Dua minggu telah berlalu akhirnya aku pun masuk sekolah untuk pertama kalinya, tapi aku masih saja kepikiran tentang kelakuan tante yang telah mengkhianati Om teguh, ingin sekali aku memberi tau kejadian ini kepada Om teguh tapi aku takut kalau rumah tangga mereka bakal berantakan. setelah 2 minggu aku disini terlihat sangat jelas bahwa hubungan Om dan tante telah lama renggang, terlihat dari sikap tante yang cuek dan sikap Om yang mencoba untuk memperbaiki hubungan mereka dengan candaannya. begitu nampak bahwa Om ingin sekali memperbaiki hubungan dengan istrinya dan andai aku bocorkan rahasia ini ke Om, mungkin om bisa khilaf dan melakukan hal-hal di luar nalarku, maklum lah seorang Komisaris jendral istrinya dibuat maenan sama anak kuliahan, kemungkinan besar bakal mampus tu bocah. tapi ya sudahlah aku mencoba mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal ini dengan Om teguh sambil memikiran jalan keluar.
Tunggu sebentar, kita coba otak-atik puzzle yang ada di rumah ini. pertama dimulai dari kedatanganku, tanteku judes, jutek, cuek memang dari dulu tapi melihat sikapnya kepadaku mungkin bisa di artikan dia tidak senang denganku atau tidak senang dengan kedatanganku di rumah ini, salah satu bukti adalah selingkuhannya di larang dateng kerumah karena ada aku di rumah dan selama 2 minggu ini tidak ada cowok dateng kerumah dan tante pun selalu pulang malam.
puzzle kedua mbak puji, dia pasti tau tentang tante atau bahkan keluarga ini, pembuktiannya dirumah ini ada 4 orang sebelum aku datang, om teguh, tante rahma, mbak puji, dan kak rina (anak om & tante). dan yang tidak pernah meninggalkan rumah adalah mbak puji, sejak kapan dan kenapa cowok itu dateng pasti mbak puji tau, kemungkinan tante sudah melakukan manuver supaya mbak puji diem.
puzzle ketiga kak rina, ketidak adaannya kak rina otomatis mempengaruhi keharmonisan rumah ini, dia anak tunggal dan sekarang dia memilih untuk ngekost dari pada tinggal di rumah, dan efeknya rumah jadi sepi apalagi dengan rutinitas om dan tante yang sangat padat bisa di pastikan penghuni terakhirnya hanya mbak puji.
puzzle keempat adalah sex, aku hanya memiliki bukti di obat kuat, mengenai baju cosplay masih bisa dibantahkan dan itu juga belum tentu bentuk dari fantasi sex, dan tentang lingerie sepertinya hal ini juga terlihat sangat wajar di era sekarang, bukti terakhir mungkin tentang aktifitas mbak puji di kamar mandi itu, mbak puji dan tante sepertinya sangat menggilai dunia sexualitas.
dan sekarang aku ada di antara mereka, apakah mereka akan memperkosaku, hahahaha... come on baby, suck my dick..!!!! sial keasikan ngelamun, aku lupa kalau harus berangkat ke sekolah sekarang.
"Om... aku sudah siap, aku tunggu di luar ya om" ucapku kepada om.
"ok bro... 5 menit lagi om nyusul" jawab om.
Aku pun berangkat kesekolah di antar oleh Om ku, seperti biasa aku hanya diam tanpa kata, tidak akan bicara bila tak ada perlu atau di ajak ngobrol oleh om. di saat seperti ini Om terlihat sangat banyak beban pikiran, aku merasa kasian tapi aku bisa apa, walaupun aku masih 15 tahun tapi pola pikirku sudah sangat dewasa, aku sangat di kagumi di pondokan dan tempatku sekolah dulu, karena kepintaranku yang di atas rata-rata. walaupun tampangku pas-pasan tapi kulitku putih bersih dan karena berasal dari keluarga yang kaya dan terpandang sehingga banyak teman yang ingin masuk ke kehidupanku apalagi aku memiliki kepintaran yang cukup tinggi.
Akhirnya aku sampai di sekolah, aku pun masuk kelas dan aku duduk dengan seorang cewek, karena tidak ada bangku kosong lagi akhirnya aku duduk bersebelahan dengannya. dari penampilannya dia terlihat sangat tomboy, nada suaranya yang ceplas-ceplos merupakan ciri otentik cewek tomboy, dia lumayan tinggi 165cm hampir menyamai tinggiku yang hanya 168cm, dia merupakan cewek oriental atau wanita chinesse, badannya biasa saja dan buah dadanya bisa dibilang rata hampir tidak terlihat lekuknya, apa mungkin karena bajunya yang sengaja dia buat longgar, diantara itu semua yang membuatku terpikat adalah aroma tubuhnya yang begitu khas, harumnya begitu natural.
