Steve kemudian tersenyum, meraih tangan Yami, membungkuk, dan menciumnya dengan kuat, "Rahasianya, tentu saja, tidak bisa diceritakan untuk kedua kalinya." katanya. Kali ini, ia tidak akan pernah memberi Yami kesempatan untuk mendorongnya, atau memberikan pikiran untuk berhenti.
Steve menginginkan Yami, ia menginginkan Yami sebagai wanita miliknya sepenuhnya. Untungnya, Yami segera menanggapi perlakuannya. Apakah ini berarti, kalau sebenarnya tidak begitu sulit bagi hati Yami untuk menerimaku? Batinnya. "Yami, siapa aku?" tanyanya kemudian. Karena, ia tidak ingin dianggap menjadi siapapun.
Yami rampak berkedip, lalu meraih kerah Steve, dan menekannya di bawah tubuhnya dengan kekuatannya, "Steve yang menyebalkan!" katanya. Lalu, ia langsung mencium Steve.
Steve yang mengerutkan kening mulai tersenyum, kemudian menangkup wajah Yami, untuk mendapatkan kembali kendali atas dirinya.