Chereads / THE PUZZLE GIRL / Chapter 15 - ANOTHER VICTIM

Chapter 15 - ANOTHER VICTIM

🔪 🔪 🔪 🔪 🔪 🔪

ANOTHER VICTIM

🔪 🔪 🔪 🔪 🔪 🔪



Eve mendekati arah suara tersebut... Berjalan semakin dekat dan semakin dekat.

Terlihat darah segar mengalir di aliran air saluran pembuangan tersebut....

Eve terus mengikuti arah hulu air bercampur darah itu...

Betapa terkejutnya, Eve melihat seorang pria dengan kondisi sekarat sambil memegang lehernya.

Keecchhh.. cooochhh… Cocchh... coooocchh... eh... Pria tersebut memegang lehernya sambil terbatuk-batuk cekukan dengan darahnya sendiri yang terus keluar dari lehernya.

"Eehhh…" rintihnya kesakitan, tubuhnya terlihat kejang-kejang mendekati kematian,

Melihat hal tersebut Eve segera berlari mendekat.

Eve mengarahkan senter kepadanya dan...

....

....

"PAMAN JIM???.. ya TUHAN PAMAN JIM!!!!" 

Eve segera mendekat, merangkul paman Jim dan meletakkan kepalanya di lengan Eve.

"Paman!!! Apa yang terjadi??" Kata Eve khawatir sambil memegang pipi paman Jim.

"Eee… Eeevveee" Paman Jim berusaha untuk berbicara di tengah-tengah kondisinya yang benar-benar sekarat. Ia benar-benar mengumpulkan semua tenaganya untuk untuk memberitahu sesuatu.

Luka di lehernya terlihat seperti habis digorok dengan pisau, luka yang menganga dan bercucuran darah.

Suaran paman Jim terdengar sangat pelan dan tidak jelas.

Eve mendekatkan telinganya ke mulut paman Jim.

"Ma…. Ma.. maafkan aku! Aaa… ku.. haaa… hanya ingin kau aman... Eve" ucap paman Jim terbatah lalu melepas napas terakhirnya.

Eve tidak lagi merasakan hembusan napas paman Jim, dadanya seketika sesak. Napas Eve terbatah,

"Paman!!! Paman!!!... Paman Jiiimm!!" teriak Eve menangis sambil terus memanggil.

Hiksss.. hiksss… Eve terisak. Dan menangis sendu... Bahunya terangkat naik turun.

Joe datang dari belakang...

Ia meletakkan tangannya di pundak Eve sebagai tandanya berbelasungkawa.

Eve semakin menangis tersedu...

"Diii.. diaaa… hanya.. ingiiinnn.. menyelamatkan kitaaaa Joe!" Ucap Eve dalam hening lalu menghentikan tangisnya.

Matanya kosong... Eve benar-benar terpukul.

Eve menatap paman Jim, lalu menutup kedua mata paman Jim yang masi terbuka dengan menggunakan tangannya..

"Aku turut menyesal... Ayooo Eve, kita harus cepat pergi dari sini..." Ucap Joe perlahan dengan wajah sedih.

Eve mengangguk, ia menarik napasnya dengan kerutan hidung, mencoba mengendalikan dirinya lalu berdiri. 

Eve kembali menghela napas panjang.

"Kamu benar... kita harus selamat dari sini.." sahut Eve. 

"Sebentar Eve.. ! " Ucap Joe melihat sesuatu, lalu pergi ke arah tubuh paman Jim,

Ia memeriksa jacket dan kantong paman Jim,

"Nah Ini dia!!" kata Joe sambil meraih Pistol yang diselipkan paman Jim di pinggangnya.

"Kita akan sangat membutuh ini, Eve!" Kata Joe menunjukkan pistol yang didapatnya.

Eve mengangguk.. "Ayooo.."

.

.

.

"Jalanan di sini sangat rumit... Aku tidak tahu harus keluar lewat mana.." Ucap Joe kebingungan.

"Kita ikuti saja jalan yang ada... begitu ada tangga ke atas kita naik saja, di mana pun itu, asal kita selalu waspada, dan ada senjata di tangan kita, kita tidak akan apa-apa" lanjut Eve mengemukakan gagasannya.

