Chereads / keluarga gila / Chapter 4 - kartu AS

Chapter 4 - kartu AS

Ku buka pintu pagar perlahan dan kututup secara perlahan, langkah kaki mengendap dan aku memilih jalan memutar lewat taman kecil disamping kamarku. ku lihat hanya ada mobil putih milik tante yang terparkir di garasi. aku hanya bisa menebak kalau tanteku sekarang ada dirumah, sangat jarang tanteku ada dirumah di saat tengah hari gini.

Aku masuk ke kamarku lewat taman kecil di samping yang ada di samping kamarku, jika lewat sini pasti melewati kamar mandi yang biasa di buat mansturbasi oleh mbak puji, hahahaha...

Byuurrr... byuuurrr... suara seseorang sedang melakukan aktifitas di dalam kamar mandi itu, mungkin saja mbak puji. tak kuhiraukan dan aku langsung menuju kamarku untuk ganti baju dan melepas lelah sebentar.

aku pun rebahan di ranjang dengan pintu terbuka sedikit, tak begitu lama mbak puji lewat depan kamarku dari arah dapur menuju ke kamarnya atau bisa juga ke arah kamar mandi, jika mbak puji tadi di dapur lalu yang tadi di kamar mandi siapa, kemungkinan besar adalah tante rahma.

ok, saatnya mencari dan mengumpulkan barang bukti tentang kebejatan tante rahma. dasar monster, di kasih hidup enak masih aja minta lebih. ehh.. itu bukannya sudah jadi sifat dasar manusia ya, yang tidak akan pernah puas.

Aku berjalan pelan ke belakang berharap tante masih ada di dalam kamar mandi, dan memang benar tante masih di dalam, tanpa babibu aku langsung menuju ke tempat jemuran untuk melihat aktifitas tante dari atas. handphone sudah siap tinggal rekam... rekam... rekam... sebarkan, hahaha...

Tante terlihat seperti orang yang sedang buang air besar, posisinya sedang duduk di washtafel dengan kepala menunduk dan kedua lutut menutupi kepalanya. tapi apa iya orang buang air besar kepalanya sampai menunduk seperti itu, apa dia ingin mencium aroma kotorannya sendiri, rok nya juga sudah terlepas dan tergantung di tembok, tapi kalau untuk buang air besar kenapa tante sampai menggunakan kamar mandi itu, bukannya dikamar dia ada toiletnya dan lebih bersih. ahh... sialan dari sini aku kurang jelas untuk mendapatkan informasi.

Aku pun turun kebawah, menuju ke arah kamar mandi belakang tempat tante berada, kuperhatikan sekeliling terlihat aman, mbak puji juga tidak terlihat. aku mencoba mencari celah untuk mengintip tanteku. ok ketemu, posisinya pas di depan pintu kamar mandi, kuberanikan diri untuk melihat apa yang terjadi di dalam.

Plookk... aku terkejut, ternyata ada seseorang yang menepok bahuku saat aku ngintip Tante rahma di kamar mandi.

"ngapain mas..?" tanyanya pelan.

Ternyata itu adalah mbak puji, tanpa pikir panjang aku tarik tangannya dan aku bawa ke dapur supaya tidak ketahuan tante.

"mbak jujur sama saya... apa yang mbak pikirkan??" tanyaku serius.

"mas sedang ngintip nyonya ya?" jawabnya dengan nantang.

gawat kalau sampai mbak puji cerita bakal ketahuan kelakuan busukku, mau gak mau aku terpaksa gunakan kartu As ku untuk mengunci mulut mbak puji.

"mbak... bisa gak, mbak gak cerita hal ini ke siapa-siapa ?" pintaku dengan sedikit melas.

"percuma mas... kelakuan mas bakal mas ulangi terus, jadi terpaksa saya akan cerita. mas seperti benalu di rumah ini, gak tau terima kasih" jawabnya dengan tegas.

Sialan kalau seperti ini mau tidak mau aku keluarkan juga kartu As ku.

"kalau mbak sampai cerita, aku akan sebarkan video mbak puji yang sedang masturbasi di kamar mandi" jelasku. Dengan menunjukan video di handphoneku.

"kalau sampai video ini menyebar pikirkan nasib orang tua mbak puji, betapa malunya mereka. kalau saya tenang saja mungkin malu sebentar, jika di tahanpun mungkin gak bakal lama karena latar belakang saya adalah anak orang kaya!" ancamku.

Gertakan ku ternyata mampu menyudutkan mbak puji, mbak puji menangis tersedu-sedu melihat videonya sendiri, betapa malu dirinya akan hal konyol itu. sebenarnya aku tidak tega melakukan hal ini tapi tidak ada pilihan lain selain ini.

