= = = = = = = = = = = = = = = = = =
THE HELP
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
.
.
.
.
Mendengarkan Ucapan itu ("Gadis Manis") Evelangsung ketakutan, Habis sudah, si pria bertopeng berhasil menyusul dan menangkapnya.
Namun Eve kembali menelaah Suara orang tersebut, sepertinya berbeda dengan orang yang mengejarnya tadi. Eve merasa seperti mengenal suaranya.
Ia menenangkan dirinya dan tidak merontah lagi, mengikuti perintah orang yang membekap mulutnya tersebut.
Tubuh Eve disandarkan ke tembok perlahan, sambil mulutnya tetap di bekap.
Lokasi tersebut gelap dan remang-remang dari cahaya sinar bulan, Eve cukup sulit untuk melihat ataupun mengenali wajah orang itu.
"Tenanglah Eve,,, ini aku!" katanya perlahan.
Mendengar namanya disebut. Eve sontak merasa sedikit tenang. Namun hatinya diliputi rasa peanasaran.
Eve memfokuskan pandangannya, menyipitkan matanya, cahaya remang-remang membantunya melihat,
Orang tersebut maju mendekati wajah Eve.
Cahaya rembulan menyambar sebelah wajahnya.
Eve dapat melihat pria itu dengan jelas
"Ini aku, paman Jim! " ucapnya jelas.
Terlihat wajah seorang pria paru baya yang dikenalinya sebagai suami bibi Jean, kini terjawab sudah salah satu pertanyaannya tentang keberadaan paman Jim.
"Kamu Eve temannya Dean kan???" kata paman jim meyakinkan dirinya kembali.
Eve mengangguk dan lanjut berkata dengan suara yang bergetar.
"Paman Jim? Paman… ini benar-benar kau?.. ooohhh Syukurlah" ucap Eve lega, sambil segera memeluk paman Jim.
"Tenanglah… sudah ada paman disini.. kau tidak akan apa-apa, tadi paman melihatmu dikejar pria bertopeng sialan itu!"
"Aku takut paman…" Ucap Eve sambil terus mendekap erat tubuh paman Jim.
"Sekarang tenanglah Eve... Kamu aman bersama paman…. Paman mengetahui semua seluk beluk di kota ini. Kita akan mencari tempat persembunyian yang benar-beanr aman dari orang-orang itu… Setidaknya untukmelewati malam ini." Lanjut paman Jim seraya menenangkan Eve, ia dapat merasakan dengan jelas tubuh Eve yang gemetar.
"Bagaimana dengan Joe? Kita harus menyelamatkannya..." Lanjut Eve mengkhawatirkan Joe.
"Tenanglah, kita akan mencari cara untuk menyelematkannya, tapi sekarang kita harus segera pergi dari sini, sebelum mereka menemukan kita…" jelas paman Jim, sambil melepaskan pelukannya lalu memegang pundak Eve.
Eve terdiam sejenak, menatap paman Jim dengan tatapan nanar,,,
"Ayo kita segera pergi dari sini.. Ikuti paman!" lanjutnya tegas
Eve mengikuti apa yang dikatakan paman Jim, ia terus berjalan mengikutinya, mereka melewati lorong-lorong, dan seluk beluk kota dan sampai ke sebuah saluran pembuangan air di jalan.
Bentuknya bulat, orang biasa menyebutnya Man Hole, jalur masuk ke saluran pembuangan atau gorong-gorong.
Eve bergeming menatap man hole tersebut. Paman Jim lanjut berkata.
"ini dia jalannya.." ujar pama Jim.
Paman Jim membuka penutup saluran itu, mengeluarkan Senter dari dalam kantongnya.
"Ok kita Lewat sini, turunlah duluan!" kata paman Jim sambil waspada melihat kesekelilingnya
Eve perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam saluran pembuangan tersebut (gorong-gorong), Ia menapakkan kakinya di tangga-tangga kecil.
"Hati-hati…" Ujar paman Jim memperingatkan Eve.
Eve melangkah dan menginjak tangga besi yang sudah berkarat tersebut, bergantian dengan tangannya yang berpegangan erat.
Paman Jim terus mengarahkan senter agar Eve mudah melihat tangga tersebut.
Setelah badan Eve semuanya masuk kedalam, paman Jim mengigit senter di mulutnya, ia ikut turun lalu menutup saluran pembuangan itu dan kembali menuruni tangga bersama Eve.
