Chereads / Sistem Teknologi Gelap / Chapter 22 - Tata Penulisan Makalah Yang Benar

Chapter 22 - Tata Penulisan Makalah Yang Benar

Luzhou memiliki cara yang berbeda dari kebanyakan orang dalam menulis makalah. Bagi pemuda itu, semua masalah termasuk penulisan makalah dapat diselesaikan dengan sistem integral. Dan menurut Luzhou, mengusulkan ide yang sesuai lebih penting daripada merealisasikan ide itu sendiri. 

Karena itu, kunci utama dari permasalahanya adalah pemilihan topiknya. 

Kriteria Luzhou untuk pemilihan topiknya sebenarnya sederhana. 

Selain itu, penulisan makalah merupakan suatu hal yang bagus karena dapat membawa suatu perubahan di dalam dunia akademis. 

Ada begitu banyak makalah mengenai sains dan teknik yang diterbitkan dalam sebuah jurnal yang berkualitas rendah. 

Kalau begitu, informasi mengenai Algoritma yang unik juga dapat diterbitkan pula sebagai makalah, sama seperti makalah yang berisi pembuktian terbaru mengenai suatu hipotesis yang belum terpecahkan. 

(Dalam ilmu matematika dan komputer, algoritma adalah urutan atau langkah-langkah untuk penghitungan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang ditulis secara berurutan. Algoritma pemrograman adalah langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah pemrograman komputer.) 

Luzhou ingat, pada 13 tahun yang lalu saat Musk sedang menjalani wawancara dengan pendiri Akademi Khan, beliau mengatakan dua kata gurauan yakni, "Sembilan puluh persen makalah tentang informatika itu tidak berharga," dan "Berapa banyak makalah PHD tentang informatika yang telah digunakan oleh orang lain sebagai bahan referensi?" Ucapan Musk tersebut didukung oleh banyak orang yang berasal dari bidang industri sains dan teknologi. 

Tetapi tentu saja Musk juga menerima banyak kritikan karena ucapannya tersebut. 

Hal itu karena pernyataannya dianggap bersifat bias dan hanya mencerminkan masalah dari beberapa aspek saja. 

Keamanan informasi jaringan dan jaringan saraf tiruan masih normal serta konsep data besar dan konsep cloud computing memang bermasalah. Hal tersebut membuat kecerdasan buatan menjadi berantakan dan masalah ini tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Masalah ini juga menjadi masalah bagi para 'ahli muda'. 

(Cloud computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang berfungsi untuk menjalankan program atau aplikasi melalui komputer-komputer yang terkoneksi pada waktu yang sama.)

Karena alasan tersebut, Luzhou akhirnya memilih kecerdasan buatan sebagai fokus utamanya. 

Tentu saja, cakupan kecerdasan buatan itu terlalu luas, mulai dari permainan video sampai sikat gigi otomatis. Semua itu telah diintegrasikan ke dalam aspek kehidupan masyarakat, tetapi hanya sampai batas tertentu. 

Luzhou kemudian mengetik sebaris kalimat di atas dokumen word sambil berpikir. 

[Aplikasi Kecerdasan Buatan dalam Sistem Informasi Geografis] 

Dari navigasi telepon genggam hingga pencarian jalur kendaraan tanpa awak secara otomatis dan pengaturan lalu lintas, Luzhou mulai memikirkan topik yang sesuai.

Dan Luzhou memilih kendaraan tanpa awak. 

Tentu saja topik tersebut masih sangat luas, tetapi tidak masalah karena ia harus menerbitkan sembilan makalah! 

Karena itulah, saat ini Luzhou terlihat begitu serius dan terus mengetik di atas keyboardnya. Ia sedang mengetik beberapa judul makalah. 

[Analisis Algoritma Titik Piksel Berdasarkan Kecerdasan Buatan] 

[Optimasi Algoritma Untuk Pengenalan Gambar Dinamis Berdasarkan Kecerdasan Buatan] 

[Metode Pengukuran Otomatis Ukuran Fitur Tubuh Manusia Berdasarkan Algoritma Kecerdasan Buatan] 

[Algoritma Identifikasi Otomatis Untuk Menemukan Alamat dengan Menggunakan Kecerdasan Buatan] 

[Basis Kecerdasan Buatan...] 

