Han Jingnian mengernyit saat memikirkan sampai sini. Wajahnya yang sesempurna dewa terlihat tidak menunjukkan terlalu banyak perubahan ekspresi. Tapi tubuhnya yang mengenakan jas hitam dan alis yang mengernyit jelas menunjukkan aura geram.
Auranya begitu dominan. Meskipun hanya melakukan sedikit pergerakan, namun sudah berhasil menindas reporter yang barusan bicara hingga tidak berani mengeluarkan sepatah kata pun.
Suasananya sunyi untuk sementara waktu. Han Jingnian jelas tidak ingin membuang waktunya lebih lama dengan orang yang tidak layak untuk disebut namanya. Dia hanya menatap dingin reporter itu. Kemudian dia menarik kembali pandangannya.
Asisten Zhang mengerti dan tahu kalau Han Jingnian bermaksud kembali masuk ke dalam mobil. Dia bergegas mengitari mobil dan berlari ke arahnya untuk membantu Han Jingnian membukakan pintu.
Han Jingnian berbalik dan hendak masuk ke mobil. Sudut matanya tak sengaja melihat sesosok merah yang cantik.