Tangan Shia Tang membuka setiap kancing kemeja Billy Li dengan gemetar. Billy Li menundukkan kepalanya dan menggigit pelan dagu Shia Tang yang begitu berkilauan. Lalu, gigitannya merambat turun ke bawah. Billy Li tidak akan membiarkan Shia Tang melawan. Begitu Shia Tang melawan, semua pergerakan Billy Li akan lebih brutal.
Benar-benar menyebalkan, batin Shia Tang.
Seperti seabad lamanya, kancing kemeja Billy Li hanya terbuka dua. Billy Li menghela nafas ringan, lalu dengan tiba-tiba memutar tubuh Shia Tang dan langsung mengangkat tubuhnya, diletakkan di pinggiran wastafel. Billy Li seolah ingin menyingkirkan semua rintangan yang menghalangi keinginannya.
Di antara suara gemericik air yang turun membasahi kamar mandi itu, terlihat siluet penuh gairah seseorang dari pintu kaca kamar mandi yang tertutup kabut. Kali ini, Billy Li terlihat sangat menggila. Seluruh tubuh Shia Tang diciumi dengan menggebu-gebu olehnya, membuat tubuh Shia Tang tak berdaya.
Dari kamar mandi sampai ke ranjang besar mereka, Shia Tang hanya bisa berbisik memohon kepada Billy Li untuk melepaskannya. Namun itu semua sia-sia, pada dasarnya sifat Billy Li yang semakin dilawan, ia akan semakin brutal. Pada akhirnya, Shia Tang dipaksanya sampai akhir.
Di luar, matahari bersinar dengan terang dan cahaya yang dipantulkan melalui jendela tengah menyinari tubuh wanita yang seputih salju itu. Di sana juga memperlihatkan dengan jelas, jejak ruam merah yang ditimbulkan oleh gairah lelaki itu.
Billy Li memeluk Shia Tang erat-erat lalu membalikkan badannya untuk membiarkan ia bernapas dan berbaring di atas tubuhnya. Rambut hitam Shia Tang yang setengah kering menimbulkan rasa geli di dada Billy Li.
Ruangan itu sangat sunyi, hanya ada dua orang yang masih bernapas dengan terengah-engah. Laki-laki dengan wajah puas itu tengah bersandar di pinggiran ranjang. Telapak tangannya yang besar membelai rambut panjang Shia Tang. Billy Li seperti menyukai sensasi menggelitik yang ditimbulkan oleh helaian rambut yang menempel di dadanya. Atau bisa dibilang, Billy Li suka berhubungan intim menggunakan hati ke hati.
Tiba-tiba, terdengar getaran ponsel di atas meja kecil itu, seketika memutus momen langka ini.
Shia Tang yang kelelahan perlahan mendongakkan kepalanya dari dada bidang itu. Ia ingin akan mengangkat telpon Billy Li yang berdering, namun Billy Li menahannya. Billy Li kemudian mengangkat telpon sambil sebelah tangannya masih memeluk erat tubuh Shia Tang.
"Emm... Apa Ethan Gu baik-baik saja?" Shia Tang bertanya dengan ragu pada Billy Li.
Ketika Billy Li menjawab telepon, tiba-tiba wanita yang berada diatasnya ini begitu semangat mendengar nama Ethan Gu. Shia Tang menatap Billy Li dengan tatapan bertanya. Billy Li mencubit lembut pinggang Shia Tang supaya memperhatikan nada bicaranya yang terlalu bersemangat.
"Hmm...! Bawa dia ke rumah sakit, lalu hubungi keluarganya…" Billy Li yang sedang menjawab telepon, terdengar memerintah seseorang di seberang sana. Lalu setelah pihak di seberang sana selesai bicara, Billy Li langsung menutup panggilan telepon itu.
"Apa Ethan Gu baik-baik saja?" Melihat Billy Li sudah menutup telepon, Shia Tang langsung bertanya tentang kondisi Ethan Gu kepadanya.
Billy Li hanya menatap wajah Shia Tang, tidak menjawab pertanyaannya.
Shia Tang dengan kedua tangannya memukul ringan bahu tegap pria itu sambil bertanya, "Senior…. dia baik-baik saja kan?"
"Tidak baik!" jawab Billy Li dengan nada ketus.
Wajah Shia Tang memucat, dengan marah ia ingin bangkit dari tempat tidur. Billy Li yang melihat gerak-gerik Shia Tang langsung menahannya.
"Mau apa kau?" ia lagi-lagi bertanya dengan nada ketus.
"Aku ingin menemui senior. Dia terluka karena aku. Lepas!" Shia Tang berusaha untuk menarik tangannya dari pegangan Billy Li.
Ketika kepribadian Shia Tang yang keras kepala muncul, Shia Tang menjadi tidak takut apapun. Hanya saja kepribadiannya ini ia kubur dalam-dalam. Wajah Billy Li bertambah suram ketika mendengar kata 'Senior' yang terucap dari mulut Shia Tang.
Billy Li memeluk Shia Tang lalu menggulingkannya kebawah sambil menekan tubuh Shia Tang, "Aku tidak membuka kedok penyamaran mu sebagai orang gila, karena aku ingin memberimu kebebasan untuk sementara. Bukan berarti membiarkanmu mengembangkan urusan percintaan diluar pernikahan kita!"
"Omong kosong, apa yang kamu bicarakan? Cepat lepaskan aku!" kedua tangan Shia Tang menggenggam erat kedua bahu Billy Li. Saat ini Shia Tang terlihat sangat ketakutan.
"Jika kamu sangat peduli padanya, aku akan membuatnya benar-benar tidak baik-baik saja!" Billy Li berkata dengan dingin dan penuh dengan ancaman.
"Senior terluka karena menyelamatkanku dan aku tidak peduli siapapun dia yang menolongku… Tunggu! Kamu bilang apa?" Shia Tang menggantung perkataannya dan mulai memahami nada bicara Billy Li, sekali lagi ia bertanya, "Apa? Senior... Baik-baik saja...?"