiku, berani-beraninya dia menyapaku tanpa merasa bersalah? Apa aku terlihat begitu mudah ditindas, atau dunia ini sudah terbalik? Tanyanya dalam hai.
"Hari ini makan malam diluar saja, kamu mau makan dimana?" tanya Billy Li sambil berjalan mendekat ke arah Shia Tang, kemudian memeluk bahunya.
Shia Tang melepas tangan Billy Li yang berada di pundaknya, lalu berkata dengan dingin, "Aku mau makan di rumah. Kamu lagi sibuk kan!"
"Kamu tidak senang?" tanyanya Billy Li lagi sambil mengangkat tangannya yang terlepas dari pundak Shia Tang, lalu langsung menelusup ke pinggang ramping istrinya itu. Kemudian, ia menatap dan merangkul Shia Tang membawanya pergi.
Apa aku bisa tidak senang? Apa aku berani tidak senang? Shia Tang menjawab pertanyaan Billy Li dalam hati.
Shia Tang mengikuti langkah Billy Li, lalu mendengarkan apa yang Billy Li katakan, "Sifat ketus mu semakin lama semakin besar."
Siapa yang bilang! Batin Shia Tang. Ia mengerutkan alis dan menatap Billy Li dari sudut matanya, tatapan matanya terlihat begitu membara.
"Aku tidak keberatan jika kamu ingin makan malam di rumah, tapi kamu harus tahu, bahwa aku perlu berolahraga sebelum makan." kata Billy Li, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menggoda Shia Tang.
Shia Tang semakin mengerutkan keningnya, lalu ia juga menghentikan langkahnya. Wajahnya yang putih cerah tiba-tiba memerah...