Chereads / Super Internet / Chapter 31 - Tak Berhenti Sama Sekali

Chapter 31 - Tak Berhenti Sama Sekali

Ratu merah yang mengontrol segalanya, lautan zombie di mana-mana, monster licker yang mengerikan, apapun itu, membuat orang-orang jantungan. Apalagi para penonton seolah berada di tempat kejadian. Hal itu membuat mereka khawatir kulit mereka akan terluka dan berubah menjadi monster jelek seperti zombie kalau mereka tidak hati-hati.

Cerita terus berlanjut, dan Lan Yan pun tersadar kalau ia menjadi semakin heran dengan jalan cerita dari film tersebut. Ia bisa menyaksikan secara langsung pertarungan dengan tangan kosong dan baku tembak yang tanpa henti, bahkan pertarungan besar melawan para monster licker yang menegangkan. Keseluruh ceritanya benar-benar menakjubkan.

"Bagaimana plotnya bisa seperti ini?" Tanyanya yang merasa heran.

Ia kagum dengan film tersebut yang sangat unik dan baru pertama kali ia lihat.

Ia tak pernah menyangka kalau hal seperti itu akan terjadi. Bagaimana bisa hal ajaib seperti itu terjadi di dunia ini?

Sekarang akhirnya ia percaya kalau semua orang yang datang ke sini bukan karena ditipu, melainkan karena mereka tertarik dengan apapun yang ada di tempat ini.

"Apakah semua yang kita lihat barusan itu nyata?" Nalan Mingxue dan Lan Yan sudah selesai menonton versi film. Meskipun ekspresi Nalan Mingxue terlihat jauh lebih tenang daripada Lan Yan, tetapi ia masih terlihat kagum dengan apa yang barusan ia saksikan.

"Entahlah, mungkin itu terjadi di negeri yang jauh atau malah hanya sebuah cerita." Fang Qi menjawabnya dengan santai.

"Benarkah?" Nalan Mingxue bisa merasakan tubuhnya berubah, seolah ia bisa mengendalikan tubuhnya, bahkan ia mendapatkan pengetahuan tentang teknik bertarung.

Meskipun kultivasinya tidak mengalami perubahan, tetapi jika ia berada di dalam pertempuran, kultivasinya akan mengalami peningkatan.

Fang Qi lalu menggelengkan kepalanya. "Aku menyebutnya dengan film."

"Film?" Nalan Mingxue sedang memikirkan makna di balik kata tersebut dengan hati-hati.

"Apakah ada yang lain?" Tanya Lan Yan yang merasa penasaran. "Game apa yang kamu bicarakan sebelumnya?"

"Bukankah sebelumnya kamu menuduhku menipu dan menyihir pelangganku? Bahkan kamu menuduhku mempekerjakan orang-orang untuk menjadi pelangganku." Ujar Fang Qi sambil melihat ke arahnya dan tersenyum.

Tak hanya Fang Qi, bahkan Song Qingfeng dan lainnya juga ikut menatapnya.

"Aku..." Sekarang semua orang sedang memperhatikannya. Sikap gegabahnya tadi membuatnya harus merasa malu seperti sekarang, ia benar-benar ingin menyembunyikan wajahnya sekarang juga!

Sekarang Lan Yan merasa sangat canggung dan malu hingga ingin menjerit.

Ia lalu bergumam, "Apakah sebelumnya aku benar-benar mengatakan kalau kamu menipu orang-orang?"

Sebelumnya ia meremehkan para prajurit dan pemuda kaya yang ada di sini, dan menatap mereka seolah mereka semua bodoh, tetapi sekarang ia merasa dirinya sendirilah yang bodoh.

"Aku akui tadi aku meremehkan tokomu ini." Ujar Lan Yan sambil menatap Fang Qi dengan tatapan sedih, seolah akan menangis. Akhirnya ia mengakui bahwa ia memang sempat menuduh Fang Qi sebagai penipu.

Fang Qi tertawa sebelum mengajari mereka bagaimana caranya bermain game.

Empat jam kemudian.

"Apa?! Kamu bilang kami hanya bisa bermain selama 6 jam?!" Lan Yan segera berdiri dari kursinya dan menatap Fang Qi dengan mata lebarnya.

"Tidak bisa!" Pekik Lan Yan. "Aku harus mengungkap misteri dibalik Kitab Kutukan!"

Orang-orang di sekitarnya tak bisa menahan tawa mereka saat mendengar ucapan barusan. "Pemilik warnet tidak membeda-bedakan pelanggannya dalam menerapkan aturan yang ada di sini."