Mereka pun berjalan menyusuri terowongan itu....

Tiba-tiba....

.

.

.

Dari arah depan ada seseorang yang datang mendekat, ia muncul dari persimpangan jalan bawah tanah tersebut, mereka berhenti menepi untuk waspada kemudian mengarahkan senter ke wajah orang itu, Joe mengangkat Pistolnya bersiap-siap menembak ke arah orang tersebut.

.

.

.

Orang itu menutupi silau cahaya senter yang di arahkan Eve ke wajahnya dengan menggunakan lengan. Wajahnya tidak terlihat jelas karena tertutup lengan, hanya terlihat garis bibir dan postur tubuhnya.

.

.

.

"Siapa di sana?? Kami punya senjata!!! Jangan bergerak atau kamu ditembak!!" Kata Eve setengah berteriak kepada orang tersebut.

Perlahan ia menurunkan lengannya...

.

.

.

Eve dan Joe benar-benar waspada. Senter tetap di arahan ke wajahnya.

"Eve??? kaukah itu?? " ujar pria tersebut mengenali suara Eve.

Eve terkejut! Ia segera mengenali suara orang itu.

"Deannn???" 

Pria itu menurunkan lengan yang menutupi wajahnya, matanya masih menyipit karena silau lampu senter. Alisnya mengerut namun ia tetap memaksa melihat ke arah Eve.

Eve kini dapat melihat wajahnya dengan jelas. Mulutnya terbuka, jantungnya berpukul kencang karena gembira.

""DEAAAANN!!! " teriak Eve lalu berlari mendekati Dean, Eve langsung menyambarnya dengan pelukan, tubuh Dean sedikit terhempas kebelakang.

Menyadari hal itu, Joe membuang napasnya dan ia pun ikut tersenyum lega... Joe segera menurunkan senjatanya, lalu melangkah perlahan dengan tertatih ke arah Eve dan Dean.

"Eve…" ucap Dean membalas pelukan Eve, ia mencium rambut Eve dan memeluk tengkuk Eve dengan erat.

"Kau tidak tahu betapa bahagianya aku menemukanmu, Dean..!!!" Ucap Eve sambil melepaskan pelukannya.

"DAN KAU TAU BETAPA KHAWATIRNYA AKU PADAMUUUU!!!!!! " Nada suara Eve tiba-tiba berubah meninggi dan marah, Eve memukul-mukul pundak Dean dengan tangannya, bahu Dean sampai tersorong-sorong ke belakang. Dean tersenyum menahan sakit, sambil sejenak membiarkan seluruh emosi Eve keluar.

"KAU JAHAT!!! KENAPA KAU LAKUKAN INI PADAKU!!!!"

"KENAPA KAU TIDAK MENGATAKAN SEMUANYA DENGAN JUJUR PADAKU!!"

"KAU TAU APA YANG TELAH KULALUI UNTUK MENEMUKANMUUU!!!!"

"KAU TAU BETAPA KEBINGUNGANNYA AKU!!!! DAN BETAPA KETAKUTANNYA AKU, DEAN!!!"

"DASAR KAU MANUSIA BODOH! KAU SAHABAT TERBURUK DIDUNIA INI!!!" 

"Arrrggghhhhh!!!!!" Teriak Eve sambil menangis terus memukuli Dean.

.

.

Dean menangkap lembut tangan Eve... Eve pun mulai memukul pelan karena di tahan oleh tangan Dean, perlahan Eve mulai kembali menangis, napasnya sesenggukan sambil menyandarkan kepalanya di atas dada bidang milik Dean.

"Maafkan aku Eve!" ucap Dean halus, sambil membelai rambut Eve.

Melihat hal itu Joe hanya tersenyum dengan haru... Melihat ke dua sahabat akhirnya saling menemukan satu-sama lain.

Joe tersenyum lalu maju perlahan mendekati mereka.

"Eve benar!! Kau memang sahabat terburuk Anak Kota!!" Joe tersenyum smirk sambil meledek Dean.

"JOE??? " ucap Dean sambil memandang kearah Joe dengan kaget.

