Setelah mencium bibir lembut itu. Billy Li baru tersadar semenjak bertemu dengan Shia Tang, dirinya merasakan perasaan yang tak sama. Ternyata, Billy Li ingin mencium Shia Tang, ingin merasakan hembusan nafas Shia Tang.
"Ugh ..." Ciuman yang tiba-tiba ini membuat Shia Tang terpaku. Billy Li tidak pernah tiba-tiba menciumnya seperti ini. Ia juga merasakan bahwa ciuman ini terasa begitu menggebu-gebu. Shia Tang dengan bodohnya membiarkan lidah Billy Li mengeksplorasi mulut Shia Tang, mengabsen deretan giginya sambil terus menggigit bibir lembutnya.
Setelah beberapa saat, Billy Li mengakhiri ciuman mereka. Menekan lembut kepala kecil Shia Tang di dadanya. Lalu, diam tidak bersuara. "Jika waktu itu ada seseorang yang datang menyelamatkan hidupnya, dia sekarang pasti baik-baik saja." Tiba-tiba, Billy Li bersuara dengan nada cemas.
Shia Tang merasa hatinya tertekan, ia memang bersimpati dengan gadis itu, tetapi bisakah Billy Li tidak membandingkannya dengan gadis itu setiap saat? Sambil mendorong Billy Li, Shia Tang melihat kedepan dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku ingin pulang."
"Kau ..." Billy Li dapat melihat perubahan ekspresi di wajah Shia Tang. Tapi Billy Li akhirnya tidak mengatakan apapun, ia memilih untuk diam lalu menyalakan mesin mobil mengantarkan Shia Tang pulang.
Shia Tang tahu ketika dirinya pulang nanti, badai apa yang akan datang menghadangnya. Semua sudah berakhir, tidak ada lagi sandiwara, Billy Li pasti sudah bosan melihat Shia Tang bersandiwara bukan?
Apa yang dikatakan Billy Li memang benar. Shia Tang terlalu lemah bermain-main dengannya. Ia langsung membawa Shia Tang menuju Star Garden, Saudari Liu dan para pelayan terbelalak melihat baju Shia Tang yang berlumuran darah. Sepertinya nyonya mereka yang gila ini telah melakukan sesuatu yang berbahaya.
"Halo semuanya, lama tidak bertemu." Shia Tang tersenyum kepada mereka dan menoleh ke arah Billy Li sambil berkata, "Aku akan ke lantai dua untuk membersihkan diri."
"Apa kamu membutuhkan seseorang untuk menemanimu?" Billy Li hanya bertanya, tapi Shia Tang malah salah mengartikan pertanyaan Billy Li.
"Kamu takut jika aku akan melukai diriku sendiri? Tidak perlu, jika tidak aku akan melukai orang lain!" Setelah itu, Shia Tang mengangkat roknya dan berlari menuju lantai dua.
Saudari Liu dan para pelayan belum sadar dari keterpakuan mereka. Nona Tang yang sekarang, apakah dia normal atau tidak? Mereka bertanya-tanya dalam pikirannya masing-masing.
"Menggila di depan mataku, sekarang keberaniannya bertambah besar." Billy Li menatap punggung kecil Shia Tang dan tersenyum.
Sekarang, para pelayan lebih tercengang lagi, tuan mereka yang tidak pernah tersenyum ini tiba-tiba bisa mengungkapkan kata-kata dengan lembut. Apa tuan mereka sekarang adalah orang yang berbeda? Atau… tuan mereka lebih menyukai istrinya yang sakit mental itu? Mereka semakin dibuat bingung melihat ini semua.
※
Di dalam kamar mandi, air hangat yang jatuh membuat udara sekitar menjadi berkabut. Shia Tang berdiri dibawah shower air sambil menutup matanya, membiarkan air mengalir turun membasahi kulit mulusnya.
Pintu kamar mandi dibuka oleh seseorang dari luar, terlihat tangan besar itu tiba-tiba memeluknya dari belakang. Shia Tang tersentak kaget lalu membuka mata sambil menyeka air yang membasahi wajahnya. Shia Tang lalu menoleh dan mendapati seorang pria telah memeluk pinggangnya.
Wajah Billy Li yang tanpa ekspresi, hanya memeluk erat pinggang Shia Tang sampai ia merasa kesakitan. Kedua mata hitam milik pria itu terasa membakar, Shia Tang merasakan kelembutan menyeruak di dalam dadanya, dipenuhi dengan aroma yang harum.
Billy Li mendorong Shia Tang ke dinding, mengangkat wajah Shia Tang dan mencium bibirnya dengan lembut. "Ugh..." kemudian ia melawan, Billy Li terlihat didorong menjauh.
Shia Tang membalikkan badan ingin pergi, tetapi Billy Li dengan cepat menarik Shia Tang kembali. Menahan belakang kepala Shia Tang, lalu menciumnya lagi. Ciuman panas yang memabukkan, Shia Tang tidak bisa menolaknya lagi.
Sekali lagi Billy Li mendorong tubuh Shia Tang hingga menghimpit dinding, tanpa sadar tangan besar itu dengan lembut merengkuh pinggang Shia Tang. Seperti ada kode yang tersirat, kemudian bibir dan lidah keduanya saling mengecap, saling terikat. Gemercik suara air yang terdengar, tidak bisa membedakan antara bunyi kecapan dari bibir mereka atau bunyi suara air yang jatuh dari shower.
Kancing-kancing di kemeja Billy Li yang sedikit tajam menggesek kulit mulus Shia Tang, seperti membuat goresan di kulitnya. Mereka terlihat mengakhiri ciumannya, Billy Li sedikit menjauhi bibir Shia Tang. Lalu, menggunakan lidahnya menyapu bibir Shia Tang yang lembab. Mata Billy Li yang masih dipenuhi kabut nafsu, memegang tangan Shia Tang dan meletakkannya di kancing kemejanya.
Terlihat bahwa maksud Billy Li sangat jelas bukan…?