Wartawan?
Luzhou terdiam saat melihat ke bawah melalui balkon. Dan benar saja, ada mobil dari TV Jin Ling beserta dengan media-media lainnya. Mereka masing-masing membawa kamera dan peralatan lainnya, dan salah satu dari mereka sedang berusaha bernegosiasi dengan staf manajemen asrama.
Memangnya ada apa ini?
Shi Shang memandang Luzhou dengan tatapan kagum. "Woi, apalagi yang baru saja kamu lakukan? Apa kamu baru membuat penemuan yang mengguncang dunia? Sepertinya mobil-mobil di bawah itu sedang mencarimu."
Mendengar pertanyaan Shi Shang, Luzhou mengambil HPnya untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Ternyata...
Namanya ada di urutan pertama trending topik, dan sampai sekarang masih menjadi nomor satu. Bahkan, gosip tentang artis terkenal pun kalah populer!
Huang Guangming akhirnya benar-benar terbangun, dan ia berguling untuk mengintip keluar, "Ada apa lagi? Aku harus mencari apa di internet?"
"Teori Zhou…"
"Teori? Teori apa? Dia bikin teori baru?" Tanya Shi Shang.
"Bukan, dia berhasil… Dia berhasil membuktikan Teori Zhou." Liu Rui menatap layar HP nya dengan tatapan tak percaya, lalu menelan ludah dan memandang Luzhou. "Teori dari sosok bernama Zhou ini adalah soal matematika kelas dunia yang terkenal. Aku sempat membacanya di perpustakaan, saat aku membuka buku teori angka."
Setelah hari ini, sepertinya bagian itu harus segera diganti.
Dengan kata lain, pada hari ini, keempat penghuni kamar tersebut telah melihat sebuah kejadian bersejarah.
Huang Guangming dan Shi Shang menarik nafas, kemudian memandang Luzhou dengan tatapan kagum yang bercampur dengan rasa takut.
"Hei… Ada apa di wajahku?" Tanya Luzhou seraya menyentuh wajahnya, tapi tentu tidak ada apa-apa di wajahnya.
Kemudian Shi Shang memandang Luzhou, "Hei, kita ini teman, kan?"
Luzhou menghela nafas dan berkata, "Sudah, diam, akan aku traktir kalian."
Setelah melakukan pencapaian besar seperti itu, jelas saja Luzhou tidak bisa menolak permintaan teman-temannya yang minta ditraktir.
Ekspresi Shi Shang berubah kecut. "Memangnya aku sampai segitunya, ya?"
Kemudian Luzhou menjawab, "Apa aku tidak perlu mentraktir kalian?"
"Uhuk! Tidak, maksudku, aku bukan orang seperti itu, tapi jika kamu mengundang, aku tidak akan menolak!" Shi Shang berdehem dan tersenyum malu. "Eh, selain itu… Lu… Maksudku, maukah kamu berfoto bersamaku? Untuk dikirim ke teman-teman."
Huang Guangming terbelalak kaget dan berteriak, "Sialan, Fei! Kamu ini kenapa sih?! Kenapa kamu jadi penjilat bodoh seperti ini? Tunggu, jika ada wartawan mau meliput, jangan lupa panggil aku!"
Liu Rui duduk dan menggaruk-garuk kepalanya seraya memikirkan bukti Teori Zhou yang ditulis oleh Luzhou. Walaupun ia sudah membuka dan membaca versi asli artikel, tapi ia masih tidak mengerti cara pembuktiannya. Ia fokus pada artikel dan tidak ikut obrolan teman-temannya.
"..." Luzhou sendiri tampak diam.
Saat itulah, Luzhou menyadari jika ia ingin nama baiknya tetap selamat, ia tidak bisa diwawancarai di sini.
Tidak akan ada yang tahu kata-kata gila apa yang bisa dilontarkan para berandalan ini.
Bahkan, jika mereka ada di sini, akan lebih baik jika ia menghindar dari para wartawan!