"sedang apa kalian di dapur berduaan??" tanya tante yang telah selesai dari kamar mandi. saat itu pula keadaan berubah total menjadi penuh sandiwara.

"ini tante tangan mbak puji melepuh terkena panci panas" jawabku spontan. sambil memegang tangan mbak puji yang tidak terjadi apa-apa.

"kamu kok pulang cepat ?" tanya lagi tanteku.

"iya tan... soalnya masih belum ada pelajaran" jawabku.

"puji... kalau ada tamu suruh tunggu di ruang tamu ya, jangan lupa bangunin saya" ucapnya.

tante pun langsung naik ke atas tanpa ada omongan lagi, ku lirik kanan kiri, depan belakang hanya untuk memastikan tidak ada orang lagi. setelah aman aku pun mengajak mbak puji ke kamarku untuk aku jelaskan maksudku yang sebenarnya, bahwa sebenarnya aku tidak sebejat itu sebagai seorang lelaki. sesampainya di dalam kamarku, perlahan aku mulai menjelaskan semua kejadian yang sebenarnya.

"jadi seperti itu mbak, saya akui saya salah dan saya ingin minta maaf" pintaku.

"tapi tolong di hapus mas video itu, saya was-was kalau video itu masih ada" pintanya.

"nanti dulu, jawab pertanyaanku dulu... siapa tamu yang nanti dateng nemuin tante ?" tanyaku dengan serius.

"saya gak tau mas..." jawabnya polos.

"ehm... gak tau yaa!!! seingetmu siapa saja tamu yang sering dateng nemuin tante saat tidak ada orang dirumah??"

"cuma satu orang mas...!" jawabnya dengan ketakutan.

"lelaki atau wanita?? apa kerjanya?? omongin semua yang kamu tau tentang dia??"

"lelaki, selebihnya saya tidak tau mas !" ucapnya

"sejak kapan dia dateng kerumah ini, dan ngapain dia kalau kesini ?"

"udah hampir 6 bulan ini mas, saya gak tau dia kesini ngapain... biasanya dia di ajak nyonya ke atas dan saya gak boleh ke atas" jawabnya lagi.

"ciri-cirinya bagaimana..?"

"masih muda mas... mungkin sepantaran dengan non rina" jawabnya.

Sepataran dengan kak rina yaa, usia segitu bisa di bilang masih kuliah. jika benar berarti cowok yang waktu itu aku lihat adalah dia, 80% perselingkuhan tante hanya dengan dia seorang... masih ada 20% untuk pria lain masuk, jika tante maniak sex 20% masih masuk akal.

"mbak sebenarnya sudah tau kalau nyonya selingkuh kenapa diem aja, mbak takut di pecat sama tante... apa mbak gak kasian sama Om ku. sebenernya yang jadi parasit tu mbak, udah tau salah masih aja di diemin"

"saya tidak tau mas..." tuturnya lagi.

"bohong... saya tau mbak bohong. apa iya mbak gak naruh curiga sedikit pun atas hal ini, 6 bulan itu waktu yang cukup lama. dalam rentan waktu seperti itu dengan rutinitas yang terlalu sering pasti mbak sudah di pesenin oleh tante kan, ceritakan ?" tandasku dengan paksa.

"saya bener-bener gak tau apa-apa mas..!" ujarnya. bicaranya sedikit gugup dan ketakutan, bisa kurasakan ada sesuatu yang sengaja dia sembunyikan.

"ok kalau gak mau ngaku inget, mulai sekarang kapanpun, apapun dan bagaimana pun kondisinya yang terjadi dirumah ini terutama tante rahma, mbak harus laporan sama saya... kalau enggak, video ini akan aku sebarkan" ancamku.

"iya mas saya janji" jawabnya pelan sambil tersedu-sedu.

Entah kenapa aku masih belum puas dengan jawaban mbak puji, masih banyak rahasia yang dia sembunyikan, terlihat jelas dia seperti ketakutan saat menjawab hal-hal yang berhubungan dengan tante. aku berpikir, mungkin aku harus paksa dia untuk mengaku tapi bagaimana caranya... aku harus siksa dia. Ohh... aku punya ide menarik, akan aku bikin jatuh harga dirinya di depanku sehingga aku bisa memperbudaknya untuk memata-matai tante.

"mbak punya pacar atau sudah menikah" tanyaku pelan.

"saya janda mas..."

"udah lama?" lanjuku.

"3 tahun mas"

wadaw... lama juga, pantes aja gairah menggebu-gebu, hasratnya gak tersalurkan.

