Wu Dahai mendeskripsikan pekerjaan ini dengan tepat. Pekerjaan ini memang memilah barang-barang semudah bermain sepak bola.
Tendang bungkusan barang tersebut dengan ujung jari kaki lalu dorong ke depan. Bungkusan itu kemudian bergerak sejauh sepuluh meter. Tidak peduli apapun caranya, yang penting barang tersebut harus segera dibawa.
Sebenarnya, bukannya Luzhou tidak bertanggung jawab dan bermaksud untuk mengabaikan pekerjaan. Tetapi ia hanya merasa bahwa pekerjaan kasar itu lebih mudah daripada pekerjaan formal. Ketika ban bergerak telah berjalan, maka waktu senggang sudah berakhir. Sekalipun ada tulisan barang mudah pecah dan barang berharga pada bungkusan tersebut, atau bahkan jika kertas pembungkusnya rusak, para penyortir tidak perlu khawatir karena ada orang-orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki bungkusan tersebut dan menaruhnya di atas ban berjalan.
(Ban berjalan adalah alat yang digunakan untuk mengangkut barang).
"Bungkusan ini pecah. Mungkin isinya arak karena aku bisa mencium sedikit bau alkohol."
"Sudahlah, yang penting kertas kurirnya tidak basah. Taruh saja di atas ban berjalan dan pastikan agar kertas kurirnya menghadap ke atas."
Para pekerja di sana telah memiliki pembagian kerja yang jelas. Ada dua orang yang berada di sisi ban berjalan yang bertugas untuk menaruh barang kiriman. Sedangkan yang lainnya bertanggung jawab untuk 'menggerakkan bola'. Waktu sudah lama berlalu dan pekerjaan ini ternyata cukup menyenangkan.
Ketika Wu Dahai sedang memindahkan barang, ada seorang ketua tim yang menantang para pekerja untuk adu tendangan.
Ketika melihat para pekerja lama menendang barang kiriman seperti sepak bola, para pekerja yang berdiri di samping Luzhou mengambil barang-barang dari truk dengan perasaan sedih lalu berbisik. "Tenang saja, barang kirimanku tidak akan kutendang seperti itu."
Tentu saja tidak ada satupun yang menghiraukan perkataan tersebut.
Kalau ada begitu banyak barang kiriman yang perlu diangkut, maka ada berapa banyak barang yang bisa diturunkan dalam waktu semalam?
Wu Dahai tidak memberitahu berapa banyak barang yang perlu diambil dalam waktu semalam. Beliau hanya memberitahu mereka apa saja yang perlu dilakukan, tetapi Luzhou menduga pasti ada kerjasama di antara pusat penyortiran dan Wu Dahai karena sebagian besar dari mereka menghitung upah berdasarkan jumlah beban pekerjaan.
Sebagai contoh, satu barang dihitung lima fen dan dalam waktu semalam mereka hanya perlu menyortir sebanyak dua puluh dua ribu biji. Bagi Wu Dahai itu sudah cukup. Jika menyortir lebih dari itu, maka ia akan mendapatkan upah lebih dari 50 yuan.
(Fen adalah pecahan nominal dari mata uang Tiongkok).
Menurut perkiraan Luzhou, jika dalam waktu semalam ia bekerja selama 8 jam dengan sepuluh orang yang berada di sisinya, apakah ia bisa menurunkan tiga puluh ribu biji barang? Bahkan empat puluh ribu biji barang mungkin masih bisa diturunkan jika Wu Dahai ikut membantu.
Ketika memikirkan hal ini, Luzhou sama sekali tidak merasa marah.
Orang lain mendapatkan gaji seratus yuan jika bekerja dalam waktu semalam, tetapi Wu Dahai mendapatkan penghasilan sebanyak seribu atau dua ribu yuan jika bekerja dalam waktu semalam. Jumlah penghasilan beliau sama banyaknya dengan jumlah biaya hidup mahasiswa selama satu bulan! Ketika orang lain harus bekerja lebih keras untuk menghidupi keluarga mereka, beliau dapat mengirimkan uang ke rumah hanya dengan bekerja seperti ini.
