Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Liurui baru saja terbangun dari tidurnya akibat ranjangnya yang sedikit bergoyang. Ia lalu melihat sekelilingnya untuk mencari tahu penyebab goncangan tersebut. Rupanya Luzhou sedang turun dari kasur atas. "Kenapa kamu bangun pagi sekali?" Tanyanya pada Luzhou.
Karena takut suaranya membangunkan teman sekamarnya, Luzhou pun menjawab dengan suara kecil.
"Um."
Liurui lalu bertanya tanpa ragu.
"Apakah kamu masih bekerja paruh waktu?"
Luzhou menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak. Belakangan ini aku mau istirahat."
"Lalu kamu mau pergi ke mana sampai bangun sepagi ini?"
"Perpustakaan."
Jawaban Luzhou membuat rasa kantuk Liurui menghilang dalam sekejap.
Setelah menyikat giginya di wastafel, Luzhou menuju ke kamar mandi. Ketika keluar dari kamar mandi, ia melihat Liurui sedang merangkak di bawah tempat tidur untuk mengambil tempat sikat giginya dan bertanya, "Kamu tidak kembali tidur?"
"Aku mau belajar ulang." Jawab Liurui sembari mengambil tempat sikat giginya, lalu menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Luzhou merasa bingung saat tahu kalau teman sekamarnya ternyata peduli dengan hal semacam ini. Tetapi ia tak ambil pusing dan segera memakai sepatunya, lalu meraih tas ranselnya, kemudian pergi keluar.
Cuaca di Jinling pada bulan Juni terasa sangat panas, kecuali pada jam lima atau enam pagi.
Aroma udara bercampur dengan embun pagi dan angin sepoi-sepoi yang sesekali berhembus menerpa pipinya membuatnya tidak terlalu kepanasan. Cuaca pagi ini benar-benar terasa menyegarkan.
Setelah membeli dua roti dan segelas susu kacang kedelai di kantin, Luzhou melanjutkan perjalanannya menuju perpustakaan.
Universitas Jinling adalah salah satu perguruan tinggi yang terkenal di negeri ini. Meskipun belum ada satupun staf perpustakaan yang datang, tetapi sudah banyak orang yang berdiri sambil membaca buku di depan perpustakaan.
Luzhou mengambil sebuah buku kosakata level empat untuk dibaca ulang. Walaupun tidak senyaman di dalam perpustakaan, tetapi ia tidak merasa terganggu dengan suasana di sekitarnya.
Namun ketika pintu perpustakaan terbuka, para mahasiswa bergerombol masuk ke perpustakaan, dan ruang terbuka yang berada di luar pun menjadi kosong.
Orang-orang bergegas masuk saat pintu perpustakaan akhirnya terbuka. Namun Luzhou justru terlihat santai dan berjalan menuju ke rak buku untuk mengambil buku yang berjudul Aljabar Tingkat Tinggi Oleh Tu Boyun. Lalu ia menuju ke sudut perpustakaan untuk mencari tempat yang tenang.
Luzhou berpikir bahwa ia akan membutuhkan waktu satu sampai dua jam untuk membaca dan mendalami isi buku tersebut. Buku ini berisi tentang metode mengingat, kalkulus otak, dan analisis masalah.
Dilihat dari jumlah halamannya, ia mungkin akan membaca dan memahami isi dari buku Analisis Matematika Baru ini hingga siang tiba. Karena pada sore hari, ia bermaksud untuk menambah pengetahuannya tentang aljabar tingkat tinggi.
Sambil menghela nafas dalam, Luzhou membuka buku Analisis Matematika Baru yang diberi pembatas buku, lalu ia lanjut membaca buku tersebut.
Luzhou memasuki keadaan yang sama seperti sebelumnya dengan cepat. Ia kembali tidak mempedulikan keadaan di sekitarnya, seolah-olah dunianya terpaku pada buku.
Waktu terus berjalan dan sekarang sudah pukul setengah dua belas siang. Luzhou menghela nafas dalam lalu meletakkan bukunya.
Buku berjudul Analisis Matematika Baru ini telah selesai ia baca, dan nilai koefisiennya turun menjadi 5.
Hal ini sesuai dengan perkiraan Luzhou. Penilaian sistem terhadap koefisien itu bukan berdasarkan standar penilaian matematika pada umumnya, tetapi berdasarkan tingkat pengetahuannya sendiri.
Sedangkan alasan dibalik nilainya 5 dan bukan 0, mungkin karena ada sesuatu di dalam bukunya yang belum ia mengerti sepenuhnya. Ia mungkin perlu membacanya ulang untuk dapat mengerti sepenuhnya.
