Direktur Lu tidak berbohong, dan tawaran wawancara untuk hadiah satu juta yuan itu adalah wawancara terakhir. Setelah itu, walaupun diskusi di internet terus berlanjut, tidak ada awak media yang masuk ke gedung universitas dan mengganggu Luzhou.
Setelah beberapa hari, akhirnya Luzhou mendapatkan informasi bahwa pihak universitas membantunya agar tidak ada lagi sesi wawancara. Media massa independen maupun media massa besar yang ingin masuk ke gedung sekolah ditahan di pintu depan.
Walaupun banyak hal bisa terjadi di kampus, pada akhirnya, kampus adalah tempat untuk belajar.
Walaupun awak media bisa membuat universitas menjadi lebih populer dan menarik semakin banyak calon mahasiswa, wawancara yang berlebihan akan membuat suasana universitas menjadi ramai dan tidak baik untuk proses belajar mengajar. Inilah alasan mengapa administrasi universitas membantu menghalangi para wartawan.
Pada hari Sabtu, Luzhou pergi ke ICBC dan mendapatkan cek satu juta yuan langsung dari kepala cabang.
Ia segera berjalan keluar, menolak tawaran orang-orang yang berusaha menjual asuransi kekayaan dan jasa pengaturan uang, kemudian duduk di dalam bis sambil melamun.
Sebelumnya, ia tidak pernah punya uang sebanyak ini.
Sekarang, tiba-tiba ia jadi kaya, dan ia tidak tahu harus melakukan apa.
Yah, mungkin sebaiknya sekarang ia menyimpan uang itu dulu.
Setelah beberapa saat, ia turun dari bis, dan lagi-lagi ia mengambil HP nya untuk menatap jumlah nol dalam notifikasi transfer uang. Jantungnya berdegup dengan kencang.
"Aku sudah punya satu juta, tinggal empat juta lagi untuk bisa menyelesaikan misi."
Setelah menatap layar itu, Luzhou memasukkan HP nya ke dalam kantong dan berjalan menuju kumpulan pedagang penjual makanan ringan.
Ia berjalan hingga sampai ke sebuah restoran kecil untuk makan siang. Saat ia kembali ke gedung universitas, jam sudah menunjukkan pukul 2 siang.
Mengingat pesan dari Dosen Tang kemarin, ia segera pergi ke gedung laboratorium, dan masuk ke dalam kantor Dosen Tang.
Luzhou mengetuk pintu. "Masuklah." Kata Dosen Tang dari dalam, dan ia segera masuk.
Melihat sosok yang datang, Dosen Tang tertawa, "Nak, belakangan ini kamu terkenal sekali."
Luzhou tersenyum canggung, "Ah, bapak bisa saja. Saya jadi malu."
Dua murid S2 yang sedang bekerja di kantor tersebut saling pandang, memutar mata, dan memutuskan untuk tidak memedulikan mereka.
Ha?
Aku yang kena masalah, kenapa mereka yang sebal?
Dasar, mereka iri atau apa, hingga benci sampai seperti itu?
Dosen Tang mengambil gelas, dan meminum teh panas sembari tersenyum. "Oh? Kukira kamu senang. Apa kamu tidak siap berkutat dalam dunia entertainment?"
Luzhou hanya tersenyum malu. Ia memutuskan untuk tidak menjawab.
"Oke, sebentar lagi kelas, jadi mari kita langsung saja." Dosen Tang memutuskan untuk berhenti bercanda setelah melihat reaksi Luzhou. "Aku mendapatkan surat undangan dari Universitas Princeton. Bulan Februari nanti, akan ada konferensi internasional untuk membahas beberapa teori beserta risetnya. Dan kamu diundang untuk memberikan laporan akademik dari hasil penelitianmu."
Luzhou terdiam, raut wajahnya bingung. "Konferensi akademik?"
Dosen Tang mengangguk dan tersenyum. "Benar, ini adalah ajang komunikasi akademika, dan dalam konferensi ini, kamu bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar banyak dan menambah ilmu. Ditambah lagi, konferensi Universitas Princeton bisa dibilang sangat berpengaruh dalam bidang Teori Angka. Kamu adalah mahasiswa tanpa gelar pertama yang menerima kehormatan ini, jadi ambillah kesempatan ini. Tidak perlu khawatir soal biaya, karena pihak universitas akan membayar tiket pulang-pergi beserta penginapan. Pergi saja!"
Ini adalah kesempatan emas untuk berkomunikasi dengan jenius lain dan mendapatkan ilmu.
Luzhou mengangguk, menyanggupi undangan tersebut.
"Kalau begitu, aku akan segera bersiap-siap."