Lorong-lorong saluran pembuangan itu cukup besar, namun udaranya terasa pengap dan lembab.
Terlihat dinding-dinding yang berlumut dari sorot senter paman Jim.
Ada sedikit penerangan disana dari lampu neon memanjang yang di pasang di sudut-sudut bagian atas dinding.
Tempat itu sangat mencekam, tapi bisa menjadi tempat yang aan untuk bersembunyi.


Eve terus berjalan mengikuti langkah paman Jim,
Mereka berjalan menggunakan Senter,
Kadang terdengar bunyi cicitan tikus yang berlari-lari dipinggir tembok.
Beberapa kali membuat Eve terkejut.

Semakin jauh berjalan, Badan Eve terasa begitu lemah, Eve terhenti sejenak,
Mendengar langkah kaki Eve yang terhenti, paman Jim segera menyadarinya dan menengok kebelakang.
"Eve?? Kau baik-baik saja? Apa kau masih sanggup berjalan?" kata paman Jim khawatir, dan menyorot tubuh Eve dengan senter untuk melihat jelas kondisinya.
Eve hanya mengangguk pelan. Matanya sayu, namun Eve tetap melanjutkan langkah lemahnya.
"Aa… Aaawww" Eve tiba-tiba meringis kesakitan, kakinya terkilir saat melangkah akibat tubuhnya yang terasa semakin lemah dan gemetar.
Segera paman Jim berbalik dan memapah Eve agar tidak jatuh.
"Berpeganglah pada ku," kata paman Jim sambil memapah Eve untuk tetap berjalan.
"Sebentar lagi kita sampai, bertahanlah sedikit Eve…" kata paman Jim menguatkan Eve.
Eve mengangguk dan tersenyum.
Mereka kembali berjalan, tempat tersebut memiliki banyak persimpangan, namun paman Jim begitu yakin melangkahkan kakinya dan menyusuri jalan-jalan gorong-gorong yang bersimpang tersebut. Ia terlihat benar-benar menguasai daerah ini. Tidak heran pula, paman Jim dulunya bekerja sebagai tukang ledeng di kota ini.
.
.
.
.
Mereka terus berjalan dengan langkah lemah. Paman Jim terus memapah Eve menyusuri lorong yang gelap dan lembab itu, bunyi genangan air yang terinjak juga bunyi tetesan air yang berpantul-pantulanan dan menggema menemani perjalanan mereka.
.
.
Sampailah mereka ke ujung salah satu lorong, Eve melihat sebuah tangga naik keatas.
Namun tidak menembus bagian atas jalan. Sepertinya itu bukan tangga keluar.

.
.
"Naiklah Eve, paman memegangmu!" kata paman Jim sambil mengarahkan Eve untuk menaiki tangga tersebut.
Paman Jim membantu Eve menaiki tangga sambil membantu memegang pinggangnya, waspada agar Eve tidak terjatuh dengan tubuh lemahnya. Eve berhasil menaiki beberapa anak tangga, paman Jim mengikuti setelahnya.
Diatas terlihat sebuah pintu besi, seperti ruangan bawah tanah.
.
.
.

.
.
.
"Masuklah Eve.. kita akan beristirahat sejenak disini." Kata paman Jim sambil membukakan pintu ruangan tersebut.
Ada cahaya samar dari lampu bercover di ruangan itu, tidak terlalu terang namun cukup untuk melihat jalan.
Ruangan itu kosong dan berdebu. Berbentuk segi empat, dengan beberapa pipa-pipa besar menempel di dinding.
Paman Jim masuk lalu duduk dilantai salah satu sisi ruangan itu, ia menyandarkan punggungnya kedinding.
Eve mengikuti pamanJim, Ia segera melangkah kesampingnya dan duduk bersebelahan.
.
Mereka membuang lelah sesaat…
.
Tak lama kemudian, Paman Jim mengambil beberapa barang yang memang sudah ada terlebih dahulu di ruangan itu.
Ia mengeluarkan beberapa makanan kaleng, dan minuman dalam kemasan botol, ia membuka makanan kaleng tersebut dan memberikannya pada Eve.
"ini makanlah, dan beristirahatlah dulu sampai tubuhmu kembali pulih" kata paman Jim sambil menyerahkan makanan yang telah dibukanya.
