Chereads / Super Internet / Chapter 29 - Kultivator Pertama yang Datang ke Warnet

Chapter 29 - Kultivator Pertama yang Datang ke Warnet

"Tempat ini ternyata hanya untuk main game?" Tanya Lan Yan sambil memandang ke sekeliling warnet. Mereka pikir tempat ini menjual barang-barang berharga, atau pintu masuk ke pasar gelap yang rahasia, ternyata hanya sebuah tempat untuk bermain game.

ia benar-benar tak mengerti mengapa tempat ini begitu populer.

Oleh karena itulah ia bertanya demikian pada pemilik tempat ini.

Jadi orang-orang bermain game di sini?

Lan Yan sama sekali tidak mengerti.

Xi Xiaoyun duduk di samping Xu Zixin dan melihat Xu Zixin membunuh beberapa monster hunter dengan belati di layar komputer. Akhirnya ia pun bertanya, "Kak, mengapa mereka terlihat lebih kuat hari ini?"

"Karena versi filmnya sudah keluar." Jawab Xu Zixin dengan santai. "Ada banyak teknik bertempur di dalam film. Awalnya kami terjebak di antara monster hunter, tapi setelah menonton film, kami belajar teknik membunuh monster hunter dengan belati!"

"Hebat sekali! Bukankah itu seperti keturunan seorang petarung legendaris?" Tanya Xi Xiaoyun dengan heboh.

"Mirip seperti itu, tapi versi filmnya sangat bagus! Apalagi ada segerombolan zombie dan monster tipe baru, monster licker." Jelas Xu Zixin yang memperkenalkan film sambil bermain game. Karena jarang ada gadis yang datang ke warnet, maka ia pun berbaik hati pada gadis yang terlihat imut dan elegan tersebut. "Apa kau mau mencobanya?"

(Monster licker: monster yang memiliki lidah panjang sekali)

"Apakah versi filmnya sebagus itu?" Xi Qi yang tenggelam dengan gamenya, tiba-tiba bertanya. 'Tak heran Song Qingfeng dan lainnya menjadi lebih hebat hari ini. Apa mungkin karena mereka baru saja menonton film itu?' Pikir Xi Qi.

"Pak! Bagaimana caranya supaya bisa menonton versi film?!" Tanya beberapa orang.

Lin Shao dan teman-temannya menertawakan Xi Qi, "Mereka tahu… ."

"Semua orang yang datang lebih awal tahu tentang hal ini. Kamu pikir berapa lama mereka bisa merahasiakan hal ini?" Ujar Song Qingfeng sambil memutar matanya.

Orang-orang kadang berkerumun untuk berdiskusi. Meskipun suara mereka tidak terlalu keras, tetapi cukup terdengar dengan jelas.

"Apa maksudnya dengan keturunan petarung legendaris?" Tanya Lan Yan yang merasa terkejut. 'Bagaimana mungkin tempat sekecil ini memiliki hubungan dengan keturunan petarung sejati?' Pikirnya.

"Apa yang dimaksud dengan keturunan petarung legendaris?" Tanya Nalan Mingxue. "Tempat ini sangat misterius, pasti pemilik tempat ini menyihir orang-orang agar datang ke sini."

Mengapa tempat kecil seperti ini bisa memiliki hubungan dengan keturunan petarung legendaris?

"Kalau kamu tidak tahu apa-apa, tolong jangan sembarangan bicara." Fang Qi berjalan ke arah mereka tepat saat mereka sedang membicarakan warnetnya. Fang Qi lalu menunjuk ke arah papan tulis kecil. "Aku sudah menulisnya dengan sangat jelas. Kalau kalian mau bermain game, mainlah. Kalau tidak, silakan pergi."

"Kamu menggunakan cara ini untuk membuat orang-orang penasaran, lalu sok berkuasa dan menyuruh pelanggan mu pergi." Ujar Lan Yan sambil memandang Fang Qi dari atas ke bawah. "Kamu masih muda, tapi pintar memanipulasi orang!"

"..." Fang Qi tak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa memaki, "Sialan!"

"Apa kamu bilang?!" Walaupun tidak tahu apa arti kata 'sialan', tetapi Lan Yan merasa kalau itu bukanlah kata pujian. Lalu tangannya segera memegang gagang pedang di pinggangnya.

Fang Qi tidak peduli sama sekali dan pura-pura tidak melihat sambil menunjuk papan tulis kecil itu lagi. "Konsekuensi dari membuat masalah di sini juga sudah ku tulis dengan jelas. Pikirkan dengan baik sebelum kamu mengeluarkan pedangmu."