Luzhou tidak hanya harus melengkapi judulnya, tetapi ia juga butuh menulis ringkasan makalah dan memberikan deskripsi terperinci mengenai topik makalah. Lagipula, sistem teknologi gelap yang dimilikinya mampu memahami perbedaan kecerdasan buatan di antara permainan Red Alert dan sistem canggih seperti yang ada pada karakter Jarvis dalam film Iron Man sehingga ia tidak terlalu kerepotan.

Selain membuat abstrak, Luzhou juga harus mendeskripsikan ide yang tidak muncul di judul makalah. 

Luzhou baru selesai saat perpustakaan sudah hampir tutup. 

Ia memasukkan semua file makalahnya ke dalam folder yang sama, lalu bersandar di punggung kursi dan mengingat kembali semua file yang telah ia buat sebelumnya. 

"Sistem, berikanlah evaluasi makalah." Bisik Luzhou. 

Sistemnya pun segera menjawab pertanyaan Luzhou. 

[Ada 10 masalah statistik dengan konsumsi kumulatif: 210 poin. Apakah anda ingin mengkonfirmasikan pertukaran?] 

Apakah karena konsumsi nilai rata-rata 21 poin, maka nilainya hanya sebanyak 125? Entahlah. Akan tetapi, ada hadiah penyelesaian tugas sebanyak 800 poin dan hadiah tambahan. Singkatnya, Luzhou tidak akan merugi! 

"Konfirmasi pertukaran!" Ucap Luzhou. 

Luzhou lalu memejamkan mata dan tak lama kemudian ia merasakan adanya sensasi elektrik di sepanjang tulang belakang hingga ke otaknya. Hal tersebut disebabkan adanya aliran informasi yang mengarah menuju otak. 

Meskipun tidak ada perubahan pada nilai pengalaman ilmu informatika, tetapi pemahamannya tentang kecerdasan buatan menjadi sedikit meningkat. 

Penukaran poin juga merupakan proses memperoleh pengetahuan, tetapi jauh lebih sederhana dan lebih cepat daripada belajar sendiri. 

Jika Luzhou harus belajar sendiri, ia akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencerna semua pengetahuan tersebut. 

Pertukaran poin ini lebih bagus daripada harus belajar sendiri untuk membuat makalah. 

Luzhou kemudian menghela nafas lalu membuka matanya perlahan. 

Sepuluh makalah. 

Paling lama satu bulan. 

Ia harus bisa menyelesaikannya! 

... 

Keesokan harinya Luzhou terpaksa bangun pagi. Ia menyikat gigi dan mencuci mukanya, lalu memakai pakaian dan keluar dari kamar asrama dengan linglung. 

Luzhou memiliki lingkaran hitam di bawah kedua matanya akibat begadang semalaman. Ia tidak tahu berapa kali ia menguap selama berjalan dari kantin hingga ke gedung fakultas. 

"Luzhou!" Panggil Chen Yushan. 

Gadis itu berdiri di dekatnya sambil membawa tas di bahunya. Ia tersenyum lalu menatap lingkaran hitam yang ada di mata Luzhou. "Hei, panda besar dari mana ini?" Tanya Yushan sambil tertawa. 

"Dari kebun binatang di sebelah. Hoaahm, leluconmu tidak lucu." Jawab Luzhou sambil menguap. 

Hari ini Chen Yushan terlihat seperti biasanya. Ia memakai kacamata bundar yang tebal di hidungnya dan rambut hitam panjangnya diikat ke belakang. 

Mereka berdua kemudian berjalan bersama. 

Chen Yushan lalu bertanya, "Hari ini kamu tidak pergi ke perpustakaan?" 

"Mungkin nanti sore karena pagi ini aku ada persiapan Kompetisi Pemodelan Matematika." Jawab Luzhou. 

"Kompetisi Pemodelan Matematika," balas Chen Yushan sambil menganggukkan kepala. Ia kemudian mengubah nada bicaranya dan berkata, "Nilai penghargaan kompetisi semacam itu sangat tinggi dan bisa membantumu mencari pekerjaan di masa depan. Kamu harus berjuang." 