Eve tersenyum - "Terima KAsih" - kata Eve sambil mengambil makanan kaleng dari tangan paman Jim.
Merekapun melahap makanan itu bersama dalam keheningan.
Kesedihan seakan meliputi mereka berdua. Tatapan mata yang sayu… Napas yang berhembus sesal dan lelah.
.
.
.
"Istirahatlah saat selesai makan…" kata paman Jim, kepada Eve karena melihatnya semakin pucat dan kelelahan.
.
.
.
"Paman akan tetap berjaga-jaga disini, besok kita akan mencari cara untuk menyelamatkan Joe dan juga mencari Dean..." kata paman Jim sambil menatap Eve.
.
.
.
Eve menatap kedua bola mata paman Jim. Seolah belum kehabisan energi, Eve menghujani paman Jim dengan berbagai pertanyaan.
"Paman Jim…"
"Bagaimana paman bisa sampai disini?.."
" Apa yang sebenarnya terjadi ? .."
"dan apa yang terjadi dengan kota ini?.."
"Kenapa kota ini kosong? .."
"Dan siapa orang-orang bertopeng itu?"
"Dimana Dean? "
.
.
uhuk uhuk uhuk.. Eve tiba-tiba batuk, seakan udara menutupi jalur pernapasannya, karena berbicara bertubi-tubi. Sejak tadi, Eve memang belum bisa benar-benar mengatur napasnya dengan baik.
.
.
"Wowowowooo… Tahan semua pertanyaanmu nak, sebaiknya kau istirahat dulu, tubuhmu sangat lemah bahkan hampir tak bisa bicara…" Jawab paman Jim sambil memberikan minuman dari botol.
"Kumohon jawablah paman,, semua kejadian ini benar-benar membuatku hampir gila, aku sama skali tidak tau apa yang terjadi, dan aku benar-benar bingung.." lanjut Eve dengan suara pilu.
Mendengar perkataan Eve, paman Jim menghela napas panjang….
Paman Jim melepas napas yang ditahannya sekaligus…
"huuffffttttt"
Ia kembali berancang-ancang untuk berbicara dan menjelaskan.
Paman Jim menyamankan kembali posisinya… Ia menyandarkan kepalanya ke tembok dan mulai bercerita.
"Beberapa hari yang lalu, Aku menghubungi Dean untuk memintanya membantuku mencari bibi Jean..
Saat Kota ini di evakuasi sepenuhnya, kami berpindah tempat tinggal, dan maaf kan kami yang belum sempat menhubungi kalian segera, saat itu kami benar-benar panik, bahkan kami masih trauma dengan apa yang terjadi dan tidak ingin kalian ikutan panic dan malah datang kesini."
Eve menyimak dengan penuh perhatian
"Mengapa kota ini harus di Evakuasi??" tanya Eve penasaran.
"3 tahun yang lalu, terjadi kebocoran reaktor Nuklir di tempat ini, kami semua di Evakuasi.. dan Jean… Jean selalu saja ingin kembali kesini... Aku selalu melarangnya, karna kembali ke sini terlalu beresiko, aku tidak ingin terjadi sesuatu terhadapnya…" lanjut paman Jim menjelaskan.
"Alasan Jean ingin kembali ke sini adalah ingin mengambil benda kenangan yang sangat berarti buat kami, walau itu hanya berupa album Foto dan benda-benda tidak penting lainnya, namun yahhhhh… itu sangat berarti bagi kami, apalagi disitu banyak benda dan kenangan tentang Alm.Steve anak kami yang meninggal, seharusnya aku bisa lebih memahaminya saat itu… Ia hanya ingin kenangan tentang Steve…" paman Jim tertunduk sedih sejenak saat selesai berbicara.
.
Setelah cukup tenang, Ia kembali mengangkat wajahnya..
.
"Hari itu... Saat aku pulang dari bekerja, Jean tidak ada dirumah, aku pikir dia hanya keluar ke toko untuk berbelanja seperti yang beberapa kali ia lakukan, jadi aku hanya menunggu di rumah, namun malam semakin larut, aku mulai khawatir… aku mencoba menghubunginya, namun tidak tersambung… aku tersadar, ternyata hari itu hari ulang tahun Alm.Steve anak kami.. aku langsung curiga dia akan kesini, dan tanpa memberitahuku... Dia tau jelas, aku pasti melarangnya untuk kembali. " jelas paman Jim.