"Bawalah makalah-mu, dan jangan lupa ubah bahasanya menjadi lebih sederhana. Fokus konferensi ini adalah sesi tanya jawab, dan sepertinya akan banyak sekali ahli-ahli yang ragu atas hasil penelitian-mu, dan siap melontarkan banyak pertanyaan. Bersiap-siaplah, sepertinya kamu harus menjawab banyak pertanyaan nanti."
"Iya… Kalau begitu, saya pamit pergi dulu." Luzhou mengangguk.
"Tunggu dulu, masih ada yang ingin kusampaikan." Kata Dosen Tang, "Sekretaris Yun akan memasukkanmu dalam nominasi 10 generasi muda terhebat di China. Walau kamu tidak terpilih, setidaknya namamu akan masuk nominasi."
10 Generasi Muda Terhebat China!
Luzhou terbelalak, tidak menyangka akan mendengar perkataan tersebut.
Ia tidak tahu banyak tentang penghargaan itu, namun ia tahu bahwa penghargaan itu disponsori oleh Liga Generasi Muda China, dan didukung oleh lebih dari 10 saluran media ternama. Tujuan program tersebut adalah untuk mencari generasi muda berbakat dan menunjukkan sosok-sosok yang bisa dijadikan contoh untuk generasi berikutnya. Hanya ada sedikit orang yang bisa masuk nominasi tersebut.
Pengaruhnya sama dengan penghargaan 4 Mei, Hari Anak Muda!
Luzhou menarik nafas dalam-dalam, jantungnya berdegup kencang, namun setelah beberapa saat, ia berhasil menenangkan diri.
Walaupun penghargaan itu terdengar sangat prestisius, faktor yang membuat penghargaan ini sulit didapat adalah pengukuran kontribusi. Penghargaan tersebut bukanlah penghargaan eksklusif untuk bidang ilmu pengetahuan semata, namun juga diberikan untuk mereka yang berkontribusi dalam ekonomi dan negara. Kontribusi sosial adalah faktor pengukur terbesar dalam penghargaan ini.
Ditambah lagi, permainan politik akan membuat persaingan memenangkan penghargaan tersebut menjadi semakin sengit.
Jika ia bisa memenangkan Penghargaan Fields, kemungkinannya untuk mendapatkan Penghargaan Anak Muda China akan semakin besar.
Masalah kedua, tidak mungkin penghargaan itu diberikan tanpa alasan.
Kemarin, Sekretaris Yun datang ke sekolah untuk menyalaminya, demi menunjukkan betapa pentingnya riset sains dan ilmu pengetahuan. Dan sekarang, tiba-tiba ia dimasukkan menjadi salah satu peserta yang berhak memperebutkan penghargaan tersebut. Sepertinya, ada sesuatu di balik semua ini.
Akhirnya, semangat dalam hati Luzhou sedikit berkurang.
Ia tidak pernah meragukan IQ-nya.
Di sisi lain…
Ia tidak tahu banyak tentang EQ.
Luzhou tidak menjawab, ia hanya tersenyum dan bertanya, "Apa pendapat Bapak akan semua ini?"
Dosen Tang tersenyum. "Pendapatku? Tergantung sudut pandangmu, menurutku ini bukan hal yang buruk jika kamu ingin berkutat dalam dunia politik suatu hari nanti. Sekretaris Yun akan menjadi koneksi yang sangat berharga, dan kamu akan terus maju dengan bantuannya. Baik atau buruk, jawabannya tergantung pada keinginanmu."
Luzhou terdiam.
Dosen Tang meminum teh sambil duduk dengan santai.
Beberapa waktu berlalu, dan akhirnya Luzhou tersenyum dan menggeleng. "Aku adalah seorang mahasiswa, dan masalah politik bukanlah sesuatu yang cocok untukku."
Tapi, di sisi lain, bagi seorang anak dengan Ayah yang bekerja di pabrik, pendapat itu terdengar sangat menarik. Jika ia menjadi salah satu anggota administrasi universitas, atau bahkan, jika ia mampu menjadi ketua Asosiasi Sains China dengan bantuan Sistem-nya, mungkin hidupnya akan menjadi jauh lebih baik.
Tapi, menyadari kemampuan diri sendiri adalah sebuah keputusan yang bijak.
Dan walaupun ia memiliki keinginan sendiri, kemungkinan besar Sistem-nya memiliki rencana lain.
"Sepertinya, kamu menyadari kemampuanmu sendiri. Kamu tahu kamu tidak bisa melakukan ini, kan?" Dosen Tang mengangguk dan meletakkan termos-nya di atas meja seraya menatap Luzhou, "Kamu sudah mengambil keputusan, tolaklah, jangan berbasa-basi dalam menolak."
Luzhou berpikir selama beberapa saat sebelum menjawab, "Tidak ada murid yang pantas menerima kehormatan seperti ini… Apa aku pantas?"
Dosen Tang mengangguk, tidak menjawab pertanyaan itu.