Lan Yan lalu melirik ke papan tulis dan tersenyum jijik. "Tidak boleh datang ke sini lagi? Apa peduli ku?"

"Orang yang tidak peduli memang tidak takut dengan apapun…." Fang Qi kehilangan kata-kata karena gadis itu sulit untuk diberitahu. Ia lalu melambaikan tangannya di udara dan berkata, "Lakukan sesukamu."

"Apa ada orang yang berbuat onar?" Tanya Liang Shi sambil berdiri dengan wajah yang tampak suram.

"Jadi orang ini yang berani buat masalah." Ujar Song Qingfeng yang juga ikut melihat Fang Qi dan dua wanita tersebut.

"Apakah kamu sudah bosan hidup?" Tanya Wu Shan sambil melirik tajam.

Karena warnet ini tidak begitu besar, jadi para pelanggan langsung tahu apa yang sedang terjadi, lalu semua orang pun memandang tidak ramah.

"Orang-orang ini pasti suruhanmu, kan?" Tanya Lan Yan yang menyadari apa yang sedang terjadi. "Kamu pikir kamu bisa lolos dariku karena ada mereka?"

"Jangan ikut campur!" Maki Fang Qi sambil memelototi orang-orang yang melihat keributan barusan. "Siapapun yang ada di sini tidak boleh berbuat onar, termasuk kalian!"

"...." Liang Shi langsung membeku di tempatnya lalu berkata, "Pak, kami bisa membantumu."

Wu Shan kemudian memprotes. "Aturan macam apa ini?"

"Jangan terburu-buru!" Ujar Song Qingfeng yang kemudian membeku saat melihat Nalan Mingxue.

Mereka harus berhati-hati dengan status gadis berparas dingin berbaju putih tersebut.

"Pemilik warnet sedang berbaik hati dengan kalian. Coba lihat lambang yang tertera di pedang gadis ini."

"Burung roc di atas dan piton di bawah, itu adalah simbol keluarga Nalan!"

Hal tersebut membuat orang-orang tersebut terkejut dan terdiam membisu, lalu segera kembali ke kegiatan mereka masing-masing daripada membuat masalah.

Setelah kerumunan orang-orang tersebut tenang, Lan Yan lalu menatap Fang Qi dengan tatapan menghina. "Sepertinya, orang-orangnya tidak berguna."

Ia tidak sama sekali tidak bisa membaca pikiran Fang Qi yang memasang ekspresi wajah yang tampak begitu tenang. "Semua pengunjung di sini harus mematuhi peraturan yang ada."

"Lalu bagaimana dengan dirimu sendiri?" Tanya Lan Yan sambil tersenyum dan menatap Fang Qi. "Apakah kamu juga mematuhi peraturan itu?"

"Maaf, apa katamu?" Tanya Fang Qi sambil tertawa. "Aku tidak memaksamu datang ke sini." Imbuhnya.

"Apa kamu menghinaku?!" Ucap Lan Yan dengan nada tinggi sambil mengeratkan genggamannya pada gagang pedang. Ia siap untuk mengeluarkan pedangnya kapan saja.

"Beraninya ia tertawa di saat seperti ini!" Batinnya yang ingin memberi pelajaran pada pemilik warnet yang sombong. Ia ingin mengajarinya agar menghormati seseorang yang statusnya lebih tinggi.

Tetapi Fang Qi justru tertawa saat melihat Lan Yan hendak mengeluarkan pedangnya.

"Lan Yan." Saat itu suara wanita cantik terdengar pelan dari belakang. Lalu dengan tangan seputih salju menekan pedang Lan Yan untuk menghentikannya berbuat keributan.

Seluruh Wu Qi yang ditembakkan Lan Yan ke arah Fang Qi diguncangkan ke udara dan berubah menjadi angin sepoi-sepoi yang meniup pakaian Fang Qi.

Dan semua ketegangan pun menghilang dalam sekejap.

Prajurit berbaju biru keabu-abuan yang memiliki pedang di punggungnya itu tampak menyipitkan matanya, dan melepaskan tangannya dari gagang pedang.

"Apa kalian melihatnya? Pemilik warnet tidak bergerak, bahkan tidak berkedip!" Ujar si hitam dengan suara pelan.

"Bukankah pemilik warnet adalah prajurit yang hebat?" Liang Shi kemudian melanjutkan, "Ia bahkan bisa membunuh tiran tanpa terluka di dalam game."

"Wajahnya tetap terlihat datar walaupun sedang menghadapi bahaya." Sahut Wu Shan lalu melanjutkan, "Ia pasti prajurit yang hebat!"

