Meskipun Xia Wanan dan Han Jingnian berada di perusahaan yang sama, tetapi mereka bekerja di departemen dan lantai yang berbeda. Sehingga mereka tidak pernah bertemu di kantor.
Perusahaan Han adalah perusahaan yang bergerak di bidang perhiasan. Perusahaan tersebut bermula dari sebuah toko perhiasan bernama Star National, yang mana sudah berdiri selama 100 tahun. Kebetulan sekali Xia Wanan adalah seorang perancang perhiasan. Tapi Xia Wanan mendalami ilmu itu bukan karena Han Jingnian, namun karena memang ia sangat suka merancang perhiasan.
Pekerjaan hari ini sangat banyak. Xia Wanan baru menyelesaikan pekerjaannya ketika sudah jam tiga sore, hingga dia lupa kalau belum makan siang. Akhirnya dia memesan makanan lewat pesan antar. Saat menunggu makanan tiba, Xia Wanan teringat kalau sejak minggu, ia bermaksud pergi ke gudang penyimpanan sendirian untuk mencari beberapa barang grosir. Xia Wanan pun segera pergi supaya lebih cepat menemukan barang yang dicari, karena sekarang sudah mendekati waktu pulang kerja. Namun ternyata gudangnya terkunci. Karena sudah tidak ada waktu lagi, maka dia pergi ke gudang penyimpanan yang berada di lantai satu perusahaan.
Sebagian besar isi gudang adalah tumpukan barang-barang yang tidak digunakan. Xia Wanan mencari-cari sebentar, dan akhirnya melihat apa yang dia cari terletak di bagian atas kabinet.
Xia Wanan mengenakan sepatu hak tinggi, namun tidak bisa meraih kotak itu. Ia berusaha meraihnya cukup lama, sampai akhirnya berhasil mengambil kotak tersebut.
Xia Wanan mengambil dan membuka kotaknya. Ia pun melihat-lihat isi di dalamnya tanpa memperhatikan kabinet di belakangnya. Karena tidak melihat, Xia Wanan tanpa sengaja menyenggol kabinet—yang sejak awal memang sudah goyah—di belakangnya. Setelah mendapatkan apa yang dicari, Xia Wanan bermaksud pergi dari gudang sambil membawa kotak di tangannya. Tapi sebelum sempat pergi dari sana, tiba-tiba kabinet di belakangnya runtuh dan hancur berantakan. Tanpa diantisipasi, kabinetnya langsung mengenai punggung Xia Wanan dan membuatnya jatuh.
...
Ketika Xia Wanan tersadar, dia melihat kamar yang seluruhnya berwarna putih.
Dia tidak tahu ada di mana sekarang. Xia Wanan mengerutkan kening dan melihat sekeliling beberapa kali. Kemudian ia sadar sedang ada di rumah sakit dan ingat apa yang terjadi sebelum pingsan.
Tapi, siapa yang membawanya ke rumah sakit? Selain itu, bagaimana dengan kotak yang ia pegang tadi?
Sambil berpikir demikian, Xia Wanan mencoba menggerakkan tubuhnya sedikit. Lalu dia merasakan sakit pada punggungnya.
Dia menghela napas sedetik kemudian. Tak lama, pintu didorong terbuka dan seorang perawat masuk.
Xia Wanan dengan cepat bertanya, "Maaf, siapa yang membawaku kemari?"
"Ada seorang pria paruh baya yang memanggil ambulans."
Xia Wanan pikir yang dimaksud perawat adalah seseorang yang bekerja di gudang saat itu.
Xia Wanan pun tidak bertanya lagi.
Perawat lalu mengecek tekanan darahnya dan berkata, "Anda masih perlu menjalani perawatan di rumah sakit untuk sementara waktu. Jadi Anda harus menelepon anggota keluarga untuk menemani Anda di sini..."
Xia Wanan hanya mengiakan. Setelah perawat keluar, ia lalu mengambil ponselnya.
Xia Wanan tidak akan menghubungi orang tuanya, karena jika menghubungi mereka, ia takut orang tuanya akan merecoki Han Jingnian dan menyuruhnya merawat Xia Wanan. Jadi dia berpikir lagi dan hanya bisa menghubungi Song Youman. Dan ini untuk kesekian kalinya, Xia Wanan merahasiakan hal yang terjadi.
Setelah menutup telepon Song Youman, Xia Wanan menatap layar ponsel sebentar, lalu menghubungi nomor telepon kantor asisten Han Jingnian.
Mau pulang atau tidak, Han Jingnian mungkin tidak peduli sama sekali. Tapi dia takut jika tidak pulang, ibunya akan mencarinya dan bertanya pada Han Jingnian, menanyakan keberadaannya. Jadi untuk menghindari pertanyaan akan masalah antara dirinya dan Han Jingnian, Xia Wanan merasa harus memberitahukan pada Han Jingnian dulu. Lebih tepatnya menghubungi asistennya. Ya, meskipun selama bertahun-tahun Xia Wanan berinisiatif untuk menghubunginya, dia hanya dapat menghubungi melalui asistennya.
Telepon diangkat setelah beberapa saat, "Halo?"
....
PS : Coba tebak siapa yang menelepon?
Ye Feiye: Aku mau mewawancaraimu dan teman-temanmu sebentar. Han Zhenxiang, Han Jingnian, apa kamu suka dengan Wanan?
Han Jingnian: Coba tebak!
Ye Feiye: Lupakan saja. Aku tidak akan bertanya padamu. Sayang-sayangku, apa kalian tidak mau merekomendasikan sebuah tiket padaku?