Chereads / Dokter Besar Ling Ran / Chapter 46 - Lancar

Chapter 46 - Lancar

Ling Ran perlahan-lahan mulai terbiasa dengan irama Zhao Leyi.

Ketika operasi berlangsung, tingkat kesulitan penjahitan mulai meningkat sedikit demi sedikit.

Namun kemampuan meningkat jauh lebih pesat.

Pekerjaan seperti debridemen dan penjahitan sudah terlalu mudah bagi Ling Ran.

Berbicara tentang metode bedah. Tekniknya akan terhitung cukup mahir bila satu jenis operasi telah dilakukan sebanyak 30 kali. Misalnya operasi yang mudah seperti operasi usus buntu, jika telah dilakukan 3-5 kali, dokter umum pun akan dapat melakukannya sendiri di kemudian hari. Jika telah melakukan hingga 100 kali, maka bisa dibilang bahwa dokter tersebut sudah ahli. Bagi dokter yang telah banyak melakukan operasi usus buntu, mereka bisa melakukan operasi tanpa menggunakan laparoskopi. Mereka sudah bisa menemukan apendiks hanya dengan melakukan sayatan kecil di bagian perut untuk menjangkau isi perutnya.

Teknik jahit oposisi level master yang dikuasai oleh Ling Ran, walaupun hanya sebatas sebuah teknik jahit. namun seperti proses debridemen, dia telah melakukan ratusan kali proses itu. Walaupun sistem tidak memberikannya teknik khusus untuk melakukan debridemen, dia pun dapat mengatasinya dengan baik.

Proses operasi selama magang menjadi pengalaman yang luar biasa bagi Ling Ran, tidak hanya memberikan fleksibilitas dan kompetensi dalam setiap gerakannya, tapi juga membuatnya bisa bekerja sama dengan kepala dokter operasi, Zhao Leyi.

Baru menjahit beberapa kali, Ling Ran sudah mampu menguasai teknik operasi yang dimiliki Zhao Leyi.

Sekarang pun, ketika tangan Zhao Leyi berbalik arah, Ling Ran sudah bisa menebak jalan pikiran Zhao Leyi dan langkah apa yang hendak dia lakukan.

Zhao Leyi pun merasa kerjasama dengan Ling Ran dalam operasi membuat operasinya menjadi sangat mudah dan prosesnya menjadi lebih nyaman pula.

Terus terang, sebenarnya Zhao Leyi awalnya sangatlah tidak suka dengan dokter magang satu ini.

Terlalu sombong!

Terlalu tinggi!

Terlalu ganteng!

Kemampuan belajarnya terlalu cepat!

Kesimpulannya, Zhao Leyi merasa tidak senang bila disandingkan dengan dokter magang yang tinggi, tampan, sombong, dan memiliki kemampuan belajar yang cepat.

Namun, setelah Ling Ran bergabung dengannya di meja operasi, Zhao Leyi merasa dirinya tidak selelah biasanya.

Operasinya berjalan terlalu lancar.

Matanya menyipit melihat satu persatu titik luka yang telah terkontrol, tiap luka yang telah dijahit, tekanan darah yang telah stabil..... Jantung Zhao Leyi hanya bisa berdebar-debar melihat pencapaian yang baru saja diraih.

Terutama ketika beberapa rekan dari departemen lain menontonnya di sekitar mereka. Zhao Leyi pun merasa jauh lebih senang daripada menjadi lelaki dengan mobil mahal dan wanita cantik. 

Dalam istilah medis, sekresi dopaminnya dapat mengisi lipatan korteks serebralnya.

Zhao Leyi mendongak dan melihat ke arah Ling Ran, dia masih terlihat tidak ramah, namun sudah tidak seberapa menyebalkan lagi.

"Penjahitan seluruh lengannya aku serahkan padamu, kamu bisa melakukannya?" Zhao Leyi mulai merasa lelah.

Berkonsentrasi penuh dari awal operasi hingga akhir benar-benar menguras tenaga.

Lagipula, luka utama pasien kecelakaan mobil ini ada di tubuh bagian bawah, luka di lengannya bisa dibilang tidak terlalu serius, namun tetap butuh penanganan yang lebih dari debridemen dan penjahitan biasa. Jika dua orang melakukan proses penjahitan, pastinya akan dapat selesai dengan cepat dan departemen lain pun tidak perlu menunggu terlalu lama.

Ling Ran tetap tenang seperti biasanya. Dia mengangguk sambil berkata "baik," kemudian dia berkata kepada suster "Tolong siapkan gunting."

Sebuah gunting langsung diletakkan ke atas tangan Ling Ran.

Zhao Leyi selalu merasa bahwa suster menangani permintaan Ling Ran lebih cepat dari pada permintaannya.

Jika bukan karena sedang ada banyak penonton di ruang operasi, dia sudah bisa membuat lelucon dari kejadian barusan.

'Tenangkan pikiranmu, kuatkan hatimu.'

"Kain kasa."

"Gunting benangnya."

Ling Ran mendapat kesempatan untuk melakukan operasi sendiri. Operasinya dilakukan dengan sangat lancar dan ritmenya sama sekali tidak berubah.

Dokter residen bedah umum yang menunggu di ruang operasi merasa kagum dan terkejut melihat cara Ling Ran menjahitnya. Namun, mereka tidak membuat suara apapun.

Bagi para dokter umum, merupakan kesempatan langka untuk dapat melakukan operasi sendiri. Tapi bagi Ling Ran, ini sudah bukan sesuatu yang spesial lagi.

Faktanya, Ling Ran mendapatkan kesempatannya untuk melakukan operasi jauh lebih cepat daripada dokter residen lainnya.

Untuk melakukan proses debridemen sendiri saja, seorang dokter residen yang telah melalui tiga tahun pelatihan standar di UGD dan telah melakukan sepuluh kasus debridemen dan penjahitan masih belum bisa mendapat kesempatan melakukan itu. Mereka hanya bisa menjadi asisten dokter.

Tentu saja, mereka tidak hanya harus menguasai teknik debridemen dan penjahitan saja. Secara teori, mereka harus melakukan lima resusitasi kardiopulmoner/CPR, dua lavage lambung, lima defibrilasi, lima intubasi trakea, dan berbagai proses lainnya.

Namun, sesuai kondisi di dalam negeri, hanya beberapa dokter yang dapat menyelesaikan semua itu dan dapat menjamin kualitas semua operasi.

"Gunting melengkung."

Ling Ran mengangkat kepalanya dan merilekskan lehernya sejenak.

Suster memberikan gunting melengkung ke arah Ling Ran. Bersamaan dengan itu, mata mereka bertatap-tatapan beberapa detik. Detak jantung suster itu pun langsung tidak karuan.

Raut wajah Ling Ran tidak berubah dan tetap dingin.

Ling Ran sangat senang menjadi dokter, terutama jika dia berada dalam ruang operasi seperti ini.

Jika dia menjadi seorang pegawai negeri, dia pasti akan dianggap pengecut oleh rekan-rekannya. Jika dia bekerja sebagai arsitek, kemungkinan juga tidak akan disukai oleh orang-orang. Namun, ketika dia menjadi dokter dan melakukan operasi yang paling simpel, tidak akan ada orang yang mendesaknya walau dia ingin memeriksa kembali titik-titik pendarahan.

Ling Ran melakukan operasi sambil meminta alat medis yang dia perlukan: 

"Benang #0."

"Forceps." 

"Kain kasa."

Zhao Leyi merasa itu agak lucu.

Biasanya dokter tidak akan memanggil seperti itu, terutama jika itu adalah dokter senior. Sebagian besar yang mereka ucapkan adalah gossip dan hal tidak penting lainnya. Ada beberapa dokter paruh baya gemuk yang sering bercanda dengan lelucon kotor. Jika memerlukan suatu alat medis, maka mereka akan mengambilnya sendiri.

Perawat bedah yang kooperatif tanpa dipanggil pun dapat secara alami memberikan alat-alat yang hendak digunakan kepada dokter. 

Suster lebih terbiasa dengan hal - hal yang terjadi di ruang operasi daripada dokter. Mereka sudah tahu selanjutnya barang apa yang dibutuhkan dokter.

Namun, Ling Ran tidak memiliki pengalaman ini, dan juga masih belum memahami sistem kerja suster. Dia pun memanggil alat yang hendak digunakannya:

"Penjepit hemostatik"

"Penjepit gerigi."

"Kacamata mikroskopis."

Ling Ran berseru dengan tegas, namun Zhao Leyi tetap merasa itu merupakan hal yang konyol. Dia pun sedikit menahan senyumnya.

"Untuk apa kamu menggunakan kacamata mikroskopis?" Zhao Leyi merasa ada yang tidak benar dan segera mengecek.

Ling Ran meluruskan tangan pasien, dan terus sibuk menjahit.

"Bagian tangannya sobek. Pembuluh darah dianastomosis dan tendonnya perlu dijahit." Jawab Ling Ran dengan serius. Tangan Ling Ran tidak berhenti melakukan pekerjaannya. Suster pun juga pelan-pelan meletakkan alat medis ke tangan Ling Ran.

  1. Senyawa kimiawi di otak yang berperan untuk menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh
  2. Lima indera utama manusia yang diatur oleh bagian otak
  3. Tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu
  4. Terapi yang umum dilakukan untuk kasus keracunan, terutama pada daerah dengan fasilitas kesehatan terbatas
  5. Sebuah cara yang tepat untuk mengembalikan normalitas jantung
  6. Tindakan medis berupa memasukan tabung endotrakeal melalui mulut atau hidung untuk menghubungkan udara luar dengan kedua paru
  7. Alat penjepit kedokteran
  8. Hubungan antar pembuluh