"hy... agnes pangestu" ujarnya dengan menjulurkan tangannya kepadaku.
"nathael suryadharma... di panggil nathan" jawabku.
"lu dari jawa ya... logat lu kentel banget" paparnya.
"iya.. surabaya asalku" jawabku.
"gw gak seberapa pintar soal fisika, matematika, biologi... ajari gw ya" ucapnya.
begitulah awal aku berkenalan dengan temanku agnes, saat pelajaran dimulai dia terlihat sangat tidak tenang dan beberapa kali menggangguku.
"hy... lu gak bosen dengerin tu guru ngoceh mulu" tanyanya.
aku tak meladeni pertanyaannya tapi dia terus saja bertanya hal-hal yang aneh.
"jangan diem aja dong, jangan-jangan lu lagi melototin pantat ibu guru ya, dasar mesum lu" cetusnya kepadaku.
begitu banyak pertanyaan tapi aku selalu mengacuhkannya karena sangat tidak penting bagiku.
"hy taruhan sama gw... kalau lu menang gw gak bakal ganggu lu lagi tapi kalau kalah lu harus nurutin apa mau gw" ucapnya dengan tegas.
"taruhan apa?" balasku.
"deal or no deal dulu lah biar seru" tegasnya lagi.
"deal tapi hanya 1 kemauanmu yang aku turuti" jelasku lagi.
"ok deal... taruhannya berapa ukuran celana dalam bu guru, dari tadi kalau melototin pantatnya terus pasti lu bisa memprediksi" ucap agnes.
hal ini membuatku binggung bagaimana menjawabnya, dan bagaimana kita bisa memastikan kebenaran jawabnya terkecuali jika kita mencuri celana dalam guru tersebut. oleh karena itu aku berani menjawab asal-asalan karena agnes juga tidak mungkin tau kebenarannya.
"aku tidak tau ukuran celana dalam pria dan wanita sama atau tidak, jika sama mungkin jawabannya adalah M, standart" jawabku.
"Lu salah, yang benar adalah L. Lu bingung gimana gw bisa tau, karena dia adalah ibu gw, hahahaha... lu kalah" cetusnya dengan melirik tajam ke arahku.
"buktikan" tantangku kepada agnes.
dan agnes pun menunjukan photo dalam ponselnya dimana kedekatannya dia dengan guru itu dan dia pun menunjukan celana dalam koleksi ibunya. sialan aku tidak sampai memikirkan hal itu, tentang bu guru adalah orang tua agnes.
"sekarang apa permintaanmu" cetusku sinis.
"santai, gw cuma mau lu terus nemenin gw selama di sekolah, ok" paparnya dengan santai.
"tapi tidak berlaku saat jam sekolah berakhir" tegasku.
Mungkin selama aku sekolah sini, hari-hari ku bakal menemani seorang gadis tomboy ini. jam istirahat pun tiba, aku dan agnes keluar menuju kantin untuk mengisi perut. sesampainya di kantin kita duduk sambil bercerita tentang latar belakang masing-masing, kelihatannya agnes orang yang sangat kepo dan agresif.
"ohh... jadi lu dititipin, emang ortu lu gak mau ngerawat lu lagi yaa, otak mesum si lu", papar si agnes kepadaku. aku hanya diam saja tanpa menggubrisnya.
"ehh... menurut lu mama gw cantik gak?" tanya si agnes.
"cantik dan terlihat sangat santun" jawabku.
Farahdillah Nuraini adalah wali kelas di kelasku dan dia juga adalah orang tua temanku si Agnes, bu farah ini terlihat sangat anggun dengan menggunakan hijab, parasnya berbeda dengan agnes tetapi ada kemiripan sedikit dari bibir dan hidung nya, bibirnya begitu sensual, hidung munggil dan tidak terlalu mancung, parasnya sangat ayu tidak ada kesan chinesse nya, mungkin agnes dituruni oleh gen ayahnya, tubuhnya sangat montok, payudaranya terlihat sangat besar walaupun dia memakai baju yang besar dan pantatnya juga terlihat besar meskipun dia memakai rok.
"nanti pulang sekolah mampi ke rumah gw yuk, mau gak?" tawar agnes kepadaku.
"tidak... terima kasih, aku masih ada urusan dirumah" sautku.
jika aku tidak pulang cepat, rumah akan terlihat sepi, hal ini bisa di manfaatin tanteku untuk membawa selingkuhannya ke rumah. dan kebetulan hari pertama aku sekolah kita pulang cepat, jam 12 kita sudah di ijinkan untuk pulang. dan dengan sengaja aku pulang tanpa memberi tau Om teguh supaya aku bisa mengendap-ngendap dan mencari tau jika ada hal yang aneh di rumah.