"Benarkah?" Tanyanya sambil mengeluarkan segenggam roh kristal dan menaruhnya di tangan Fang Qi seraya berkata dengan bangga. "Sekarang bisa, kan? Aku akan membayarmu 10 kali lipat!"

"Sepuluh kali lipat?!" Sebelumnya Song Qingfeng hanya berani lima kali lipat!

Apakah kali ini Fang Qi akan menerima uang itu?

20 keping roh kristal per jam!

Beberapa pelanggan terlihat menelan air liur mereka saat melihat uang sebanyak itu.

Fang Qi menatap roh kristal yang ada di tangannya dengan tatapan ragu. Jika sistem mengizinkannya, ia tidak akan menolak uang sebanyak itu.

Tapi sayangnya sistem masih tidak mengizinkannya kali ini.

"Maafkan aku." Fang Qi mengembalikan uang itu seraya berkata, "Semua orang harus mengikuti aturan yang ada di sini."

"......!?"'Apa pemilik tempat ini bodoh? Mengapa ia menolak tawaran yang sudah dinaikkan 10 kali lipat?'

Dengan sekantung roh kristal itu, seorang pemain bisa bermain sampai besok, tetapi

Fang Qi justru menolaknya?

"Kalau begitu aku harus membayarmu berapa?" Nalan Mingxue bertanya dengan nada sedingin es, dan membuat orang-orang menduga kalau ia sedang tak ingin bernegosiasi dengan Fang Qi.

"Meskipun kalian membayarku seribu kali lipat atau sepuluh ribu kali lipat." Ujar Fang Qi dengan tenang. "Aku tidak peduli. Peraturan tetaplah peraturan, tak bisa diubah."

"Pemilik toko memang seseorang yang taat pada peraturan!" Ujar pria berjanggut sambil mengelus jenggotnya. Ia merasa lega setelah melihat bagaimana Fang Qi mengikuti peraturan yang Fang Qi buat sendiri. Itu berarti ia juga tak akan menjual komputernya kepada siapapun.

Sebenarnya Wu Shan dan lainnya tidak senang dengan peraturan mengenai pembatasan waktu bermain, tetapi setelah melihat ada orang yang ingin membayar hingga 10 kali lipat, dan Fang Qi masih menolaknya, mereka pun merasa jauh lebih tenang.

Song Qingfeng mengingat kembali pengalaman pahit yang membuatnya bahagia. "Kami sudah pernah mencoba hal serupa sebelumnya."

"Apa kamu… benar-benar tidak membiarkan kami bermain lagi?" Tanya Lan Yan yang tidak ingin berhenti main game.

Tapi sekarang ia tak bisa bermain lagi.

Tapi kalau saja tadi ia tak melihat seberapa hebat pemilik tempat ini, Lan Yan ingin sekali membunuhnya!

Ia pikir Fang Qi adalah penipu licik, tetapi sekarang ia sadar kalau Fang Qi adalah pebisnis yang jujur.

Bagaimana bisa seseorang tidak tertarik dengan uang? Jika ia adalah seorang pembohong, maka semua orang yang ada di dunia ini adalah pembohong.

"Aku benar-benar masih ingin main." Lan Yan menghentakkan kakinya seraya bertanya, "Tidak bisakah kamu membuat pengecualian untuk kami?"

"Tidak bisa."

"Kamu pasti sengaja!" Maki Lan Yan sambil menatap Fang Qi dengan tatapan membunuh, tetapi Fang Qi tetap mengabaikannya.

Setelah beberapa saat, Nalan Mingxue berkata, "Ayo kita pergi."

Meskipun Lan Yan merasa sangat malu, tetapi ia tidak menyerah. "Tapi aku masih ingin bermain game."

"Nona!" Panggil Lan Yan pada Nalan Mingxue yang telah meninggalkan warnet, dan ia pun langsung mengejarnya.

Ekspresi Lan Yan terlihat sangat rumit saat ia berjalan keluar dengan enggan. "Nona Nalan... aku rasa tempat ini tidak seburuk yang kita kira."

"Kenapa dunia aneh tadi bisa terlihat begitu nyata?"

"Monster zombie, senjata, dan virus itu tampak begitu nyata."

"Dan aku merasa seperti sedang mempelajari teknik bertarung saat menontonnya."

"Bahkan aku merasa kalau kekuatanku juga ikut meningkat."

"Aku juga ingin tahu apa yang terjadi pada alur cerita resident evil setelahnya. Aku sangat penasaran."

"Pemilik warnet itu benar-benar tidak bisa bersikap ramah pada pelanggan! Aku benar-benar ingin memberinya pelajaran karena melarang kita melanjutkan permainan!"