Akhirnya, di tengah pembicaraan mereka, Luzhou mengambil tasnya dan memutuskan untuk kabur.
Tanpa memedulikan teriakan Huang Guangming, Luzhou segera berlari keluar kamar dan menuruni tangga.
Namun, saat ia hendak keluar melalui pintu gedung asrama, ia bersama teman-temannya dihalangi oleh sekelompok wartawan.
Situasi ini benar-benar gawat, dan sepertinya, sebentar lagi ia akan ketahuan. Luzhou berencana untuk bersembunyi dalam kerumunan untuk kabur, namun seorang pria berkacamata yang membawa perangkat kamera mengenalinya.
"Halo, apakah benar Anda bernama Luzhou?" Tanya seorang wartawan dari saluran Berita Malam Jin Ling sambil mengulurkan alat perekam.
"Luzhou, bagaimana Anda berhasil membuktikan Teori Zhou? Berita di internet mengatakan bahwa Anda berhasil menyelesaikannya saat malam, karena mendapatkan inspirasi dari mimpi. Apa benar begitu?"
"Bolehkah kami tahu cara Anda belajar? Apakah Anda punya saran untuk mahasiswa-mahasiswa lain?"
"Ada gosip yang beredar di internet yang menyatakan bahwa Profesor Pierre Deligne dari Universitas Princeton telah memberikan Anda beasiswa untuk belajar S2 di Amerika Serikat. Apakah Anda akan pergi ke Princeton untuk melanjutkan studi?"
Berbagai macam pertanyaan dilontarkan pada Luzhou, dan puluhan kamera menghadap tepat ke arahnya. Para mahasiswa yang lewat, berkumpul untuk melihat apa yang sedang terjadi, hingga akhirnya Luzhou tidak tahu harus menjawab pertanyaan yang mana.
Untungnya, ada seseorang yang memutuskan untuk membantu…
"Tunggu, tunggu sebentar. Bergantian."
"Jangan menghalangi pintu asrama."
Beberapa pria berpakaian jas berjalan ke depan, dan para wartawan segera mundur.
Luzhou bernafas lega. Di belakang pria-pria berjas itu, ada Bapak Qin, sang Kepala Departemen, sedang berjalan bersama dua orang tua yang asing. Namun, kedua pria tua itu memiliki aura yang sama dengan Bapak Qin, menunjukkan bahwa setidaknya mereka adalah salah satu pimpinan kampus.
Saat Luzhou sibuk berpikir dan menebak-nebak siapa sebenarnya kedua orang tua di samping Bapak Qin, salah satu pria berjalan mendekat dan mengulurkan tangan kanannya. "Luzhou, selamat ya, Nak."
Luzhou menerima uluran tangan itu dan bertanya dengan sopan, "Maaf Pak Dosen, siapa bapak sebenarnya?"
"Hahaha." Pria tua itu tersenyum, matanya menunjukkan bahwa senyum itu benar-benar tulus. "Satu-satunya yang layak disebut pengajar di sini adalah Bapak Qin. Aku tidak berhak memiliki kehormatan itu."
Terdengar suara jepretan kamera, dan momen saat mereka bersalaman telah diabadikan.
Luzhou pun menjadi semakin bingung.
Kalau bukan dosen, lalu siapa dia sebenarnya?
Ia benar-benar tidak tahu siapa pria tua itu.
"Dia adalah salah satu staf negeri yang bertugas di Kota Jin Ling, Yun Qing Feng." Ucap Bapak Qin lalu tersenyum. "Ini Wang Zhongming, kepala Asosiasi Matematika Provinsi Jiangsu, dan wakil direktur Asosiasi Ahli Matematika China."
Sosok tua kedua orang yang mengenakan kacamata. Mereka terlihat mengangguk seraya tersenyum kepada Luzhou.
"Halo, Profesor Wang." Luzhou menyapa dengan sopan, dan mengulurkan tangan kanannya.