"Dan Kau harus membayar luka di kakiku!!!!" kata Joe sambil terus mendekat dengan langkah yang tertatih.

Eve melepaskan pelukannya. Dean mendekati Joe lalu membentangkan tangannya dengan lebar, Joe merangkul Dean, lalu mereka melakukan Toss siku, Dean memeluk Joe dengan Gentle (a Man Style's Hug).

"Aku senang kamu di sini Bro.. Terima Kasih sudah menjaga Eve!"

"hmmmm, Actually.... Eve lah yang menjagaku selama ini.. haha" Joe tersenyum miring dan melirik ke arah Eve.

"yah.. Joe! Kau tau? Eve'lah yang selalu menjadi bintangnya!" sahut Dean merespons Joe.

"dan ingat aku pria Kerennya!" Ucap Joe menambah lelucon dan mencairkan suasana yang haru itu.

Mereka tersenyum bersama dan Eve perlahan mendekati mereka berdua, 

"Okey.. Boys,, sekarang kita di sini... Dan apa yang harus kita lakukan?" kata Eve mengajak untuk serius kembali melihat kenyataan yang terjadi, bahwa mereka masih terjebak di gorong-gorong bawah tanah.

"Dean... Apa kau tahu arah jalan ini dan bagaimana caranya untuk bisa keluar dari sini??" tanya Eve serius

"ya.. Aku tahu sedikit..." kata Dean sambil mengangguk. 

"Kalau begitu kau di posisi depan!" pegang Senter ini dan tuntun kami, ucap Eve tegas sambil memberikan senter ke telapak tangan Dean.

"Joe, apa kau masih memegang pistolnya??" Tanya Eve menatap Joe

"Yah.. masih padaku!" kata Joe menunjukkan.

"Ok,,, apa kau tahu cara menggunakannya ??" Tanya Eve.

"Ya aku bisa, Eve..." jawab Joe

"Kalau begitu pistol itu kau yang pegang. Karena kakimu terkilir, kau akan berjalan di tengah sambil melindungi kami! " perintah Eve mulai menyusun rencana.

"Dan Dean apa yang kau miliki?? Senjata atau sesuatu??" Tanya Eve.

"Hmmm... Aku hanya memiliki ini.." Dean menunjukkan sebuah pisau, yang dikeluarkannya dari dalam sela ikat penggangnya.

Eve dan Joe terdiam sejenak dan saling menatap saat melihat pisau yang ada di tangan Dean. 

"Okey, berikan pisaunya padaku, dan kau pegang senter ini. Aku akan berada di posisi paling belakang, aku akan memastikan Joe tidak tertinggal dan membantunya berjalan... Aku juga akan menjaga di posisi belakang" Eve menjelaskan dengan tenang sambil menatap Joe dan Dean.

Joe dan Dean kemudian mengangguk tanda mengerti.

Mereka berjalan sesuai formasi yang telah di atur oleh Eve, sementara Dean menuntun jalan di depan. Joe dan Eve terus mengukuti langkah Dean.

Setelah beberapa lama mereka berjalan menyusuri tempat itu.

"Pppsssttt… Eve… Hei Eve" bisik Joe perlahan menghentikan langkahnya dan berpaling melihat ke arah Eve yang berjalan mengikutinya di belakang.

Dean yang berkonsentrasi melihat jalan di depan tidak menyadari bahwa kedua sahabatnya telah berhenti sejenak.

Joe kemudian berbisik perlahan ke telinga Eve "Apa kamu tidak merasa ada yang aneh dengannya? Apa kau melihat pisau itu?" kata Joe dengan wajah ketakutan.

"Aku tau..!! diamlah Joe dan ikuti Dean... Jangan sampai kita terpisah darinya..!" kata Eve berbisik membalas pertanyaan Joe.

"Tapi Eve...."

"Heiii.. Apa yang kalian bicarakan...? Ayo lewat sini..." kata Dean yang akhirnya menyadari bahwa langkah Joe dan Eve telah berhenti sejenak...

Joe dan Eve seketika mengerjap dan menatap ke arah Dean... 

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

STAY TUNED ON "THE PUZZLE GIRL"

To BE CONTINUED>>>>>>>>

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =