Para pelayan hanya bisa berkata dalam hati, Pembuat bencana akhirnya pergi! Setelah itu, mereka keluar dari sudut ruangan untuk membersihkan kekacauan.
Billy Li melemparkan Shia Tang ke atas sofa yang lembut, tubuhnya yang kuat mengikuti Shia Tang yang tergeletak di atas sofa. Saat ini, tubuhnya sedang menekan Shia Tang yang sedang memberontak. Melihat Shia Tang yang terus memberontak, kemudian ia berkata, "Kau membuatku melewatkan waktu makan. Kalau begitu, kau harus menghabiskan waktu bersamaku."
Kilat di mata hitam Billy Li tampak telah direncanakan dengan sengaja untuk waktu yang lama. Shia Tang tidak bisa melarikan diri dari sofa yang sempit ini. Ia hanya bisa menggunakan kedua tangannya untuk melawan.
"Tidak mau! Aku ingin berce... ugh!" kata-kata Shia Tang terputus dalam sekejap. Billy Li menciumnya dengan semakin brutal. Ia menekan Shia Tang semakin keras, membuat gadis itu tidak bisa menolak sama sekali.
Kaki dan tangan Shia Tang sudah lelah. Bibir Billy Li masih melekat di bibir Shia Tang, lidahnya berusaha menerobos mulut Shia Tang. Billy Li menggunakan semua keahliannya untuk memaksanya agar patuh.
Shia Tang tidak tahu bagaimana rasanya berciuman dengan orang lain, tapi ia tahu bahwa Billy Li memberikan ciuman yang bisa disebut mengejutkan. Terlalu emosional, terlalu menjerat, seperti seorang kekasih yang telah berpisah sejak lama. Ciumannya terasa penuh dengan kelembutan.
Akhirnya, tanpa sadar, sekali lagi Shia Tang tenggelam dalam pusaran rasa nikmat dan hasrat yang telah diciptakan oleh Billy Li. Ia tidak mampu lagi mengendalikan diri. Kemudian, terjadilah…
Billy Li menunggu Shia Tang agar pulih dari pusingnya. Ia baru sadar jika dirinya sudah berada diatas ranjang dengan kondisi berantakan. Shia Tang menoleh dan mendapati suaminya sedang berdiri di samping ranjang. Jari-jari Billy Li yang panjang sedang mengancingkan kemeja, sembari terus menatapnya.
Seluruh tubuh Shia Tang seperti terpengaruh oleh setan, setelah menikmati rasa nikmat dan hasrat yang melanda jiwanya. Bahkan, terlihat jelas tatapan matanya yang nakal. Rambut terurainya yang berantakan malah membuatnya terlihat seksi.
"Lihat, kamu yang sudah seperti ini. Apa kamu masih memiliki tenaga untuk melempar-lempar barang?" ucap Billy Li dengan tersenyum samar, lalu turun ke lantai bawah dengan suasana hati yang sangat baik.
Shia Tang memandang ke arah pintu, duduk dengan kasar lalu mencengkeram dan memukuli selimut dengan kuat. Selimut berbahan sutra itu pun terjatuh, sehingga memperlihatkan bahu bulat Shia Tang yang kecil. Kulit putih tanpa cacat itu akhirnya mendapat goresan bekas kissmark, menandakan jika ia baru saja dicium dengan ganas oleh seseorang.
Dalam benaknya ia berpikir, seharusnya Billy Li tidak akan menyentuhku lagi, setelah kejadian malam itu… kejadian saat aku mencekiknya.
Tak disangka ternyata Billy tidak takut padanya. Pria itu malah membawanya ke lantai atas dan memberikan hukuman yang aneh dan mendebarkan seperti ini. Shia Tang berpikir dalam hati, Apa Billy Li memiliki hobi khusus terhadap orang yang mengidap penyakit jiwa? Misalnya, seperti hobi meniduri para wanita gila? Mungkinkah?
※
Setelah makan malam, Billy Li hanya memandang ke lantai atas, lalu pergi menuju keluar rumah. Ketika ia sedang berjalan melewati ruang depan, tiba-tiba sosok bayangan wanita berjalan dengan cepat di depan matanya.
Seketika, tatapan Billy Li menajam. Dari semak-semak bunga dan pohon, ia seperti mengenali gelang yang dipakai sosok wanita itu. Seolah-olah melihat keajaiban, tanpa banyak berpikir, Billy Li langsung mengejar sosok wanita tersebut. Steve yang terkejut berteriak memanggil di belakangnya, takut sesuatu mungkin terjadi pada Bosnya.
"Bintang kecilku, Sheryl!" Di sebuah sudut, Billy Li dengan tegas meraih tangan wanita itu. Tetapi, ternyata wanita tersebut hanya seorang pembantu biasa. Kemudian, ia melihat pergelangan tangan wanita itu, ternyata tidak ada gelang yang baru saja dilihatnya.
"Apakah kamu baru saja mengenakan gelang di tanganmu!" tanya Billy Li tanpa ragu.
Terakhir kali berjumpa dengan Sheryl, sebenarnya Billy Li sama sekali tidak melihat Sheryl mengenakan gelang bintang yang dibuat Billy Li khusus untuknya. Jika waktu itu Billy Li tidak melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa Sheryl dikremasi, maka ia tidak akan pernah percaya bahwa gadisnya benar-benar sudah mati.
"Tuan, saya tidak pernah memakai gelang." Jelas pembantu itu dengan panik.
Aneh. Bagaimana Tuan itu tahu jika aku biasanya memakai gelang? Untungnya, aku tidak memakainya hari ini. Kalau tidak, pasti akan ditangkap. Setelah ini, aku akan mengingatkan pembantu yang lain untuk tidak mengenakan gelang. Jangan sampai mereka memakai gelang ketika bekerja. Ujar Sheryl Xia dalam hati.
Billy Li melepaskan pembantu itu dengan kecewa. Kemudian, ia terus mencari ke tempat lain, lalu ia berpikir, Mungkin, sosok wanita yang sedang memakai gelang dan kulihat tadi, bukanlah seorang pembantu.
Steve yang datang setelah Bos pergi memahami alasan mengapa Bosnya tiba-tiba kehilangan ketenangan. Lalu, ia berhenti mengejar Bosnya itu. Dalam hati, ia bergumam, Bos masih belum bisa 'move on' dari masa lalu…