Namun Luzhou tentu saja tidak akan melakukannya, karena itu merupakan hal yang sia-sia untuk membaca ulang buku yang hanya memiliki koefisien 5.
Ketika waktu makan telah tiba, Luzhou pun meletakkan bukunya dan berjalan keluar dari perpustakaan.
Ketika melalui pintu masuk perpustakaan, ia melirik gambar holografis di pintu dan melihat sisa waktunya masih 18 jam.
Luzhou tiba-tiba merasa bahwa itu adalah hal yang mustahil untuk menyelesaikan tugasnya sesegera mungkin. Dalam enam jam ini ia merasa bahwa dirinya perlu mempelajari lebih banyak hal daripada tahun lalu.
Luzhou mengelus dagunya sembari memikirkan tentang buku Aljabar Tingkat Tinggi yang tertutup di atas meja. Tetapi ia tak ingin memikirkannya lebih jauh dan memilih untuk bergegas ke kantin.
Apakah ia perlu mencari buku Bahasa C saat periode akhir masih ada ujian Bahasa C?
Lagipula masih ada Bahasa Inggris.
Luzhou tidak tahu apakah buku Bahasa Inggris memiliki nilai koefisien atau tidak. Selain itu, tidak ada koran bahasa Inggris di depan pintu masuk perpustakaan. Sistem teknologi gelap ini sepertinya memiliki prasangka yang aneh dengan jurusan liberal. Ini bukanlah hal yang baik.
Luzhou menggunakan kartu pembelian makanan untuk membeli makanan dan bergegas kembali ke perpustakaan setelah menyelesaikan makan siangnya. Namun ia terlebih dahulu pergi ke konter untuk mengembalikan buku yang telah dibaca. Setelah itu, ia menuju ke rak buku dan mengambil buku Penjelasan Terperinci Bahasa C yang Kelima. Ia kemudian meletakkannya di bawah lengannya dan kembali ke tempat duduk.
Perpustakaan tampak lebih ramai setelah jam makan siang.
Luzhou tanpa ragu mengambil buku Aljabar Tingkat Tinggi. Saat ia sedang melihat buku yang lain, tiba-tiba ia merasa lengannya ditusuk oleh sesuatu. Ia lalu melihat ke samping dan menemukan seorang gadis cantik berkuncir ekor kuda dan berkacamata sedang melihatnya dengan malu-malu. Rupanya gadis itu yang menusuk-lengannya dengan pena barusan.
"Maaf mengganggu… bolehkah aku bertanya?"
Luzhou menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Silahkan bertanya saja."
Meskipun aktivitasnya terganggu, tetapi Luzhou sama sekali tidak merasa terganggu.
"Mau tanya apa?"
Dalam interaksi antar manusia, penampilan adalah salah satu faktor penting. Dan Luzhou menilai kalau gadis ini termasuk cantik.
Mengapa gadis ini bertanya kepadaku? Mengapa tidak bertanya kepada yang lainnya? Pikir Luzhou.
Bukankah itu berarti ia lebih tampan daripada yang lainnya?
Luzhou lebih suka berbicara dengan orang-orang yang berwawasan dan jujur.
Dia tidak menginginkan apapun, dia hanya ingin semuanya berjalan dengan lancar!
Gadis itu berkata pelan. "Terima kasih." Lalu ia mengangkat kursinya dan meletakkannya di sebelah Luzhou. Gadis itu lalu memberikan sebuah pena dan kertas buram pada Luzhou.
Luzhou pun mengambil pena dan kertas itu lalu membaca judul di kertas itu.
"Coba aku lihat … mencari limit, bukankah begitu?"
"Coba cari angka positifnya a dan b, buat persamaannya (X→0) lim1/ (x-bsinx) ∫t²/√(a+t²)dt=1 kalikan. (∫sudut atas ditandai x, sudut bawah ditandai 0)." Jelas Luzhou.
Sepertinya aku belum pernah mengerjakan soal ini, tetapi ketika aku membaca buku tadi, aku melihat soal yang sama. Batin Luzhou.
Rumus itu adalah rumus tingkat tinggi, sepertinya bisa digunakan untuk menguji sistemnya.
Seperti biasanya, Luzhou berpikir sambil memutar pena di tangannya. Beberapa saat kemudian ia berkata, "Sudah selesai."
