Chereads / Suami Sementara / Chapter 63 - Menyenangkan?

Chapter 63 - Menyenangkan?

Di dalam ponsel wanita itu ada beberapa foto berkas terapi mental Shia Tang. Ternyata, ini alasannya... Kenapa beberapa hari ini membuat Ethan Gu sering tidak ada di tempat adalah karena wanita itu! Jika foto-foto ini kubiarkan menyebar, lihat apa yang akan dipikirkan Ethan Gu terhadap wanita gila ini! Kecuali, Ethan Gu memang berniat tidak menginginkan masa depannya lagi! Batin wanita dalam mobil sport itu.

Ketika Shia Tang kembali ke kamarnya, ia segera memasuki kamar mandi, mengunci pintu, dan membuka telapak tangannya. Di dalamnya ada sebuah kertas lipat tipis. Kemudian Shia Tang membukanya, tertulis kata 'Semangat' di dalamnya. Melihat kata-kata itu membuatnya tersenyum dengan tulus.

"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" Amy yang tidak bisa meninggalkannya. Ia memanggil Shia Tang di luar pintu dengan cemas.

Shia Tang segera melemparkan catatan itu ke toilet, membuangnya, lalu menekan tombol flush di toilet. Ia membuka pintu lalu keluar. Lalu. ia mendorong Amy masuk ke dalam kamar mandi, menutup pintu, dan melihat sekeliling kamarnya. Shia Tang melihat tongkat bisbol yang tergeletak, mengambilnya, dan mengunci pegangan pintu, membiarkan orang yang ada di dalam kamar mandi itu terkunci.

Lagipula sekarang Shia Tang sakit mental, apapun yang ia lakukan tidak dapat diprediksi. Dengan segera Shia Tang menyadari bahwa segala hal yang melarangnya sudah dihilangkan. Bahkan, kamera cctv di setiap sudut ruangan pun sudah dilepas, sekarang Shia Tang bisa bergerak dengan bebas.

Hanya saja, pada malam hari tiba-tiba villa ini kedatangan orang yang seharusnya tidak mungkin datang yaitu, Billy Li. Ia mengatakan akan menemani Shia Tang makan malam. Shia Tang bertepuk tangan dan bersorak. Hanya saja hati Billy Li yang sudah lama mendingin, sepertinya sudah tidak bisa dihangatkan lagi.

Pada siang hari, suara percakapan yang datang dari layar laptop itu jelas terdengar oleh Shia Tang. Pria itu dengan kejam memanggil orang dengan marah-marah. Pria yang datang dan pernah membuat Shia Tang bahagia. Namun, yang ia panggil dengan sebutan 'Kakak kedua' itu, akhirnya menyerah. Padahal, Billy Li juga sudah mencari alasan yang dibesar-besarkan, yaitu masalah Kakak keduanya yang telah memperdaya Shia Tang.

Tapi karena Billy Li, pria ini sekali lagi mengatakan kepada Shia Tang untuk mengenali kenyataan bahwa keluarga Tang tidak pernah benar-benar menganggap dirinya sebagai salah satu anggota keluarga.

Ketika Shia Tang pingsan dalam keputusasaan di malam hujan yang gelap itu, otaknya belum pernah sesadar ini selama dua puluh dua tahun. Saat ia menutup matanya dan memutuskan untuk melarikan diri. Shia Tang harus melarikan diri. Ia tidak akan menjadi korban siapapun lagi. Ia tidak akan menjadi orang yang konyol.

Jadi, hal pertama yang Shia Tang lakukan ketika sadar adalah, "Apakah kamu sudah makan? Ya, aku sudah makan!"

Dokter yang memeriksa bagian otaknya, akhirnya menilai bahwa Shia Tang mengalami gangguan kejiwaan. Yang menunggunya hanyalah Ethan Gu, orang yang sudah menyelamatkannya ini berada di dalam kamar rawat Shia Tang setelah ia kembali dari klinik psikologisnya. 

Ethan Gu adalah orang yang telah mematahkan segala kebohongan Shia Tang. Setelah mendengar seluruh penjelasan dari Shia Tang, Ethan Gu mau bekerja sama mendampingi Shia Tang berpura-pura gila sampai akhir.

Setelah duduk di meja, mata Billy Li yang tajam seperti elang selalu menatap ke arah Shia Tang, seolah-olah mata itu siap menguliti Shia Tang hidup-hidup.

Shia Tang mengambil steak lagi dengan garpu, gerakan tangannya sengaja dia buat tergelincir. Potongan steak itu tiba-tiba keluar dari piring dan langsung mendarat di kepala pria yang ada di seberangnya.

"Eh! Steaknya bisa terbang... aku akan coba lagi!" Shia Tang menatap dengan heran. Lalu dengan terampil ia mengambil pisau dan garpu, memotong steak itu menjadi potongan kecil-kecil dan melemparkannya ke kanan dan ke kiri seperti sedang memberi makan ayam.

Tubuh Billy Li menegang sejak awal sampai akhir. Pelayan yang mengambil steak dari kepalanya menyadari sedari tadi jika Tuannya itu sedang menahan amarah. Hanya Shia Tang saja, yang tidak tahu jika pembuluh darah Billy Li rasanya sudah ingin meledak.

"Apa ini menyenangkan?" Suara desisan dingin terdengar perlahan dengan makna yang ambigu.

Shia Tang tertegun sejenak, bibirnya menyunggingkan senyum lalu berdiri menuju piring Billy Li, "Menyenangkan, apa kamu ingin bermain?" sambil berbicara, Shia Tang menyodorkan tusukan steak itu pada Billy.

"Kamu suka bermain ya? Aku akan membawamu ke permainan yang lebih menyenangkan. Bagaimana?" Billy Li meraih tangan Shia Tang, bertanya sambil tersenyum.

"Apa itu sesuatu yang bisa terbang?" Shia Tang bertanya tanpa ragu-ragu dan membuat gerakan seperti sedang terbang...