"Aku bisa lari sendiri. Cepat turunkan aku." Shia Tang berbicara dengan malu-malu.
Shia Tang yang memiliki berat badan sekitar 45 kg, saat berada di tangan pria itu, ia terlihat seperti sedang tidak mengangkat beban sedikitpun. Tubuhnya seolah seringan bulu, karena Billy Li masih berlari dengan stabil.
Keringatnya setelah lari pagi memiliki aroma maskulin yang tersendiri, sama sekali tidak tercium bau yang tidak menyenangkan.
"Tahu kalau seperti ini lebih baik, aku menggunakan punggungku untuk menggendongmu, karena punggungku bisa menikmati sebuah pijatan." katanya. Suara Billy Li terdengar stabil, tatapan matanya saat ini tertuju pada dada Shia Tang yang terlihat naik turun.
"Kamu... sopanlah sedikit!" kata Shia Tang ingin melepaskan tangannya, agar bisa menarik resleting mantelnya. Namun, tiba-tiba Billy Li mengangkat tubuhnya lebih tinggi lagi, kemudian memerintahkan, "Pegang yang erat!" katanya.
Shia Tang yang takut jatuh hanya bisa memegang leher Billy Li dengan erat, terlebih lagi ia sudah tidak bisa menutupi suatu pemandangan yang dari tadi ingin dilihat oleh Billy Li.
Semakin lama Billy Li semakin banyak ekspresi, ia juga semakin banyak bicara, membuat Shia Tang sering merasa ragu. Apakah Billy Li ini benar-benar dia? Orang yang tidak memiliki ekspresi pada saat kita baru saja menikah, bahkan enggan mengatakan sepatah kata pun padaku? Batin Shia Tang.
Bagaimanapun, Shia Tang lebih bisa beradaptasi dengan Billy Li yang sekarang. Apalagi ketika berbicara, ia tidak begitu takut lagi padanya, atau sebaliknya Billy Li yang tidak membiarkannya begitu ketakutan.
Dengan segera, mereka berdua sudah sampai di depan. Billy Li lalu menurunkan Shia Tang, kemudian wanita itu berkata tanpa tersipu dan tanpa terengah, "Ayo bertanding, kita lihat siapa yang lebih dulu sampai di tempat melihat matahari terbit." katanya kemudian. Shia Tang lalu menoleh melihat ke arah belakang tubuhnya sambil tersenyum tipis.
"Baiklah, baiklah!" jawab Billy Li dengan malas, pria itu dengan pasrah menyetujui permintaan wanitanya.
"Pemenangnya bisa meminta apa saja. Kalau begitu kamu dulu, katakanlah permintaanmu" Kata Billy Li.
"..." Shia Tang hanya berdiam, ia sedang mempertimbangkan sesuatu dengan cermat.
Melihat langit yang semakin lama semakin memutih, Billy Li berkata mendesak Shia Tang, "Cepatlah, jika tidak yang kita lihat bukanlah matahari terbit lagi!"
"Kalau begitu, temukan daun maple berbentuk hati tanpa bantuan orang lain." Shia Tang mengatakan permintaan itu dengan suara kecil, pada kenyataannya sebenarnya ia sedang tidak berharap dengan permintaan yang ia katakan tadi.
Billy Li mengerutkan kening dalam-dalam. Apa permintaannya sesederhana itu? batinnya.
"Jika kamu tidak bisa melakukannya, aku akan mengubah permintaanku!" kata Shia Tang kemudian, karena mengira Billy Li yang sedang mengerutkan kening itu karena marah lagi. Takut suasana yang membaik ini akan membeku lagi, Shia Tang dengan cepat melambaikan tangannya.
"Itu saja!" kata Billy Li kemudian, ia benci sekali dengan kata-kata 'Tidak bisa melakukannya' karena itu ia memastikan lagi keinginan Shia Tang.
"Oh, baiklah. Kalau begitu ayo kita mulai!" kata Shia Tang kemudian, ketidaksabarannya sedikit tidak bisa disembunyikan lagi.
"Kenapa kamu tidak bertanya apa permintaanku?" tanya Billy Li.
"Eh... permintaan apa yang kamu inginkan?" tanya Shia Tang sedikit gugup, ia berharap kalau permintaan Billy Li jangan sampai terlalu sulit.
Mata Billy Li memancarkan cahaya jahat, lalu membungkuk dan membisikkan sesuatu di telinga Shia Tang untuk mengatakan permintaannya. Setelah selesai mengatakannya, wajah Shia Tang tiba-tiba memerah seperti udang rebus di dalam panci, merah sampai hampir seperti orang marah.
"Boleh minta yang lain tidak?" tanya Shia Tang berbicara dengan malu-malu.
"Tidak boleh!" kata Billy Li kemudian, permintaan tidak boleh didiskusikan lagi.
"Baiklah, kalau begitu!" jawab Shia Tang, kemudian ia berpikir bahwa dia juga belum tentu kalah.
"Jika kamu menerimanya, kalau begitu ayo kita mulai. Satu, dua, tiga, go!" kata Billy Li dengan antusias.
Kedua orang ini bergerak secara bersamaan, Billy Li dengan cepat segera memimpin. Shia Tang terlihat baru berlari sekitar sepuluh langkah, tiba-tiba ia berbalik dan kembali berlari.
Setelah beberapa saat, Shia Tang sudah berdiri di luar gerbang besar yang terbuat dari besi di Star Garden itu, lalu berteriak di jalan bukit, "Hey! Aku menang. Hahaha..."
Billy Li tiba-tiba berhenti, berbalik dan melihat ke atas, ia hanya bisa melihat Shia Tang yang sedang menertawakannya, "Kamu berlari ke arah yang berlawanan. Matahari hari ini masih terbit dari Timur! Hahaha..." katanya.
Rambut Shia Tang diikat tinggi dengan gaya kuncir kuda, memperlihatkan wajahnya yang berbentuk hati benar-benar terlihat begitu lepas. Ia yang tertawa terbahak-bahak, memperlihatkan dua deretan gigi putihnya yang rapi dan bersinar seperti berlian, Billy Li berpikir, bahwa Shia Tang seharusnya cocok menjadi artis iklan pasta gigi.
Billy Li kemudian berjalan selangkah demi selangkah. Shia Tang hanya sibuk menertawainya dan benar-benar lupa melihat matahari terbit di belakangnya. Tapi di mata Billy Li, tawa Shia Tang yang ini lebih indah daripada matahari terbit. Ia belum pernah melihat Shia Tang tertawa begitu bahagia, bahkan air matanya sampai keluar karena tertawa.
"Hahaha... presdir keluarga Li ternyata tidak bisa membedakan antara timur, barat, utara, dan selatan. Hahaha..." kata Shia Tang yang benar-benar tidak bisa berhenti tertawa. Ia melihat Billy Li yang saat ini berada di depannya, membuatnya merasa lebih lucu lagi...