Chereads / Sistem Teknologi Gelap / Chapter 21 - Ternyata Ia Orang yang Jujur

Chapter 21 - Ternyata Ia Orang yang Jujur

"Luzhou!" 

Luzhou yang sedang berjalan ke arah asrama pria pun menghentikan langkahnya ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia menoleh dan melihat sosok Lin Yuxiang sedang berlari menghampirinya.

Lin Yuxiang membungkukkan badannya sedikit dan menarik napas, lalu berkata, "Bagaimana kamu bisa berjalan begitu cepat?" 

Luzhou dengan ragu bertanya, "Memangnya ada apa?" 

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin berterima kasih padamu. Terima kasih." 

"Tidak apa-apa, tidak usah sungkan." Ujar Luzhou sambil menggelengkan kepala. 

"Meskipun aku tahu jika aku tidak begitu pandai, tetapi aku akan berusaha untuk menyamaimu! Jadi, aku berterima kasih padamu karena sudah memberikan kesempatan untuk ku." 

Emmm…...

Itu adalah hal yang tidak mungkin. 

Jangan mengatakan ingin mengejar ketinggalan, karena mengejar ketinggalan dari belakang bukanlah hal yang mudah. 

Namun, Luzhou tersenyum dan memberikan dukungan. "Yah, berjuanglah, kamu pasti bisa." 

"Benarkah? Terima kasih atas dukunganmu!" Lin Yuxiang berkata dengan gembira. "Kalau begitu, sebagai tanda terima kasih, bolehkah aku mengajakmu makan malam?"

Meskipun undangan makan malam tersebut terdengar sangat menarik, tetapi Luzhou menolaknya dengan halus.

"Kamu lebih makan saja dengan pacarmu, saya tidak bisa ikut." 

Lin Yuxiang tertawa ketika mendengar ucapan Luzhou barusan. "Pacar?" 

Luzhou merasa sedikit tertegun dan bertanya, "Bukankah mahasiswa Wang itu pacarmu?" 

"Apa yang kamu katakan?" Lin Yuxiang bertanya balik. Ia kemudian berkata, "Dia adalah seniorku dan aku sudah menganggapnya sebagai kakak ku sendiri." 

Hei? 

Memangnya ada hal seperti itu? 

Luzhou pada awalnya tertegun, lalu ia menanggapi. 

"Maaf, tetapi saya masih ada urusan pribadi yang harus diurus nanti malam. Lain kali saja." 

Lin Yuxiang tidak menduga bahwa ajakannya akan ditolak. Ia tampak tertegun sejenak lalu kembali berkata sambil tersenyum. "Ah! Kalau begitu lain waktu saja. Ngomong-ngomong, bolehkan aku meminta nomor WeChat-mu?"

Kali ini Luzhou tidak menolak dan mengeluarkan ponselnya. 

Bagaimanapun juga, mereka adalah rekan satu tim, dengan adanya nomor telepon, maka mereka dapat lebih mudah untuk saling menghubungi. 

Setelah bertukar WeChat, Lin Yuxiang memegang telepon genggamnya lalu berterima kasih dan akhirnya segera pergi. 

…...

Di universitas selalu ada banyak perempuan, mereka cantik, sederhana dan selalu tersenyum ramah. 

Mereka akan memberikan pujian saat ingin dekat dengan seseorang. Pujian mereka akan berbunyi seperti ini:

"Hebat," 

"Wow, kamu luar biasa." 

"Hei, aku harap aku bisa sepandai kamu." 

Mengenali dan mengakui kekurangan diri sendiri adalah suatu hal yang bagus, tetapi orang-orang jelas tidak merasa puas dengan melakukan hal tersebut. 

Para gadis pandai menggunakan bahasa yang indah untuk menampilkan diri mereka sebagai orang yang lemah dan kesepian agar mendapatkan perlindungan dari lawan jenis. 

Namun ketika ada lawan jenis yang berusaha mengejar, maka ia akan menjauh. 

Hal itu akan membuat orang yang dijauhi mulai merenungkan apakah ia baik atau tidak. Setelah itu, hati mereka akan dipenuhi dengan rasa ketidakpuasan. 

Jika fenomena abstrak ini berubah menjadi sebuah model perilaku sosial, maka perilaku ini sangat mirip dengan struktur sosial semut. 

Keadaan ini bagaikan para semut pekerja dan semut tentara yang setia kepada seorang ratu, tetapi semut-semut tersebut tidak memiliki hak untuk menikahi si ratu. 

Menurut analisis rasional, Luzhou merasa bahwa ia mungkin bisa memahaminya. 