"Tapi, aku belum pernah melihat pemilik warnet menggunakan keterampilannya di kehidupan nyata." Ujar si hitam yang merasa sedikit kecewa karena belum pernah melihat pemilik warnet bertarung di dunia nyata. "Ku pikir kali ini kita bisa melihatnya, tetapi mengapa ia tiba-tiba berhenti?"

"Gadis itu terlihat sombong dan dingin, tapi lebih pintar daripada semua orang yang ada di sini!" Song Qingfeng tertawa dingin ke arah si hitam. "Karena kita adalah sesama pemain Resident Evil, aku sarankan agar kalian jangan sampai membuat masalah dengan gadis itu, atau kalian akan jadi mayat."

"Siapa bilang kami mau cari masalah?!" Ujar si hitam sambil tertawa.

"Meskipun pemilik warnet ini hebat, tapi ia tidak bisa setenang itu." Ujar Song Qingfeng sambil menyipitkan kedua matanya. Ia adalah orang yang paling tahu tentang Fang Qi. Sebelumnya, ia hanyalah pemuda biasa, bukan prajurit, tetapi ia bisa berkembang begitu pesat dalam waktu singkat.

'Pasti ada sesuatu yang ia sembunyikan.' Gumam Song Qingfeng dalam hati. 'Pasti ada seorang kultivator yang membantunya!'

Lan Yan tidak habis pikir dengan tindakan Nalan Mingxue. "Nona Nalan, kenapa Anda melakukannya?"

Tatapan mata gadis berbaju putih itu tampak begitu dingin dan menyiratkan sebuah cahaya kegelapan. Ucapan Fang Qi tampaknya telah menyentuh perasaannya. Perlahan ia berjalan dan berkata, "Jika ia mengeluarkan pedangnya, apakah ia hanya akan dilarang datang ke sini selamanya'?

"Aku pikir penggunaan kata 'hanya' itu sedikit kurang tepat." Ujar Fang Qi yang tak bisa menahan tawanya. "Tapi seperti itulah. Jika tak ingin bermain, maka silahkan pergi dan jangan membuat keributan. Itulah peraturan di tempat ini."

"Baiklah." Kata Nalan Mingxue sambil menganggukkan kepalanya. "Kami akan mengantri."

"Apa?!" Lan Yan pikir ia salah dengar, lalu menatap Nalan Mingxue dengan ekspresi terkejut. "Kita...? Me... akan ikut mengantri?!"

Semua pelanggan pun ikut tercengang. 'Apa wanita ini baru saja bilang kalau ia mau ikut mengantri?!' Pikir mereka.

Ia tidak sedang bercanda, kan?!

Tapi mereka melihat Nalan Mingxue menganggukkan kepalanya, ia benar-benar akan mengantri.

"Bagaimana mungkin?" Lan Yan merasa kepalanya berhenti bekerja. "Di tempat seperti ini…."

Setelah melihat ke sekeliling, ia langsung melihat kursi besar yang disiapkan Fang Qi. "Nona, apakah kamu mau duduk di sini?"

Ia lalu mengulurkan satu tangannya untuk menyentuh kursi tua Fang Qi.

Saat Fang Qi melihatnya, ia segera menghentikannya dan berkata dengan santai. "Ini kursiku."

"!!??" Gadis itu tak bisa berkata-kata.

"Maaf, memang tidak banyak kursi yang tersedia di warnetku." Fang Qi langsung duduk di kursinya dengan nyaman dan mengabaikan mereka.

"Kamu!" Maki Lan Yan yang menjadi semakin muak dengan sikap Fang Qi. 'Apakah orang ini benar-benar pemilik tempat ini?!'

Ia menganggap kami pelanggannya atau bukan?

Lan Yan lalu menatap Fang Qi dengan tatapan membunuh.

Namun Fang Qi terus mengabaikannya.

"Super?" Lalu, tiba-tiba ada seorang pemuda yang mengenakan jubah kuning dan atasan warna putih berjalan masuk ke dalam warnet.

Di belakangnya ada dua orang pemuda yang juga mengenakan pakaian yang sama dengannya, yang satu bertubuh tinggi dan kurus, sedangkan yang satunya bertubuh pendek dan gemuk. Orang-orang beranggapan kalau mereka pasti memiliki kekuatan yang sama.

"Akhir-akhir ini saat aku di paviliun Qingfeng dan Mingyue, aku sering mendengar orang-orang membicarakan toko kecil bernama Super yang ada di pinggir jalan." Mata Xiao Yulu memandang warnet tersebut dengan tatapan meremehkan. "Dengar-dengar tempat ini sangat ajaib, aku ingin melihat seberapa ajaibnya tempat ini."