Hal tersebut membuat Luzhou merasa iri, tetapi ia sadar kalau dirinya tak mungkin bisa mengerjakannya sendiri karena ia masih harus kuliah.
Jika ia ingin bekerja seperti Wu Dahai, pertama-tama ia perlu merekrut banyak orang dan mengaturnya. Mengatur begitu banyak orang bukanlah hal yang mudah. Selain itu, Luzhou juga memerlukan kemampuan negosiasi yang cukup untuk meminta orang yang bertanggung jawab dalam bagian pusat penyortiran agar mengurus pembagian pekerjaan dan bernegosiasi supaya bisa mendapatkan harga yang wajar, agar kedua belah pihak merasa adil.
Selain itu, kecerdasan emosional adalah salah satu hal yang juga harus Luzhou pelajaru. Lihat saja Wu Dahai yang dengan terampil mengatur pekerja sambil merokok. Luzhou yakin bahwa ia bisa mempelajarinya, begitu pula dengan orang-orang yang menendang barang di sini.
Tetapi mempelajari semua itu pasti tidak mudah. Kalau mudah, maka yang mendapatkan penghasilan seribu atau dua ribu yuan bukan hanya Wu Dahai saja, tetapi salah satu dari mereka juga.
Ah, inilah yang namanya kapitalisme!
Tangan Luzhou secara otomatis mengangkut barang-barang yang berada di truk sambil berusaha untuk mengalihkan pikirkannya agar tidak merasa bosan. Pandangannya berkeliaran memandangi seluruh bagian pabrik.
Sejujurnya, menurut perspektif mahasiswa zaman modern, keberadaan pusat penyortiran ini tidak masuk akal sama sekali. Yang pertama, sama sekali tidak menggunakan bantuan teknologi, lalu yang berikutnya adalah terlalu membuang-buang banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan yang berulang-ulang tanpa bantuan teknis.
Tentu saja, Luzhou memikirkan ini sambil berdiri dan menahan sakit punggung.
Peningkatan teknologi membutuhkan biaya modal dan pusat penyortiran ini tidak mungkin mampu memperoleh modal eksternal untuk meningkatkan peralatan. Jika dilihat kembali, para pemegang saham dari pusat penyortiran benar-benar memiliki banyak uang untuk meningkatkan peralatan, tetapi mustahil untuk menginvestasikan uang di pusat penyortiran.
Menurut prinsip pembagian resiko dalam investasi, uang tersebut pasti akan mengalir ke pasar properti atau berbagai produk. Karena tujuan utama modal bukanlah untuk meningkatkan teknologi agar manusia bisa merangkul masa depan, tetapi sebaliknya. Teknologi melayani modal dari awal hingga akhir.
Orang-orang sering keliru dengan dua hal tersebut.
"Jika ban berjalan ditambahkan di pintu masuk pusat penyortiran barang dan barang dapat diidentifikasi dan dipilah oleh mesin, maka hal itu dapat mengurangi kemungkinan barang hilang dalam proses logistik. Selain itu, juga mampu meningkatkan efisiensi dari pusat penyortiran barang." Alis Luzhou mengerut sedikit saat memikirkan tentang masalah ini.
Tiba-tiba, ketika sedang memikirkan masalah ini, ia merasa bahwa penglihatannya menjadi samar.
Ketika ia berusaha untuk mengumpulkan kembali konsentrasinya, sebuah jendela holografis transparan tiba-tiba muncul di hadapannya.
[Gambar Rancangan Sistem Penyortiran Cerdas Model 001 (termasuk prosedur mekanis cerdas). Yang Dibutuhkan: Ilmu Informatika LV1, Ilmu Teknik LV2.]
[Poin Yang Dibutuhkan: 5000 poin]
"Apa?!"
