Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Mawar Hitam Sang Melati

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉfebriani4293
--
chs / week
--
NOT RATINGS
62k
Views
Synopsis
Melati bertanya? "Bagaimana perasaan mu ketika kamu masih hidup, tapi kamu melihat semua orang menangisi kepergian mu. Semua orang menganggap kamu sudah tiada, bahkan kamu juga ikut dalam proses pemakaman jasadmu sendiri. Melihat namamu tercetak di batu nisan mungkin tidak terlalu menyakitkan, lalu bagaimana jika kamu menyaksikan kekasihmu menagis di pemakamanmu. Apa yang akan Kau lakukan?" Samuel menjawab. "Tentu saja itu sangat menyakitkan, aku lebih baik mati bersamanya daripada aku menangis di pemakaman kekasihku. Jika Aku melihat kekasihku menagis di depan pemakamanku sementara aku masih hidup maka aku akan memeluknya dari belakang dan mengajak nya menikah hari itu juga." Melati mendesah, "Aku mengalami semua itu. Aku ingin memeluknya, tapi itu sudah tidak mungkin, karena aku sudah menjadi milik orang lain." Melati kembali bertanya? "Apa yang harus aku lakukan?" Simak kisah kehidupan Mawar dan Melati. Maka Kamu akan menemukan jawabannya.
VIEW MORE

Chapter 1 - Putri kembarku adalah putri asliku dan putri dari selingkuhan suamiku!

Penghianatan akan cinta bukan dosa terbesar dalam hidup. Akan tetapi, penghianatan akan cinta merupakan sumber kehancuran dari segala keharmonisan rumah tangga.

Tidak ada suatu alasan yang bisa membela penghianatan akan cinta. Meskipun banyak orang mengatakan; jangan salahkan Pria ketika ia berselingkuh! Kamu perlu melihat dari sisi lainnya. Semua itu hanya alasan bagi kaum pria untuk membela diri! Jangan mudah percaya dengan pria, bila ia tidak benar-benar memperlakukanmu dengan baik.

-Putri Febriani-

Senin, 13 November 2006

Suara riuh tamu undangan sangat meriah. Tepuk tangan dari anak kecil terdengar sangat merdu seperti suara alunan musik dari musik pop. Melati berdiri di atas panggung menghadap kue ulang tahun raksasa setinggi 3 meter. Musik ucapan selamat ulang tahun sudah diperdengarkan dari lima menit yang lalu. Sementara lilin angka 5 hampir setengah di makan api.

Melati menggunakan topi khas ulang tahun. Gaunnya berwarna merah muda keemasan. Melati terlihat sangat cantik dan menggemaskan seperti kebanyakan anak dari orang kaya lainnya. Pipinya seperti bakpao isi kacang hijau, menambah nilai pikat jiwa anak-anaknya.

"Bibi Laura... Di mana Ibu? aku tidak melihatnya dari tadi. Kakak Mawar juga tidak ada..."

Melati tidak menanyakan keberadaan ayahnya, ia sudah tahu, pasti jawabannya "Ayah sedang sibuk pergi keluar kota, bertemu dengan partner bisnis. Ayah sudah mendoakan kesehatan dan panjang umur. Ayah juga sudah membeli kado, boneka Barbie kesukaan Mawar dan Melati."

Melati menundukkan kepalanya. Ada rasa kekecewaan menghias di wajah polosnya.

"Sayang, Nyonya Veronica sedang ada tamu penting. Kakak Mawar pergi ke kamar mandi bersama Bibi Laurent. Kamu tiup lilin sendiri saja, ya?"

Asisten Laura mencoba menghibur Melati. Ia ikut merasakan kesedihan anak asuhnya.

Veronica duduk di kursi kerjanya di lantai dua. Ia mengenakan gaun merah muda, senada dengan gaun kedua putrinya.

"Apa kamu bilang?" Veronica Young bertanya dengan tatapan membunuh saat mata-matanya mengatakan hasil laporan di tangannya.

"Benar Nyonya Veronica. Tuan sudah berselingkuh dengan Elizabeth Moon. Dua amplop ini adalah buktinya. Dugaan Nyonya benar, Mawar dan Melati kembar namun berbeda ibu. Nyonya bisa melihat sendiri dari hasil tes DNA-nya. Satu anak aslimu dan satu lagi adalah anak wanita itu. Aku pastikan bahwa semua investigasi ku benar dan akurat."

Veronica Young tidak habis pikir. Suaminya akan tega mengkhianatinya dengan seorang ibu pengganti.

Elizabeth Moon seorang ibu pengganti dari Gilbert dan Veronica Young. Mereka telah menyewa rahim Elizabeth untuk melahirkan bayinya. Veronica dan Gilbert sudah sepakat untuk menyewa rahim karena Veronica tidak dapat memiliki anak di dalam rahimnya. Semua itu Mereka lakukan karena semakin terdesak oleh tuntutan keluarga agar segera melahirkan bayi untuk penerus keluarga.

"Katakan padaku... Apa yang sudah terjadi di luar pengetahuanku."

"Nyonya Veronica. Sebelum Tuan dan Nyonya menikah, Tuan Gilbert Arck Domina dan Elizabeth Moon adalah sepasang kekasih. Mereka telah menjalin asmara selama 5 tahun. Kedua orang tua Tuan Gilbert tidak memberikan restu. Oleh karena itu Tuan Gilbert menikah dengan Nyonya Veronica lewat perjodohan antara keluarga."

Veronica tertunduk lesu!

"Nyonya..." Panggil lusy yang duduk di kursi, berseberangan dengan Veronica. "Apa aku bisa meneruskan semuanya?"

"Umm... lanjutkan saja."

"Elizabeth Moon meninggal saat melahirkan Mawar dan Melati. Karena itu Tuan Gilbert membawa semua bayi kembarnya untuk Nyonya rawat."

Veronica sangat kecewa!

Apa yang sudah dilakukannya selama ini. Apa salah dan dosanya? Kenapa suaminya tega mengkhianatinya?! Veronica selalu memberikan cinta dan kasih sayangnya hanya untuk Gilbert. Lalu apa ini balasan yang pantas atas ketidakmampuannya untuk mengandung seorang bayi?

"Gilbert Arck Domina! Kau sangat tega mengkhianatiku!" Gumam Veronica dalam hati.

"Lusy, Kau boleh pergi sekarang. Aku ingin sendiri. Tolong rahasiakan semua kebenaran ini dari siapapun, termasuk kedua putri dan suamiku."

"Baik Nyonya, Saya akan merahasiakan semua kebenaran ini."

Lusy berdiri dan meninggalkan Veronica sendirian di dalam ruangan kerjanya.

Veronica sudah mencurigai suaminya sejak dulu. Namun, baru kali ini ia memberanikan diri menyelidiki semua keseharian suaminya.

Kecurigaan itu bermula saat suaminya tidak pernah datang di hari perayaan ulang tahun dari kedua putri kembarnya, Mawar dan Melati. Suaminya selalu berdalih pergi ke luar kota untuk bertemu dengan klien penting saat putrinya ulang tahun. Kenyataannya Gilbert selama ini pergi ke pemakan Elizabeth Moon.

Selain itu, sikap Gilbert pada Melati dan Mawar sangat berbeda. Ia lebih perhatian dengan Melati. Sementara dengan Mawar ia selalu acuh tak acuh, bahkan terkesan dingin.

Suara ponsel Veronica berbunyi. Veronica langsung mengangkat teleponnya sambil berjalan keluar menuju balkon untuk mencari udara segar.

"Nyonya Veronica, ada rapat penting yang harus dihadiri besok pagi." Sekretaris Rebecca mengingatkan.

"Aku tahu, siapkan saja semua file dan powerpoint presentasi untuk proyek air bersih di pusat perkotaan."

Mawar sudah lama duduk di bawah meja kerja ibunya. Ia ikut menyelinap masuk karena penasaran saat mendengar pembicaraan Ibunya dan Lusy di lantai satu. Sekarang ia sudah mendengar semua pembicaraan antara Ibunya dan Lusy.

Mawar keluar dari bawah meja. Tangannya sangat cekatan mengambil hasil laporan yang tertulis namanya di atas amplop itu. Mawar sangat penasaran, siapa anak kandung ibunya.

Mawar membuka amplop itu dengan sangat hati-hati. Ia terkejut saat mendapati bahwa dirinya bukan anak kandung Veronica Young. Ia adalah anak dari Elizabeth Moon. Mendapati kebenaran itu, Mawar mengganti hasil tes DNA miliknya dengan Melati. Ia khawatir ibunya akan membenci dan membuangnya saat mengetahui bahwa dia bukan anak kandungnya.

Mawar tidak ingin di campahkan! Ia ingin selalu di sayang oleh Veronica Young.

Semua dugaan Mawar sangat benar dan akurat. Veronica mulai berubah. Kasih sayang terhadap Melati seketika berubah menjadi perasaan benci namun ia tetap merasakan hubungan antara ibu dan anak. Mungkin karena ia sudah menyusi dan merawat Melati dari kecil.

Veronica tidak mengungkapkan hasil tes DNA kedua putrinya pada suaminya Gilbert. Veronica tidak ingin Gilbert meninggalkannya.

Seminggu berlalu dari hari ulang tahun Mawar dan Melati.

Mawar dan Melati adalah anak yang ceria. Mereka selalu mengobrol saat sedang sarapan.

Pagi ini, Mawar dan Melati sibuk berebut makanan di atas meja makan. Suara Mereka sangat berisik hingga membuat Veronica marah.

"Melati, diam!" bentak Veronica Young kesal dengan suara bising anaknya.

Melati menjadi terdiam ketakutan. Ia tidak biasanya diperlakukan kasar oleh ibunya. Ini untuk pertama kalinya bagi Melati.

"Bu, adik Melati tidak salah. Aku yang merebut makanannya." Jelas Mawar membela adiknya.

Mawar selalu berperan baik di depan ibunya. Bahkan Melati pun menganggap bahwa Kakaknya sangat baik. Mawar selalu menunjukkan sikap lembut dan penuh kasih sayang demi menarik simpati ibunya.

"Mawar makan saja sarapanmu. Ibu tidak bermaksud memarahimu, Nak."

Veronica menunjukkan kelembutannya terhadap Mawar. Tapi, kenapa akhir-akhir ini saat melihat Melati perasaannya selalu saja ingin marah. Ia selalu emosi! mungkin semua itu terjadi karena Veronica sudah mengetahui bahwa Melati bukan putri kandungnya melainkan putri selingkuhan suaminya.

Perasaan cintanya terhadap Melati seketika berubah menjadi sebuah kebencian...

"Bu, aku hari ini ikut dengan Ibu pergi ke sekolah. Aku ingin belajar menjadi wanita karir seperti Ibu. Boleh, kan Bu?"

Veronica tersenyum. "Sayang, Ibu sangat si-buk..."

Belum sempat Veronica menuntaskan kata-katanya. Gilbert sudah memotong perkataan Veronica.

"Veronica Kau bisa mengantar kedua putri Kita ke sekolah. Mereka pasti menginginkan lebih dekat dengan mu. Lagipula kantor mu satu arah dengan sekolah Mawar dan Melati. Aku sudah selesai. Aku akan jalan terlebih dahulu."

Melati dan Mawar sudah duduk di bangku kelas 1 SD karena kecerdasannya. Ibu dan Ayahnya mendaftarkan di sekolah swasta, karena di sekolah negeri mereka tidak di terima dengan alasan umur Mereka belum cukup.

Tuan Gilbert berdiri dari kursinya. Ia kemudian mencium kening istrinya. "Tolong luangkan waktu mu untuk Mereka." Pinta Tuan Gilbert.

"Mawar kamu ikut dengan Ibu pergi ke sekolah. Melati kamu ikut sopir. Kamu harus belajar dari Kakak mu. Ibu tidak ingin Kamu hanya bermalas-malasan, menghabiskan uang Ayah dan Ibu."

"Ibu... Kenapa kita tidak pergi bersama saja. Aku dan adik Melati satu sekolah."

Mawar berpura-pura peduli dengan adiknya. Namun di dalam hatinya ia tersenyum. Ada rasa kemenangan di hatinya.

"Mawar, ayo pergi! ada sopir yang akan mengantarkan adikmu. Melati harus belajar mandiri."

Melati membalikkan badannya. Ia berlari menghampiri asisten Laura. "Bibi ... Kenapa Ibu memarahi ku?"

Melati menangis dan memeluk asisten Laura.

Asisten Laura menepuk-nepuk punggung Melati. Ia memberi penjelasan dan menghiburnya.

Semenjak hari itu kehidupan Melati berubah. Kebahagiaannya hilang! hidupnya selalu penuh air mata dan kekecewaan.