"Aku benar-benar ingin bermain game lagi."

Lan Yan mengoceh tanpa henti hingga akhirnya Nalan Mingxue membalikkan kepalanya. Ekspresinya tampak berbeda dari biasanya. Ia lalu berkata dengan lembut. "Ayo besok kita datang lagi."

"........"

Di Restoran Yunshan.

Apapun yang dilakukan oleh Xiao Yulu sangat mempengaruhi mereka.

Saat ini yang mereka pedulikan hanyalah Xiao Yulu dan tiga orang yang terkena sambaran petir misterius.

"Pemilik tempat itu sangat berani!" Si hitam bergidik saat mengingat apa yang telah terjadi. "Aku tidak percaya ia bisa menendang Xiao Yulu keluar dari warnetnya!"

"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah masalah ini." Ujar Liang Shi lalu menghela nafas.

"Masalah apa?" Tanya si hitam sambil tertawa. "Kamu pikir pemilik warnet yang mencari masalah? Ia bahkan tidak menganggapnya serius!"

Li Kuan mengambil gelas birnya lalu bersulang dengan Liang Shi sambil tersenyum pahit.

Ia menggelengkan kepalanya lalu meneguk semua bir yang ada di dalam gelasnya.

Wu Shan tertawa keras seraya berkata, "Apa pentingnya? Lagipula tidak ada hubungannya dengan kita, yang harus kita lakukan hanyalah bermain game. Tapi aku terkesan dengan pemilik warnet yang taat pada peraturan."

"Semua orang juga beranggapan begitu." Sahut Li Kuan sambil tersenyum canggung.

Mereka harus mengakui kalau versi filmnya lebih mengejutkan daripada versi gamenya.

Gerombolan zombie serta pemandangan manusia yang terpotong-potong karena sinar laser, dan kota yang berantakan tersebut, telah meninggalkan kesan yang begitu mendalam di dalam pikiran mereka.

Mereka yang belum pernah melihat alur cerita seperti itu pasti akan terkejut hingga tak bisa berkata-kata.

Di sisi lain, semua orang tahu kalau menonton filmnya dapat membantu meningkatkan keterampilan tempur seseorang. Meskipun peningkatannya tidak bisa secara terus-menerus seperti saat bermain game, tetapi itu sudah cukup bagi mereka.

Beberapa orang bahkan bertanya-tanya. "Apakah ini benar-benar hanya sebuah game? Pertarungan senjata dan semuanya terlihat seperti nyata! Apakah hal itu pernah terjadi di suatu tempat?"

Sekolah Lingyun.

Setelah versi film keluar, para siswa memiliki banyak topik untuk dibicarakan dalam percakapan mereka sehari-hari.

Sebagian besar pemain adalah siswa dari sekolah Lingyun, jadi terkadang para siswa membahas tentang Resident Evil dalam perjalanan ke sekolah.

Tetapi ada juga pemain yang lebih suka mengerjai orang lain.

Setelah pelajaran teknik seni bela diri selesai, Song Qingfeng dan lainnya pulang saat matahari sudah terbenam.

Ada jejak setapak kecil di sepanjang perjalanan dari lapangan seni bela diri ke gerbang sekolah. Karena lokasinya yang jauh dan terpencil, maka tak ada orang yang merawat tanaman yang tumbuh di area ini. Karena itulah cabang dan daun pohon tampak merambat satu sama lain dan seolah saling bergandengan, hingga menciptakan jalan lorong melengkung raksasa berwarna hijau.

Daun-daun tebal tersebut menghalangi masuknya sinar matahari, dan membuat jalanan itu menjadi sangat gelap. Lalu Song Qingfeng memperhatikan siluet dua orang yang berdiri di bawah pohon.

Kedua orang itu mengenakan pakaian compang-camping dan menuju ke arahnya dengan perlahan. Karena kepala mereka yang merunduk, ditambah dengan keadaan yang gelap, maka Song Qingfeng tak bisa melihat wajah dua orang tersebut dengan jelas.

Hal itu membuat Song Qingfeng merasa ada sesuatu yang tidak beres."Apa yang mereka berdua lakukan?"

Tiba-tiba mereka menggeram dan menyerang Song Qingfeng dan ia bisa melihat sebagian muka orang tersebut.

Kedua orang itu menggeram dan membanting Song Qingfeng!

"Zombie?!" Teriak Song Qingfeng ketakutan. Bagaimana mungkin ada zombie di dunia nyata?!

Saat ia kembali tersadar, kedua zombie itu telah melompat di depannya.

Dan salah satu dari mereka telah meraih lengan tangannya.