Ia kemudian membuka pintu dan melihat apa yang tertulis di papan tulis.

"Tempat kumuh seperti ini tidak menerima emas dan hanya terima roh kristal?"

"Siapa pemilik tempat ini?!" Tanyanya dengan nada tinggi.

"Aku!"

Jawab Fang Qi yang terlihat terkejut.

Ada sebuah batu giok putih yang digantung dengan menggunakan pita sutra berwarna biru cyan di pinggang pemuda itu. Di kepalanya juga ada sebuah mahkota emas ungu, dan jubah yang ia pakai pun tampak begitu indah. Itu semua menunjukkan kalau ia berasal dari keluarga kaya. Ketika mereka bertiga muncul, orang-orang langsung tahu kalau mereka bertiga adalah kultivator!

Fang Qi telah tinggal di tempat ini selama bertahun-tahun. Meskipun ia pernah melihat beberapa kultivator lewat di jalan, tetapi mereka selalu berada di dalam kereta kuda mereka, dan ia belum pernah melihat wajah mereka.

Ini adalah pertama kalinya Fang Qi melihat seorang kultivator dari dekat.

Tentu saja, Xiao Yulu bukanlah kultivator biasa!

Xiao Yulu adalah cucu dari Xiao Changlong, tetua dari Tiangang yang tinggal di istana Taoist Liuyun, bagian dari aliansi Taois Wuwei.

Saat Xiao Changlong masih muda, ia ikut serta dalam perang untuk mendirikan negara Dajin. Lalu ia dipromosikan menjadi tetua dan kepala festival anggung di ibu kota Dijing selama satu abad. Bahkan ketika ia pensiun dan kembali ke kota asalnya, ia masih memiliki derajat yang tinggi di kota Dijing dan wilayah Jiangnan.

"Kultivator?!"

"Ternyata mereka adalah kultivator?!"

Para pengunjung warnet Fang Qi tampak sangat terkejut, karena tidak semua orang bisa berbicara dengan seorang kultivator.

Bahkan Song Qingfeng dan lainnya memasang muka suram. Kultivator biasa mudah diajak bicara, tetapi Xiao Yulu….

Ia benar-benar sulit untuk dihadapi!

Xiao Yulu mengerutkan keningnya dan memandang sekelilingnya dengan tatapan merendahkan. Para pengunjung yang ada di tempat ini ternyata hanyalah prajurit tingkat rendah.

Ia lalu menatap ke arah Fang Qi dengan tatapan menghina. "Dengar-dengar tempatmu ini sangat ajaib, apakah benar?"

"Kamu benar." Fang Qi menjawabnya dengan santai. Baginya, pria ini tidak lebih dari penduduk biasa, dan tak ada bedanya dengan pengunjung warnetnya yang lain.

Xiao Yulu lalu menunjuk pemuda berbadan gemuk yang ada di belakangnya. "Junior Liu, cari tahu apa yang ajaib dari tempat kumuh ini."

"Baik!" Balas pemuda gemuk bermarga Liu itu sambil tersenyum. "Ayo, biarkan aku melihat apa yang menarik dari tokomu ini."

"Kalau aku puas, semua akan baik-baik saja. Tapi jika tidak bisa membuatku puas..."

"Sekarang masih belum ada tempat yang kosong. Jika kamu ingin mencobanya, silahkan mengantri dulu." Ujar Fang Qi sebelum pemuda bertubuh gemuk itu menyelesaikan kalimatnya.

"Apa? Mengantri?" Si gemuk Liu tersentak kaget saat mendengar ucapan Fang Qi barusan. Semua orang yang sedang mengantri juga melihatnya dengan tatapan terkejut.

Ini sudah bukan masalah bermain game, tapi...

Si gemuk Liu lalu tertawa. 'Berani-beraninya orang ini menyuruhku mengantri! Apa ia tidak tahu siapa aku?!'

"Apa kamu bosan hidup?!" Tanya si gemuk Liu sambil meraih kerah baju Fang Qi dengan memasang ekspresi marah. "Apa kamu tidak bisa mengusir mereka? Mengapa aku harus mengantri?!"

Tetapi Fang Qi tidak menanggapinya.

Dan membuat si gemuk Liu menjadi semakin marah. "Berani-beraninya pemilik tempat ini menyuruhku mengantri, bahkan mengabaikanku?"

"Aku bisa mematahkan kakimu sekarang juga!"

"Apakah mereka benar-benar akan membuat onar?" Tanya si hitam dan lainnya yang terperangah dengan apa yang mereka lihat.