Ternyata, kedua pria tua itu punya kedudukan yang tinggi…
"Halo." Profesor Wang tertawa dan menyalami Luzhou sembari mengangguk puas. "Pantas saja Profesor Tang yang mengajar di Jin Ling sangat menyukaimu. Kamu benar-benar berbakat."
Luzhou tertawa dan berkata, "Profesor Wang terlalu memuji saya."
"Kalau ada kesempatan, kita akan berbicara lagi. Sekretaris Yun masih ingin berbicara, dan aku tidak ingin menghabiskan waktu." Ucap Profesor Wang lalu tersenyum.
"Tidak juga, aku sudah meluangkan waktu." Balas Sekretaris Yun seraya menyunggingkan senyum. "Luzhou, saya sebagai wakil dari kota Jin Ling, mengucapkan terima kasih atas sumbangsihmu pada ilmu pengetahuan."
Luzhou merasa sedikit bangga mendengarnya.
Ia sangatlah senang karena karyanya telah menjadi kontribusi dalam ilmu matematika, dan untuk seluruh kota Jin Ling.
"Tidak, saya hanya mengerjakan soal matematika. Terima kasih atas pujian ini." Ucap Luzhou lalu tersenyum.
"Tidak," Sekretaris Yun tersenyum. "Kamu tidak hanya menyelesaikan soal matematika biasa, kamu telah berhasil menyelesaikan soal matematika yang menjadi momok bagi dunia matematika selama lebih dari 20 tahun! Kamu telah berkontribusi untuk Universitas Jin Ling, untuk kami semua. Kamu berhak menerimanya!"
Kata-katanya sangatlah formal.
Namun, semua pujian itu memang pantas diterima oleh Luzhou.
Soal matematika itu memang ada selama lebih dari 20 tahun, namun bukan berarti soal tersebut dipikirkan dan dikerjakan selama itu, dan tidak berhasil diselesaikan juga. Setiap orang memiliki spesialisasi masing-masing, dan mereka fokus pada masalah lain tanpa terlalu memikirkan soal tersebut.
Luzhou tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. Dalam situasi seperti ini, lebih baik ia tidak terlalu banyak bicara jika tidak ditanya, dan membiarkan alat-alat perekam para wartawan mendapatkan apa yang diperlukan saja.
Luzhou merasa senang saat melihat senyum dari Sekretaris Yun.
Seperti kata pepatah, semua akan kembali pada Tiga Dewa. Pria yang sibuk seperti Sekretaris Yun pun menyempatkan waktu untuk mengunjungi Universitas Jin Ling dan bertemu dengan Luzhou. Sepertinya, makalah buatannya telah menjadi terkenal dalam komunitas matematika dan menjadi sensasi nasional. Apakah kepala negara sudah tahu? Atau ia sudah mendengar berita itu dari koran?
Apa yang akan Luzhou dapatkan jika mereka memutuskan untuk mendukungnya?
Uang?
Nama?
Yah, apapun itu, ini bisa dibilang menguntungkan!
Setelah beberapa saat, Sekretaris Yun tersenyum dan berkata, "Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan negara. Memberi pendidikan kepada murid-murid berbakat adalah salah satu prioritas kota kita! Kemarin, para anggota Kementrian Pendidikan di kota kita melaporkan pencapaian ini padaku, dan kami menjadi semakin tertarik setelah mengetahui situasi keluargamu. Kemarin, kami mengadakan pertemuan, dan memutuskan untuk memberimu hadiah materiil. Kita tidak bisa bermain-main dalam masalah pendidikan para ilmuwan masa depan!"
Mendengar perkataan itu, Luzhou berkata, "Terima kasih, Bapak Yun! Maaf telah merepotkan!"
"Tidak apa-apa, ini sudah biasa." Pria tua itu melambaikan tangan dan tersenyum. "Kamulah yang sudah bekerja keras. Para ilmuwan adalah garis terdepan penyumbang ilmu pengetahuan untuk negeri kita."