"Hari semakin larut dan aku mulai Khawatir, aku mencoba menghubungi polisi, namun laporanku masih ditolak karna Jean belum hilang selama 24 Jam, hmmm… semoga mereka mencatatnya dan menyelidiki nya sekarang…"
"Sayangnya, aku tidak memberitahu siapapun soal ini. Aku segera menghubungi Dean, dan menceritakan semuanya hari itu…"
Sepertinya hari itu adalah hari dimana Dean membicarakan kasus baru padaku.. kata Eve dalam pikirannya.
Paman Jim melanjutkan ceritanya
"Aku menjemput Dean saat itu dan kami kesini bersama, Dean sangat kaget melihat kota ini.. Setelah sekian lama ia tidak pernah ke sini… Kami memutuskan untuk langsung ke rumah, namun sayangnya kami tidak menemukan Jean di sana… Waktu itu kami memutuskan untuk berpencar.. dan mencari Jean, aku berangkat duluan saat itu… Kami bersepakat untuk kembali ke rumah saat hari mulai gelap… Aku tidak menemukan Jean di mana pun… Hari mulai gelap dan aku putuskan untuk kembali ke rumah, Dean belum sampai. Dan hanya berselang beberapa saat, aku mendengar suara tembakan! Aku panik dan segera bersembunyi ke dalam rumah, aku melihat orang-orang tersebut menggunakan topeng. Aku melihat mereka bersenjata sehingga tidak ingin langsung ke sana. Mereka pergi membawa mobilku. Dan beberapa diantaranya menggunakan motor, aku rasa mungkin Dean bersama mereka!" jelas Paman Jim.
"Aku bersembunyi di sini selama ini, mencari cara yang tepat untuk melawan.. sampai kemudian aku melihatmu berlari, aku bersembunyi sambil mengikutimu,, dan,,, disinilah kita…" ujar paman Jim tersenyum tipis.
"Besok pagi, kita akan mencari cara untuk menolong mereka.. Namun untuk saat ini kau sebaiknya beristirahat, kau benar-benar butuh istirahat. Kita akan mengatur strategy untuk besok" ujar paman Jim
Tubuh Eve saat itu benar-benar lelah dan lemah, tenaganya benar-benar terkuras habis saat memaksakan diri berlari sekuat tenaga dan sejauh-jauhnya untuk menghindari pria betopeng itu.
Setelah mendapat semua jawaban itu, Eve tak tahan lagi dengan lelahnya, matanya mulai sayu dan Eve pun tertidur dengan posisi duduk.
Beberapa Saat kemudian..
Ngiiiieeeeekkkkkkk… trreeekkkkk.. Bruuuukkk
Bunyi pintu yg di tutup mengembalikan kesadaran Eve.
Eve membuka matanya secara perlahan.
"Paman Jim?" kata Eve melihat ke samping tempat Paman Jim duduk sebelumnya, dia tidak ada disana, Eve segera melihat ke arah pintu yang tertutup.
cekkkk… Cekkk..
bunyi pintu dikunci.
.
.
Menyadarinya Eve segera berlari ke pintu dan berteriak..
.
.
"Paman Jim? PAMAN JIMMM!!!! Apa.. apa yang kau lakukan… Buka pintunya!!" Teriak Eve sambil mencoba membuka gagang pintu.
Buk.. buk.. buk.. Buk… buk…!!!
Eve menepuk pintu dengan telapak tangannya, meminta agar di buka.
"PAMANNNNN!!! Apa yang kau Lakukan?? KENAPA KAU MENGUNCIKU pamaaannn!!!!" Teriak Eve memohon untuk dibukakan pintu.
"Pamaaaaannnnn jangan lakukan ini padaku! tolong keluarkan aku dari sini!! pamaaann!! "
BUK! BUK! BUK! BUK!
"Paman ku mohon…" Suara Eve parau…
Namun ia terus berusaha mencoba membuka pintu dan mengetuk pintu berulang-ulang.
"Arrrrrhggghhhhh…." Teriak Eve sambil meraung.
Eve hanya bisa menyandarkan tubuhnya di balik daun pintu.
Baru saja ia merasa aman… Sekarang apa lagi yang akan terjadi??
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TO BE CONTINUED…..
STAY TUNED "THE PUZZLE GIRL"
IG: @Puzzle_Girl_Novel