Untuk pertama kalinya zea mencoba mengenakan sarung, makenya juga asal, ke bundel gak jelas, setelah mencoba berulang kali dan gagal, zea yang kesel mencampakkan sarung motif kotak-kotak warna merah itu kearah pintu kamarnya. zea tidak tahu kalau pintu kamarnya dibuka adiknya, alhasil sarung itu sukses bertengger di kepala adiknya.
" apaan sih mas, punya dendam apa kamu sama adik manismu ini " protes adik zea sambil menyingkirkan sarung di kepalanya.
" eh, sori, mana mas tau ada kamu disitu " dalih zea seraya melihat adiknya memasuki kamarnya sambil menenteng sarungnya.
" tumben rapi kamarnya mas, emm lebih tepatnya kemana barang-barang dari negeri sakura mas sembunyikan " komen adik zea melihat kamar zea yang terisi tempat tidur tanpa ranjang alias kasur saja yang terbentang di sudut kiri lantai kamar, lemari pakaian di sudut kanan kamar dan meja kayu seukuran zea kalau lagi jongkok di tengah ruangan.
" gak perlulah koment yang gak penting, jadi sebenarnya apa urusanmu, adik pahitku, lily " jawab zea sekenanya.
" ih jahat.. ya biarlah, maksud mas kopi susu kan, pahit-pahit manis gitu " ucap lily lalu nyengir gak jelas.
" dih, mengkudu, brotowali kali,.. aah, low gak ada perlu keluarlah sana " protes zea seraya menghampiri lily lantas mendorong paksa adiknya untuk keluar kamar.
" eh, eh , tunggu, tunggu, lily gak terima mas " brontak lily
" bodoh, gak ada perlukan, lagian mas juga dah bilang kan low mau masuk ketuk pintu dulu "
" bukan itu mas, lily ya ada perlu, yang lily gak terima kok mas sekarang punya pacar, katanya mas setia sama organisasi yang kita dirikan, apa mas mau mengkhianati Lembaga Anti Pacaran! " ucap adiknya kian meninggi.
" hah, ngomong ngawur apa sih kamu ini, lagipula, apa maksudnya mas punya pacar " tanya zea bingung.
lily malah merengut. zea makin bingung.
" mas pembohong! tu cewek mas lagi nungguin di luar " ucap adiknya kesal.
" hah, pacar?!, siapa "
" mana lily tau "
zea mencoba menelaah, apa mungkin tanpa sadar dirinya telah memiliki pacar, tidak, itu mustahil, bahkan zea yakin alam bawah sadarnya sampai mimpinya sekalipun tidak akan mengizinkan zea pacaran. kemungkinan lain yang ada adalah pihak yang mengaku-ngaku sebagai pacarnya, tapi buat apa, lagian cewek mana sih yang mau ngaku-ngaku pacar orang kecuali cewek gak bener, atau adiknya saja yang salah sangka mengira cewek yang mau menemuinya di luar adalah pacarnya, tapiii... aneh, karena zea tidak ada kenalan cewek selama ini, bisa dibilang seumur-umur baru kali ini ada cewek yang nyamperin rumahnya untuk menemuinya.. eh tunggu dulu, kenalan cewek,.. apa mungkin? zea menebak ragu, tapi siapa lagi, zea pun langsung nyelonong keluar kamar. sementara itu adiknya memanggil tapi zea gak perduli.
setelah melewati ruang keluarga, sampailah zea diruang tamu, dilihatnya pintu depan yang setengah terbuka, zea lantas berjalan mengendap-endap menghampiri pintu depan, sesampainya zea disana, ia mengintip dari balik pintu yang dibiarkan terbuka setengah dan zea langsung menepuk keningnya saat melihat sosok yang mengenakan pakaian muslimah model terusan motif bunga warna merah muda sedang berdiri menyamping.
" tuh kan, rea lagi " batin zea mengeluh sambil tertunduk lesu.
" ah, zea, assalamualaikum, selamat malam "
" waalaikumusalam, malam itu dari dulu gitu-gitu aja ngapain di selamatin " jawab zea sinis dan berkomentar ngasal.
" eh, gitu ya, kamu lagi bad mood ya, kenapa? "
" hah, kamu ini ya.. ya sudahlah, lagian kamu kok bisa tau rum... " ucap zea terhenti saat menyadari sesuatu. pasti dari mak'e lah, kan tadi sore orang tuanya berkunjung kerumah rea.
" masuklah " pinta zea lesu sambil membuka pintu sepenuhnya.
rea berjalan memasuki ruang tamu sambil tersenyum penuh kemenangan melihat zea.
" nyari ibuku kan, bentar ya, aku panggilin dulu "
seketika rea berwajah masam dengan pipinya yang menggembung. saat zea mau mulai melangkah, rea dengan cepat menyetopnya.
" tu, tunggu, sama ibu marti-nya nanti saja, sekarang aku perlunya sama... hii "
" hah " gumam zea melihat kearah yang sama dengan rea, dibalik tirai di ruang keluarga tampak lily sedang mengintip dengan wajah mengintimidasi. zea pun mendesah pelan.
" oi, ngapain kamu ly, macem mau makan orang aja "
" tidak ada, pesan mamak, bapak, ustadz abdul samad, jangan biarkan dua insan lain jenis berduaan karena kejahatan terjadi bukan karena niat dari pelakunya tapi karena ada .... " beber lily tapi keburu di sela zea.
" iya iya iya, tapi ada juga yang bilang loh, jika ada dua insan lain jenis berduaan yang ketiganya itu.... "
lily merengut lalu memotong " enak saja, lily kok disamain sama setan sih, weee " protes lily agak besar suaranya yang lalu menjulurkan lidahnya.
sementara itu rea tertawa ringan dengan menutup mulutnya.
" eh, eh, ribut apaan sih " ucap mak'e yang tampak buru-buru muncul dari belakang.
" lah, cah ayu, nak rea, jadi beneran datang " ucap mak'e girang seraya menghampiri rea.
" iya bu, rea kan sudah janji, bapak mana bu ? "
" bapak jam segini sih masih di masjid, duduk nak rea " jawab mak'e sambil mempersilahkan rea duduk di sofa model single. setelahnya mak'e langsung melihat lily.
" pas, lily, temenin mas-mu sama mbak rea ngobrol ya " pinta mak'e sumringah.
" idih ogah, masa lily jadi obat nyamuk.. emm tunggu.. oke deh, siap " jawab lily yang sempat terhenti dan tampak berfikir sejenak, dari raut mukanya sih seperti anak tengil yang licik. lily lalu bergegas masuk kekamar yang ada plang nama bertulis vili lily-nya.
" loh, kok pergi " protes mak'e
" bentar mak'e, ambil hp ama headseat dulu " teriak lily dari dalam kamarnya.
mak'e hanya mendesah pelan lalu meminta rea untuk menunggu sebentar. tidak sampai dua menit, lily akhirnya muncul dengan smartphone yang telah di pasangi headshet, sambil tetap berjalan menuju sofa berukuran lega si-lily berusaha memasang headshet ditelinganya, cukup kerepotan sih lily karena harus melewati celah kerudungnya, tapi akhirnya berhasil.
" oke persiapan selesai "
" ya udah, le, duduklah " perintah mak'e pada zea.
zea dengan berat hati mematuhinya. gak guna juga beralasan untuk menolak karena emang gak ada alasan yang bisa meyakinkan mak'e.
" nak rea, mau minum apa " tawar mak'e
" gak usah repot-repot mak'e " jawab rea berbasa basi.
" kalau buat minum aja repot ntar ibu rumah tangga pada pensiun pula " ucap mak'e yang tidak disangka berusaha melucu. zea dan lily aja sampai kaget. kalau pak'e sih gak heran, lah ini mak'e.
" ah ibu bisa aja, apa yang ada aja deh bu "
" banyak kalau itu, mau semuanya?, ada teh, kopi, susu, sirup, milo, wedang jahe,.. "
" ah, anu, nyoba wedang jahe deh bu " potong rea sambil nyengir terpaksa.
mak'e pun tersenyum lantas bergegas kebelakang.
sepeninggal mak'e, suasana hening, zea cuek memalingkan mukanya kearah jendela di samping pintu masuk, rea tertunduk, sedang lily asik dengan hp-nya atau lebih tepat dengan musik yang di dengarkanya.
" anu, zea " rea mulai membuka obrolan
" hemm " jawab zea asli super cuek. niat zea mah cuma satu, buat rea sebete mungkin sampe rea merasa gak betah lalu akhirnya membuat rea gak suka sama zea.
sejenak rea menatap lily yang masih asik dengan musik yang didengar melalui headseatnya.
" aku cinta sama kamu " ucap rea tiba-Tiba
* praang * efek kaca pecah yang sebenarnya gak ada di dunia nyata tapi bisa menjadi pertanda kekagetan zea bahkan sepertinya lily juga. entah mengapa lily terbatuk-batuk gak jelas, rea sampe bingung dibuatnya.
" eh adek bisa denger ucapan mbak barusan ya " tanya rea panik.
lily bereaksi dengan merengut lalu sok pura-pura gak tahu apa-apa, sambil memiringkan badan kearah yang berlawanan dari arah pandang rea, lily ngomong dengan nada yang dibuat-buat " wah, lagu I love you baibeh, pas mantap "
rea menanggapi dengan senyuman kecut.
sementara itu zea masih setengah tersadar dari kekagetannya. salah dengar? tidak! zea gak budek kali.
" hei rea, apa maksud ucapanmu barusan " tanya zea bingung.
" ya, ya itu, aku cin..cin " ucap rea gugup
" cin... " rea berusaha melanjutkan tapi kehadiran mak'e yang membawa segelas wedang jahe di nampan kecil membuat rea seketika bungkam.
mak'e langsung menaruh gelas di meja tepat dihadapan rea. setelah berkata " diminum ya nak rea " tanpa berkata-kata apa-apa lagi, mak'e langsung nyelonong kembali kebelakang.
" eh " gumam rea seperti ada yang salah.
zea juga ngerasa ada yang gak beres, kok mak'e gak nimbrung. sayangnya zea gak ngerti sama sekali. daripada mikirin mak'e, zea lebih penasaran dengan pernyataan rea barusan.
" jadi, yang tadi itu maksudnya, apa " tanya zea serius.
" ya ya itu, aku cin...cin.. " ucap rea lagi-lagi gagap sambil melirik lily.
zea yang mengerti kegelisahan rea langsung menyambar " gak perlu direplay, yang aku mau tau apa maksudnya, kamu kan sudah punya pacar, jangan bilang kamu ini tipe playgirl ya "
" jahat ih " protes rea manyun.
" ya jadi? "
" aku udah putus kok sama amarna "
zea nepuk jidat, cari masalah saja rea itu, bagaimana tidak, pacarnya didekati cowok lain aja sampe ngamuk apalagi kalau amarna diputusin pacarnya gara-gara cowok lain bisa jadi iblis tu anak, begitulah yang dikeluhkan zea.
" ah tapi tenang saja zea, kami putus gak ada sangkut pautnya sama kamu kok " beber rea yakin.
ni cewek dukun kali ya, batin zea. tapi gimana ceritanya gak ada sangkut pautnya sama zea, ya jelas ada-lah, bukankah mereka putus setelah amarna bermasalah dengan zea. ada keinginan untuk mengetahui tapi zea juga malas memahami. menyusahkan saja, fikir zea.
" lalu, setelah putus langsung cari gebetan baru gitu, andai aku terima, aku cuma jadi pelarian dong " ucap zea dingin.
" wah kejamnya, aku baru kali ini loh nembak cowok karena baru kali ini aku benar-benar jatuh cinta "
deg, hati zea tersentak, cinta? hah, lagipula apa sih itu cinta, zea gak pernah bisa memahaminya. karena itu zea coba mongoreknya.
" hee, cinta ya "
rea mengangguk " jadi, gimana zea " tanya rea malu-malu.
" apanya "
" eh " rea kebingungan.
" ah maksudnya gini ya, kamu mau jawaban aku cinta juga atau tidak, kalau cinta kita pacaran gitu "
rea memiringkan kepalanya sambil mengernyitkan alisnya " yah walau penjelasanmu ribet tapi kurang lebih begitulah "
" ngomong-ngomong kenapa sih harus pacaran " tanya zea seraya menopang dagu dengan kedua tangannya.
" eh.. emm ya.. gimana ya.. " rea tampak berfikir sejenak. nampak kali rea serius.
" itu.. ya kalau sepasang manusia saling mencintai harus ada ikatan kan, emm sebagai bukti bahwa dia itu miliknya... begitu.. mungkin " jelas rea pada akhirnya meski tampak ragu.
" mungkin?.. yah, baiklah.. aku bisa terima soal harus adanya ikatan tapi masa semudah itu sih mengikat cinta? "
" maksudnya "
" hmm, sebelum itu, coba beri aku makna cinta menurutmu " pinta zea.
" ci..cinta ya... susah sih menjelaskannya.. saat ini yang kurasakan, aku bahagia saat bersamamu hingga aku merasa ingin selalu bersamamu karena itulah aku ingin memilikimu "
" dengan pacaran begitu ya, hah okelah, tapi sayangnya aku ini anti pacaran, aku sudah mengatakannya dengan jelas kan waktu itu "
" aku tahu itu, karena itu aku juga ingin menanyakannya, apa itu karena didikan agama "
" tidak! " jawab zea yakin.
" eh "
" yah, kedua orang tuaku memang melarang kami anaknya untuk pacaran tapi bukan karena itu alasannya, aku punya pemikiran sendiri tentang itu "
" boleh aku tahu "
zea memandang rea sejenak " hmm ya bolehlah,.. begini, menurutku adanya pernikahan itulah sebagai ikatan yang sesungguhnya untuk menyatukan cinta, setelah melihat orang menikah, anggapanku tentang pernikahan adalah sesuatu yang suci, karena itu aku hanya ingin mengikat cintaku dengan pernikahan, meski aku tidak tahu apa itu cinta, aku merasa cinta juga merupakan hal yang suci "
rea tertegun mendengar penjelasan zea. tapi zea belum habis dengan perkataannya.
" soal pacaran, bagiku tidak ada kejelasan didalamnya, siapa dia, pacarku? konyol, bukankah lebih bermakna jika, siapa dia, istriku! yang jelas bagiku mengikat cinta itu tidaklah semudah hanya dengan mengatakan saling mencintai saja "
zea yang sedari tadi menjelaskan dengan menutup matanya, perlahan melirik rea. dilihatnya rea yang masih tertegun.
" bagaimana ?! " tegur zea.
" be,begitu ya.. intinya kamu maunya nikahin aku ya... hm..hm.. gitu ya " ucap rea malu-malu.
* bruk * suara tubuh lily yang ambruk disofa. sedetik kemudian lily berusaha bangkit. zea yang melihat itu hanya mengacuhkannya sedangkan rea tambah salah tingkah.
" eh, kok gitu pula " ucap zea bingung.
lily yang sudah kembali duduk dengan benar pun menyeletuk " mas, mbak ni kurang pintar kali "
" tidak, tidak ly, mbak ini salah satu murid terpintar di kelas mas loh " bantah zea.
" ho..how, berarti mbak ni sinyalnya masih 2g mungkin mas " selidik lily dengan tingkah yang konyol, lily menunjuk atas kepalanya sambil kepalanya digoyang kekiri dan kekanan.
zea menyambutnya " mungkin juga sih ly tapi bisa jadi sinyalnya udah rusak "
" eh, eh, apaaaan siiiiiih " seru rea gemas.
sementara itu dari balik tirai ruang keluarga mak'e yang ternyata sedang mengintip dari celah yang sangat aman tampak tersenyum puas.