"Ini, apakah ini sudah selesai?" Chen Yushan melihatnya dengan tidak percaya. Kamu belum menulis apapun, bagaimana bisa sudah selesai? Tanya Chen Yushan dalam hati.
Luzhou memandangi gadis itu, lalu menyimpulkan bahwa sepertinya kecerdasan gadis itu tidak sebanding dengan penampilannya.
Tetapi sejujurnya Luzhou pun terkejut dengan kecepatannya menyelesaikan soal barusan. Walaupun ia belum pernah menyelesaikan soal semacam itu, tetapi ternyata ia dapat menyelesaikannya dengan mudah. Begitu mudahnya sampai kertas buram pun tidak berguna, karena proses penyelesaian soal tersebut sudah sangat jelas.
Bahkan tidak masuk akal, Luzhou tidak mengatakan apa-apa lalu mengambil pena. Ia menuliskan proses penyelesaian soal tersebut di atas kertas buram, lalu menjelaskannya sambil menulis. "Contoh 0/0 tidak terdefinisikan, langsung menggunakan hukum L'Hospital, langkah yang pertama adalah memisahkan integral, tidak sulit kan? Dari (X→0) lim (1-bcosx) =0, bisa didapatkan b=1, lalu kembali ke asalnya, bisa didapatkan a=4, lihatlah jawabannya, apakah penjelasanku benar atau tidak."
(Dalam kalkulus, Aturan L'Hôpital merupakan derivatif (turunan) untuk membantu dalam menentukan nilai limit yang melibatkan bentuk tak tentu. Penerapan (atau berulang penerapan) dalil ini akan mengubah bentuk tak tentu menjadi bentuk tertentu, sehingga nilai suatu limit mudah ditentukan).
Chen Yushan menatap kertas buram tersebut dengan linglung karena penjelasan Luzhou terlalu cepat.
Terutama ketika dua jawaban terakhir ditulis. Chen Yushan benar-benar buruk dalam pemecahan integral.
Dengan perasaan ragu ia melihat jawabannya dengan mata terbelalak.
Itu jawabannya?!
Luzhou tersenyum bangga ketika melihat ekspresi gadis di hadapannya. Ia lalu berkata, "Hukum L'Hospital itu penggunaannya mudah dan perhitungannya juga tidak begitu sulit. Ngomong-ngomong, apakah kamu mahasiswa baru?"
Wajah Chen Yushan memerah lalu berkata, "Aku sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian pascasarjana."
Setelah selesai mengatakannya, mukanya semakin memerah.
Bukan karena malu, tapi karena marah!
Benar-benar menjengkelkan!
Apa-apaan dia?! Bukankah ini hanya soal penyelesaian matematika saja? Pengetahuan matematika tingkat tinggiku sudah bertahun-tahun tak tersentuh. Benar-benar tidak berkelas, pantasan saja masih bujangan! Kamu lebih pantas tinggal di perpustakaan sendirian! Pikir Chen Yushan.
Chen Yushan merasa sedikit lega setelah mengumpat dalam hati.
Luzhou memang sendirian di perpustakaan, tetapi ia memilih untuk mengabaikan seorang Chen Yushan yang termasuk cantik.
"Ehh..." Ekspresi Luzhou terlihat canggung. Ia mengira bahwa wanita itu berada di tingkat yang sama dengannya, ia tidak menyangka wanita itu adalah mahasiswa tingkat empat.
Luzhou hendak meminta maaf, namun tiba-tiba terdengar suara batuk yang cukup keras dari dua baris di hadapan mereka.
Suara batuk tersebut membuat Luzhou sadar kalau pembicaraannya dengan Yushan mungkin mengganggu orang lain. Sementara itu, wajah Chen Yushan memerah dan memilih untuk kembali ke tempat duduknya.
Kalau sudah begini, maka tidak ada lagi kesempatan bagi Luzhou untuk meminta maaf. Apalagi menanyakan nama dan nomor Wechat.
Luzhou hanya bisa menggelengkan kepala lalu kembali fokus pada buku Aljabar Tingkat Tinggi yang belum selesai ia pelajari.
Apakah belajar memang begitu penting bagi seorang gadis muda?
Lalu bagaimana dengan hubungan dengan orang lain?
Maaf, kutu buku sejati tidak memiliki waktu untuk bermain.
Kalau Luzhou bisa menaikkan tingkat kemampuan matematika menjadi LV 1, baginya itu sama saja dengan memiliki dunia.
Karena itulah, Luzhou kembali mengabaikan sekitarnya dan hanya fokus mengambil buku di perpustakaan, lalu membacanya.