Chereads / Dear Sunshine / Chapter 2 - Bab 2 : Ardian

Chapter 2 - Bab 2 : Ardian

Seperti biasa Ardian bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit tempatnya bekerja. Sudah dua tahun ini Ia menjadi dokter muda di salah satu Rumah Sakit swasta yg cukup besar di Jakarta. Ardian mengarahkan mobilnya memasuki area parkir dan memarkirkan kendaraanya pada spot bertuliskan 'khusus Dokter'.

Ardian masuk lobi Rumah Sakit besar itu sambil sesekali menyapa beberapa staf atau sekedar membalas sapaan mereka. Kebanyakan yg menyapanya adalah kaum wanita. Tentu saja, dengah status sebagai Dokter muda Ardian terbilang cukup mapan di usianya yg ke 26 tahun, ditambah penampilannya yang cukup memukau dengan tubuh tinggi nan atletis.

"Pagi Dok!" Sapa seorang suster yang berjaga di depan ruang kerja Ardian

"pagi!" jawab Ardian singkat sambil tersenyum kemudian masuk ke dalam ruang kerjanya. Dia lelah kalau harus berlama-lama menyapa suster-suster muda yang ada disana karna pembicaraan mereka hanya akan berputar pada pertanyaan mengenai kehidupan pribadi Ardian dan itu sangat mengganggunya, Ia lebih memilih membicarakan hal-hal yang menyangkut pekerjaan demi menjaga profesionalitas kerja.

Baru sebentar Ardian bersandar pada kursi ruangannya tiba-tiba pintu diketuk pelan dari luar

"yak, masuk" seru Ardian. Pintu dibuka dan tampak seorang perawat paruh baya berseragam biru muda muncul dihadapannya.

"Dok, ini rekam media pasien yang sudah mendaftar pagi ini, sementara sudah ada 6 pasien yang menunggu," kata perawat itu, name tag yang dipakai di dada kanannya bertuliskan nama Desi.

"Terimakasih Bu Desi, tolong mulai saja panggil pasien pertama, saya sudah terlambat sepuluh menit dari waktu seharusnya memulai pemeriksaan," kata Ardian, perawat wanita itu mengangguk sambil tersenyum kemudian kembali keluar dari ruangan, tak berapa lama pasien pertama Ardia masuk. Ardian menyambutnya dengan senyuman ramah.

******

Ardian mengendurkan dasi yang dikenakannya. Pasien terakhirnya baru saja keluar dari ruangan. Dia bersandar pada kursi dan melirik jam tangannya, sudah pukul dua siang dan dia belum makan apa pun karna banyaknya pasien yang datang hari ini. Perutnya terasa perih dan mulai berbunyi pertanda ingin segera diisi.

Ardian menarik jas putih kebesarannya kemudian berjalan keluar dari ruangan. Sesampainya di depan ruangan beberapa perawat muda yang sedang duduk di konter depan menoleh dan memberikan senyum terbaik mereka padanya. Ardian membalas senyum mereka singkat kemudian kembali berjalan menuju parkiran. setelah masuk ke dalam mobil Ardian mulai menyalakan mesin mobilnya kemudian mengeluarkan ponselnya sembari mencari-cari nama seseorang pada kontaknya

"Halo.." sapa seseorang dari seberang

"Bro, lagi sibuk gak? Kita ke cafe biasa yuk, gue laper banget tapi gak ada temen buat diajak makan bareng," seru Ardian

"Meong!! Sekarang jam kerja dodol!! Gimana caranya gue keluar jam segini!" kata orang di seberang sana

"hehehe.. Betul juga ya. Okelah gue balik aja ke rumah. Tapi nanti sore bisa ketemu gak? Udah lama gak ketemu kita,"

"Boleh! di GI aja ya, gue sekalian anter bini mau jalan sama temennya,"

"Oke, nanti kabarin aja mau ketemuan dimana," seru Ardian kemudian mematikan sambungan teleponnya. Setelah itu Ia langsung melajukan mobilnya menuju Apartemen miliknya "lumayan bisa tidur sampe sore," batinnya.