"mbak silakan tiduran diranjangku" perintahku dengan memaksa.

dengan pasrah dan ragu-ragu dia pun mau berbaring di ranjangku, sedangkan aku berdiri di samping ranjangku, melihat mbak puji berbaring terlentang dengan raut muka ketakutan.

"sekarang mbak mansturbasi, jika tidak mau tanggung sendiri resikonya" dengan nada galak dan mengancam, muka ku terlihat sangat serius dan tidak main-main.

Mbak puji terus-terusan bilang tidak mau dan menolaknya dengan cucuran air mata yang membasahi pipinya, tapi aku tidak peduli.

"lakuin aja, gak usah nangis... toh, aku juga udah pernah ngelihat kelakuan mbak puji malah ada rekamannya, apa bedanya dengan sekarang!"

dengan pasrah, malu, sedih dia pun melakukannya. dia tarik roknya ke atas sampai di area pangkal paha, kemudian dia gunakan tangan kanannya untuk mengesek-gesek bagian klitoris yang masih tertutup celana dalamnya. terlihat dia begitu malu terhadapku dan dirinya sendiri, dia coba menyembunyikan wajahnya dengan memalingkan ke arah berlawanan dariku.

melihat mbak puji seperti itu, perlahan nafsuku mulai bangkit namun aku masih bisa untuk menahannya dan berpikir jernih, tak kusangka aku bisa menyaksikan the real porn setelah selama ini aku hanya nonton dvd nya saja.

"mbak sini..." ucapku.

ku tarik tangannya dan kubawa ke sofa kecil di dalam kamarku, lalu ku suruh dia menungging dengan pantatnya menghadap ke arahku, posisi mbak puji sekarang sedang menungging di atas sofa itu, melihat posisi tersebut aku semakin bernafsu.

"angkat roknya... dan mansturbasi lagi dengan posisi gitu" perintahku.

mbak puji hanya bisa nurut saja, dia angkat perlahan rok nya sampai diatas pantatnya, lalu dia menggunakan tangan kanannya untuk mengelus klitorisnya. celana dalam warna putih nan tipis membuat nafsuku menjadi-jadi, pahanya yang mulus warna kuning langsat sangat sexy sekali.

Tak bisa lagi ku tahan birahiku, aku pun menyentuh dan meremas pantatnya.

"jangaannn" rintih mbak puji dengan menahan tangis.

sontak mbak puji menegapkan badannya, dan berbalik ke arahku.

"diem atau aku sebarkan videomu" gertakku.

tanpa pikir lagi aku langsung tunggingkan lagi mbak puji dan aku remas-remas pantatnya, tangisan mbak puji malah membutakan mata hatiku, nafsuku semakin menggebu-gebu, aku berlutut mensejajarkan mukaku dengan pantatnya lalu kucium pantatnya, ku elus-elus pahanya yang lumayan besar dan mulus, kucium lagi secara perlahan mulai dari lututnya bagian belakang naik keatas ke pantat besarnya, ku jilati dan kunikmati setiap lekukannya, saking gemesnya ku tampar pantatnya.

Plaaakk.....

terdengar desahan mbak puji

"aahhhh...."

suara desahan bercampur tangis begitu menggodaku, membuat aku terus menampar-pantatnya, pantatnya telihat merah merona akibat tamparanku.

"Desah lagi mbak... desah lagi" ujarku sambil menjilati pantatnya.

"udah mas... maafin saya" ucapnya sambil menahan tangis.

hal ini bukannya membuatku sadar tapi malah aku menjadi gemas, saking gemasnya ku gigit pantatnya, terdengar desahan yang lebih keras dan aku semakin bergelora.

"aahhhh... ampuunnnn" ucapnya lirih.

dengan menggunakan tangan kanan nya dia mendorong kepalaku untuk menjauh dari pantatnya.

aku tak peduli perlawanan mbak puji, kusingkirkan tangannya dan ku cumbu lagi pantatnya, aroma khas dari pantatnya bener-bener membuatku lupa diri. dengan tak sabaran ku turunkan celana dalam mbak puji, terlihat jelas lubang pantat mbak puji dan sedikit rambut-rambut halus yang tumbuh di sekitar kemaluannya.

kugunakan lidah untuk menelusuri belahan pantat tersebut, mulai dari bagian kemaluan sampai ke bagian lubang duburnya. rasa asin, asem, anyep bercampur dengan aroma khas kemaluan mbak puji sangat membuatku bergairah, nafsuku terus menggebu tanpa henti. mbak puji hanya mendesah lirih dan dia memajukan pantatnya untuk menjauhkan bokongnya dari wajahku. dan sangat di sayangkan, suasana yang sangat menggairahkan ini tiba-tiba sirna begitu saja.