Luzhou merasa terkejut dengan kemunculan sistem yang secara tiba-tiba, terutama jumlah poin yang dibutuhkan. Benar-benar membuat Luzhou menjadi semakin terkejut.
Ya ampun 5000 poin!
Apakah teknologi gelap dari sistem ini yang meminta poin setinggi ini?
"Ada apa?" Tanya seseorang yang berada di samping Luzhou. Orang itu menatapnya dengan tatapan kosong karena tidak mengetahui apa yang sedang Luzhou alami.
"Oh, tidak apa-apa. Aku hanya teringat kalau tadi membuat kesalahan saat mengerjakan ujian matematika tingkat tinggi."
Luzhou hanya tersenyum lalu mengabaikan orang tersebut. Tatapannya kembali fokus pada jendela holografis yang hanya bisa dilihat olehnya.
Sistem ini mampu mengkonsumsi poin untuk memecahkan masalah nyata. Tampaknya masalah ini tidak hanya untuk masalah tertentu, tetapi juga untuk konsep yang tidak jelas, yang rinciannya dapat disempurnakan oleh sistem.
Sederhananya, sama seperti bekerjasama untuk menulis makalah akademis. Pengguna adalah orang yang mengusulkan ide dan sistemnya yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan idenya.
Contohnya, gambar model 001 itu berdasarkan situasi nyata dari pusat penyortiran.
Selain itu, sistem akan menentukan poin yang telah dikonsumsi berdasarkan dari tingkat kesulitan masalahnya.
Tiba-tiba Luzhou memikirkan sesuatu dan hatinya merasa sedikit tergerak.
"Jika anda membutuhkan program cerdas untuk mengatasi komponen spesifik dari masalah..."
Sambil menggelengkan kepalanya, Luzhou memusatkan perhatiannya pada masalah yang baru. Kemudian sederetan kata muncul di jendela holografik.
[Sistem Kontrol Manipulasi Cerdas Pusat Penyortiran (XX Pusat Penyortiran). Yang Dibutuhkan: Ilmu Informatika LV1]
[Poin Yang Dibutuhkan: 1570]
Luzhou lalu mengepalkan tangannya dengan penuh semangat.
Ini adalah posisi pembukaan dari sistem yang tepat!
Sebagai contoh, jika ingin membuat telepon seluler, tidak perlu secara langsung memasukkan seluruh ide besar ke dalam sistem untuk menyelesaikannya. Sebagai gantinya, dapat dibagi menjadi beberapa ide kecil untuk memecahkan beberapa masalah.
Untuk lebih spesifiknya, ambil telepon seluler Xiaomi 4 dan teriak, "Sistem, berikan saya 10% perbaikan kinerja." Kemungkinan hasilnya adalah, sistem dengan harga senilai 1000-10000 poin akan memberikan satu set penuh program peningkatan telepon seluler.
Tetapi jika mengambil Xiaomi 4 lalu melepas chip Qualcomm Xiaolong 801 dan memberikannya kepada sistem untuk meningkatkan kinerja, maka kinerja chip akan meningkat sebanyak 10% tanpa mengubah proses pembuatan chip.
Langkah-langkah yang harus diikuti adalah, sistem akan memberikan solusi sesuai dengan aturan dan hanya butuh kurang dari 1000 poin untuk mendapatkan gambar chip Qualcomm Xiaolong 801 versi yang ditingkatkan di telepon seluler Xiaomi 4.
Hal ini membuat Luzhou merasa girang, karena ia akhirnya mendapatkan cara untuk mewujudkan poin sistem.
Ia kemudian kembali tenang dalam sekejap saat ingat jumlah poin yang ia miliki.
Sepertinya poinnya yang tersisa hanya sebanyak 35 poin.
Bahkan jika ada cara untuk mewujudkannya, seharusnya ia lebih dulu memiliki poin yang banyak.
Memikirkan hal ini membuat suasana hati Luzhou menjadi tidak enak seketika.