Tujuan dari Mahasiswa Lin sangat jelas kalau ia nekat mengikuti Kompetisi Pemodelan Matematika untuk mendapat peringkat. Mungkin ia bisa melihat jelas bahwa Luzhou merasa tidak puas dengan rekan satu timnya, jadi ia sengaja mendekati Luzhou untuk menunjukkan niat baiknya. 

Mau tidak mau harus diakui bahwa gadis semacam ini adalah musuh alami dari siswa terbaik. 

Mereka yang menghabiskan terlalu banyak energi untuk belajar biasanya akan mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, apalagi lawan jenis.

Lalu mengapa Luzhou tidak? 

Itu karena ia masih memiliki kesadaran diri.

Menurut Luzhou, meskipun dirinya jujur dan tampan, tetapi tubuhnya tidak terlalu tinggi dan ia juga bukan orang kaya. 

Berbicara dengan gadis semacam Lin Yuxiang bukanlah hal yang mudah bagi pemuda seperti Luzhou.

…...

Luzhou kembali ke asramanya, bersiap untuk membawa komputer ke perpustakaan dan kembali memilih topik penelitian untuk pembuatan makalah.

Namun, ketika kakinya melangkah masuk menuju ke kamar asrama, Huang Guangming bergegas untuk menutup pintu. 

Hah? 

Masih terkunci?

Luzhou menatap Shishang dan Liurui sambil tersenyum. "Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan kepada kalian." 

Shishang tertawa dan berkata, "Sobat."

Luzhou juga ikut tertawa dan membalas, "Sobat?" 

"Bisakah kamu tidak memanggilku dengan sebutan yang membuatku merinding?" Imbuhnya.

Ketika ia menghalangi pintu kamar asrama dengan punggungnya, Huang Guangming berkata dengan serius. "Kami semua melihatnya. Sejujurnya, siapa gadis yang bicara denganmu barusan? Sejak kapan kamu mulai berhubungan dengannya? Bagaimana perkembangan hubungan kalian? Bagaimana rasanya?" 

Luzhou benar-benar tidak mengerti maksud pertanyaan Huang Guangming barusan.

Shishang lalu menepuk bahu Luzhou sambil menghela napas, lalu berkata, "Sobat, bukannya aku tidak mau membantumu, tetapi bukankah kamu perlu memahami kami yang masih bujangan ini? Sebagai teman sekamar, kami semua meminta tolong padamu untuk melakukan satu hal, panggil lah teman-teman wanitamu dan perkenalkan lah mereka kepada kami." 

Luzhou menghela napas, lalu mengulurkan tangannya dan memegang bahu Shishang. "Sobat, maaf, saya tidak bisa membantu kalian. Gadis tadi hanyalah teman satu tim ku dalam Kompetisi Pemodelan Matematika dan aku baru bertemu dengannya hari ini."

"Bagaimana mungkin?! Apakah tidak ada hubungan di antara kalian?" Liurui bertanya dengan curiga. 

"Uh, bisa dibilang begitu." Ujar Luzhou sambil menganggukkan kepala. 

Tiga orang yang berada di dalam kamar asrama tiba-tiba berkata, "Membosankan, ayo pergi."

"Padahal kami akan memberi dukungan penuh jika sobat bisa mendapatkan pacar."

"Kalau begitu, ayo kembali ke kursi dan bersiap-siap untuk memulai pertandingan berikutnya." 

Ujian matematika tingkat tinggi dan analisis matematika telah selesai. Minggu depan masih ada ujian Bahasa Inggris dan Bahasa C. Tak terasa, libur musim panas hampir tiba. Karena itulah tidak ada lagi penghuni kamar ini yang mau belajar ulang. 

Ketika Luzhou melihat tidak ada lagi yang menghiraukannya, ia diam-diam membawa tas komputernya lalu menyelinap keluar. 

Meskipun kemarin ia berada di dalam perpustakaan hingga pustakawannya pergi, tetapi ia masih belum menemukan topik yang cocok untuk menulis sebuah makalah. 

Namun, kemarin ia juga sudah banyak ide. Hari ini ia siap bekerja keras untuk menyelesaikan pemilihan topik dan menulis makalah. 

Ini mungkin terdengar mudah, tetapi sebenarnya sama sekali tidak mudah untuk dilakukan. 

Luzhou telah mencari dan menemukan tiga puluh artikel yang lebih dari setengahnya tertulis dalam Bahasa Inggris. Setelah itu, ia mengunduh semua artikel tersebut dan begadang untuk membacanya sampai selesai. 

Meskipun ia telah membaca materi pengajaran, tetapi masih ada banyak istilah di dalam artikel yang sulit ia pahami. 

Tentu saja, itu karena kemampuannya belum setara dengab para mahasiswa jenius yang sesungguhnya.

Jika saja sistem dapat memberinya tugas membaca di perpustakaan, itu pasti akan lebih baik.

Luzhou hanya bisa menghela napas panjang.