"Jari-jari tanganmu yang memegang kuas itu. Kamu memegangnya dengan sangat erat. Dan juga, disaat yang paling mendesak pun, kamu pasti akan melakukan gerakan yang sama." terdengar Billy Li sedang melanjutkan kata-katanya yang tadi sempat terputus.
Ternyata...! Sesaat, Shia Tang teringat percakapan Billy Li dan Kakak Kedua. Hatinya sedikit sakit karena mengetahui tentang hal itu.
Mereka berdua, Kakak Kedua dan Billy LI, yang satunya ingin mengambil alih perusahaan keluarga Tang dengan menukar Shia Tang dengan jabatan. Lalu, yang satunya lagi seolah ingin melepaskan Shia Tang, setelah memberinya kedudukan sebagai istri kemudian berniat untuk menghempaskannya.
Apa mereka pikir bahwa aku ini adalah barang? Bisa ditukar dan dihempaskan dengan sesuka hati mereka? Mood Shia Tang tiba-tiba memburuk.
"Jadi, aku sangat menggelikan bukan?" Shia Tang berbicara sendiri, ketika melihat pantulan dirinya di cermin, tiba-tiba ia tertawa dan mengejek dirinya sendiri.
Shia Tang berpikir dengan berpura-pura menjadi orang gila, ia akan mendapatkan kebebasan. Ternyata, dari awal Billy Li sudah mengetahui, bahwa dirinya hanya sedang berpura-pura.
Billy Li terlihat sangat terkejut dengan respon yang diberikan oleh Shia Tang. Ia lalu melanjutkan kegiatannya mengeringkan rambut Shia Tang. Gerakan Billy Li terlihat seperti seorang profesional.
Suara hair dryer masih menyala, lalu Billy Li melanjutkan perkataannya, "Aku tahu, tapi aku tidak membongkar kedokmu. Aku ingin menyesuaikannya saja."
"Menyesuaikan? Harus menyesuaikan ya?" Shia Tang tersenyum pahit sambil terus melihat pantulan dirinya dan Billy Li di cermin, "Ada luka yang sedang menganga, dan mungkin walau dalam waktu seumur hidup pun tak akan bisa disembuhkan."
Tangan Billy Li berhenti menelusup ke dalam rambut Shia Tang. Menarik kembali tangannya, lalu mematikan hair dryer itu. Berhenti sebentar lalu menatap dengan dingin bayangan Shia Tang di cermin, "Apa yang kamu pikirkan adalah perceraian? Aku belum pernah memikirkannya, setidaknya sampai sekarang aku masih belum ingin melakukan itu!"
Shia Tang menatap cermin, kemudian melihat tubuh Billy Li berbalik dan pergi menjauh. Sudut mata Shia Tang kini berair. Billy Li dengan tegas memberitahu Shia Tang secara langsung, jika Billy Li tidak ingin melepaskannya, lalu tersadar bahwa ia tidak akan bisa melarikan diri.
Sekarang memang belum, tapi bukankah itu berarti di masa depan, bisa saja Billy Li ingin bercerai kan? Shia Tang menatap pantulan wanita yang menyedihkan itu di cermin, yang kini sedang mengeluarkan senyuman jelek di wajahnya.
Shia Tang, kau harus menjaga baik-baik hatimu sendiri. Respon dari tubuhmu hanyalah fisiologi naluriah, kau tidak boleh kalah lagi dengan hatimu, tidak boleh berharap lagi padanya. Jika tidak, cerita hidupmu bisa berakhir menyedihkan! Shia Tang berusaha menguatkan dirinya sendiri.
※
Di tempat lain, Billy Li seakan terlihat tetap tidak peduli. Entah dalam pekerjaan, kehidupan, atau dalam asmara dan hasratnya, semua sikapnya seperti seorang raja, semua orang seakan harus tunduk dengan perintah darinya.
Setelah lebih dari tiga bulan menikah dan melewati banyak kejadian, Shia Tang sadar bahwa dirinya tidak begitu takut pada lelaki itu. Bahkan, Shia Tang tahu bagaimana cara mempermainkan sifat dingin suaminya. Mungkin, bisa dibilang Shia Tang sedang memeluk jiwa yang sedang hancur berkeping-keping.
Dengan segera, saat berada di persidangan, Karin Lu dijatuhi hukuman karena sudah melakukan kejahatan berat. Namun, karena Karin Lu menderita skizofrenia, hakim memberinya masa hukuman percobaan. Setelah itu, Karin Lu akan dikirim ke rumah sakit jiwa untuk dirawat di sana.
Ethan Gu yang beberapa hari dirawat, terlihat sudah keluar dari rumah sakit. Selama ia dirawat, Shia Tang pernah datang berkunjung dengan di temani Billy Li. Shia Tang hanya satu kali datang berkunjung untuk menjenguk Ethan Gu ke rumah sakit, di sana ia masih bisa melihat wajah ramah dan hangat Ethan Gu yang seperti biasanya.
Hidup Shia Tang kembali normal seperti sebelumnya, ketenangan ini membuat Shia Tang merasa seperti ada yang berbeda. Bagi Shia Tang, Star Garden masih sama seperti sangkar. Tapi, ia sudah menerima semua ini dengan perasaan biasa saja. Malah, foto yang terpampang di meja samping tempat tidurnya itu, bagi Shia Tang hanyalah hiasan untuknya. Ia tidak lagi takut pada gadis kecil di foto itu.
Hari itu, Shia Tang akhirnya menerima panggilan telepon dari Sheryl Xia, ia mengajaknya pergi. Shia Tang akhirnya menunjukkan senyum pertamanya dalam sebulan ini, dengan membawa tas Shia Tang langsung keluar.
Untungnya, Billy Li sedang tidak mengirim siapa pun untuk mengawasi Shia Tang dan sedikit memberinya kebebasan. Jadi, jika Shia Tang keluar, maka ia tidak perlu lagi menggunakan sopir.
Ditambah lagi, karena sekarang Shia Tang saat ini sedang berjalan, di jalanan yang sekitarnya ditumbuhi dengan pohon maple. Daunnya yang semerah darah itu membuat suasana hatinya seperti sedang melepaskan diri dengan baik.
Shia Tang menghentikan mobil lalu langsung menaikinya. Kemudian, setelah tiba di sebuah kafe, di dalam kafe Shangdao itu, terlihat seorang perempuan yang membuat Shia Tang khawatir.
"Sheryl!" Shia Tang menyapa perempuan itu.
"Shia!" Sheryl Xia menjawab sapaannya.
Mereka berdua kemudian berpelukan erat, lalu mulai mengobrol.
"Kalau begitu nanti kamu tidak bisa kabur lagi?" Shia Tang tidak habis pikir, bahwa pertemuan mereka kali ini, ia melihat Sheryl Xia sangat banyak berubah...