"Apakah kamu pernah mengikutinya?" Tanya Luzhou. 

"Tidak, aku hanya bercanda." Chen Yushan kemudian mengangkat alisnya dan menepuk dadanya lalu berkata, "Jika ada yang tidak kamu mengerti, jangan ragu untuk bertanya padaku!" 

"Luar biasa." Ujar Luzhou dengan asal sambil menguap lebar. 

Jika Chen Yushan pernah benar-benar mengikuti Kompetisi Pemodelan Matematika, maka sepertinya kompetisi tersebut tidak terlalu memperhatikan tingkat kemampuan matematika seseorang. 

Itu agak sulit dipercaya. 

Ketika Luzhou sedang memikirkannya, Chen Yushan tiba-tiba berbicara. 

"Tunggu, kamu diam dulu." 

"Huh?" Tanya Luzhou yang merasa kebingungan.

Chen Yushan lalu membuka tasnya dan mengambil sebungkus tisu. 

Ketika Luzhou bingung dengan apa yang akan gadis itu lakukan, Chen Yushan kemudian mendekat dan menatap wajah Luzhou dengan serius. Lalu ia membersihkan noda di wajah Luzhou dengan selembar tisu. 

"Oh, benar-benar menjijikan." Ujar Chen Yushan sembari membuang selebar tisu tadi ke dalam tempat sampah yang berada di sisi jalan. 

Tindakan gadis itu berhasil membuat pipi Luzhou merona. 

Bukan karena merasa malu. 

Tetapi karena… 

Mengapa aku bisa berjalan dengan seseorang yang begitu tidak masuk akal? Tanya Luzhou dalam hati. Ia tidak habis pikir dengan tindakan Chen Yushan barusan. 

"Apakah itu… terlihat begitu jelas?" Tanya Luzhou dengan suara lirih. 

Chen Yushan pun tertawa kecil lalu berkata, "Baiklah, itu tidak terlalu kelihatan, tetapi sebaiknya kamu pergi ke kamar mandi dan cuci muka sebelum masuk kelas." 

Omong kosong, pasti kotoran tadi hanya akal-akalan Chen Yushan saja! 

Tetapi Luzhou tetap bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukanya lagi. 

... 

Luzhou merasa lebih segar setelah mencuci wajahnya. 

Pemuda itu tiba di kelas dengan wajah yang masih basah. Di dalam kelas hanya ada satu orang saja yang sudah datang. 

Luzhou lalu duduk di barisan pertama. 

"Selamat pagi." Ujar Luzhou menyapa Wang Xiaodong. 

Ekspresi wajah Xiaodong tidak banyak berubah saat melihat Luzhou. Ia hanya mengangguk sedikit lalu kembali membaca buku yang ada di tangannya. 

Minggu depan, setiap fakultas akan memulai ujian Bahasa Inggris dan hanya Luzhou seorang yang telah membaca seluruh buku referensi tingkat 4 beserta lampirannya. Hal itulah yang membuat Luzhou sama sekali tidak merasa gugup. Lagipula, selama ia bisa mendapatkan nilai 80 untuk ujian kali ini maka tidak masalah baginya. 

Karena merasa bosan, Luzhou pun mengeluarkan ponselnya dan mulai membaca informasi yang belum sempat ia baca kemarin. Ia mulai memahami informasi tersebut dengan perlahan. 

Untungnya, sebagian besar program kecerdasan buatan ditulis dalam bahasa C++. Ada juga sebuah kode pemrograman bernama Dist Belief yang merupakan kecerdasan buatan untuk Google generasi pertama. 

(C++ adalah bahasa pemrograman komputer yang di buat oleh Bjarne Stroustrup.) 

Luzhou tidak kesulitan memahami program C++ dengan bantuan sistem teknologi gelap yang dimilikinya. 

Jika ada seseorang yang bertanya bagaimana cara Luzhou menulis makalah tersebut, ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa. Baginya, ini hanya main-main demi menjalankan misi dari sistem yang dimilikinya saja. 

Tak terasa waktu sudah hampir menunjukkan pukul delapan dan Liu Xiangping pun berjalan memasuki kelas. Beliau adalah pembimbing Kompetisi Pemodelan Matematika.