Chereads / Nikah kontrak / Chapter 10 - Bab 10 ( Kemungkinan Terburuk )

Chapter 10 - Bab 10 ( Kemungkinan Terburuk )

Bagi Cleo yang hanya tahu kalau ia sejak tadi hanya berbincang-bincang dengan asistennya Nyonya Sofia dan bukannya dengan Nyonya Sofia langsung, Cleo hanya bisa menerima kemungkinan terburuk.

Ia tidak berharap banyak.

Tapi setidaknya ia ingin asisten Nyonya Sofia bisa menjadi mata dan telinga dari Nyonya-nya itu. Serta dia juga bisa menjadi mulut bagi Cleo sendiri. Dengan begitu asisten Nyonya Sofia bisa menceritakan semua yang sudah ia katakan tadi pada Nyonyanya nanti.

Cleo sendiri tidak menduga, walaupun ia telah banyak menambahkan beberapa cerita kebohongan terutama tentang hubungannya dengan Harry di dalam ceritanya, asisten Nyonya Sofia dengan baik tetap terus menyimak apapun yang diceritakannya.

Ia bahkan terkadang tertawa sekali-kali saat Cleo menceritakan sedikit lelucon yang memang sengaja ia lontarkan. Maka dari itu, tidak heran Cleo merasa sangat nyaman saat berbicara dengannya. Wanita itu sungguh adalah wanita yang sangat baik dan penuh perhatian.

Kala Cleo menceritakan tentang keluarganya yang telah meninggal dan kini ia telah sebatang kara, wanita itu bahkan bersimpati padanya dan memberi penghiburan. Katanya, Beliau juga dulu pernah bersikap seperti itu ketika kedua orangtua Harry meninggal saat Harry masih berusia 12 tahun.

Dan walaupun sesungguhnya Cleo tidak menduga ternyata Harry juga pernah mengalami hal yang sama menyedihkannya dengan apa yang pernah dialaminya dulu, Cleo tetap bersikap seolah ia tahu dengan baik semua masalah itu.

Mungkinkah pria itu bersikap dingin juga karena kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya ketika ia masih kecil?

Tapi bukankah ia masih memiliki seorang nenek di sampingnya? Sekalipun ia tidak memiliki orangtua, pria itu jelas mempunyai seorang nenek yang sangat perduli padanya.

Tapi, membayangkan kembali penolakan yang didapatnya dari neneknya itu, Cleo langsung menjadi lemas kembali.

Tidak heran pria itu bersikap dingin.

Mungkinkah itu turunan dari neneknya??

Cleo mulai menerka-nerka sendiri kemungkinan yang tidak penting. Mau Harry bersikap dingin mengikuti siapa, itu jelas tidak ada hubungannya dengannya! Tapi, tidakkah sebaiknya mereka setidaknya bersikap lebih baik padanya? Pada calon menantu sekaligus istrinya nanti di masa depan?

Cleo tertawa geli sendiri memikirkan pemahaman gilanya itu.

Hingga akhirnya, sampai pembicaraannya dengan asisten Nyonya Sofia berakhir, Cleo tetap saja tidak tahu bahwa wanita yang sedang berbicara dengannya itu adalah nenek kandung Harry sendiri.

Wanita itu jelas sudah menuntaskan tujuannya. Hanya saja ia belum mengetahuinya.

***

"Darimana saja kau?" tanya sebuah suara yang mengejutkan Cleo yang tengah sibuk membereskan barang-barang yang ada di gudang belakang.

Ia menoleh. Mendapati Mayang, teman sekerjanya, berdiri di samping pintu sambil berkacak pinggang dan memasang wajah penuh rasa ingin tahu.

"Aku ada urusan mendadak. Pak manager tidak tahu 'kan kalau aku baru saja datang?" tanya Cleo yang memang baru saja datang tidak kurang dari setengah jam yang lalu.

Ia kemudian menyibukkan dirinya kembali. Mengambil beberapa barang yang ada di dekatnya lalu mengecek tanggal kadaluarsa dan menyortirnya. Melihat kesibukan Cleo, Mayang jadi ingin ikut membantu.

"Tenang saja. Tidak ada yang tahu kalau kau datang sangat terlambat tadi. Jika Si cerewet itu tahu, kau pasti sudah diseret paksa ke ruang interogasinya," jawab Mayang sambil memilah-milah barang yang layak dipajang dan yang tidak.

Cleo mengangguk senang karena mendapati jawaban yang diinginkannya.

"Syukurlah! Kamu memang yang terbaik," puji Cleo dengan sengaja sambil mengacungkan kedua jempol pada Mayang karena temannya ini tahu bagaimana membantunya.

Walaupun sebagai karyawan tidak baik bekerja sama dengan sesama pekerja untuk berbohong atau memalsukan data absensi karyawan, Cleo tetap sangat berterima kasih pada Mayang karena ia mau membantunya.

Karena jika tidak, manager tak bersahabat itu pasti akan menjadikan ini sebagai alasan untuk melakukan pemecatan secara sepihak padanya. Sekalipun penghasilan di mini market ini tidaklah besar, Cleo tetap tidak mau mengambil resiko dengan melepaskan pekerjaan ini begitu saja.

Ia tahu bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan di tengah-tengah ribuan pengangguran yang sedang mencari pekerjaan. Ditambah lagi dengan sejumlah mahasiswa yang belakangan ini menjadi gemar melakukan kerja part-time atau magang di sela-sela waktu mereka sehingga hal itu tentu saja semakin memicu sedikitnya lowongan pekerjaan yang tersedia.

Dan... berhubung karena ia telah menerima tiga kali teguran keras dari managernya akibat telah melakukan beberapa kali kesalahan dan telah beberapa kali absen dengan alasan tertentu atau bahkan datang terlambat, Cleo jelas tidak bisa menambahkan lagi daftar kelalaiannya dalam bekerja yang pasti tidak akan bisa ditolerir oleh Si Gila Disiplin itu.

Salah-salah pekerjaannya yang menjadi taruhannya.

Hah! Membuat merinding saja jika dibayangkan.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," Mayang memprotes Cleo setelah beberapa saat karena ia tidak kunjuung mendapati jawaban atas pertanyaannya di awal.

Cleo menatapnya dalam diam. Mencoba memikirkan pertanyaan mana yang temannya itu maksudkan.

"Apa ada masalah?" tanya Mayang kemudian.

Entah kekhawatiran macam apa yang muncul di benak Mayang, Cleo menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Jangan bohong padaku! Apa ini ada hubungannya dengan para krediturmu itu?" tanya Mayang sekali lagi dengan penuh rasa penasaran.

Cleo memang pernah menceritakan pada Mayang, ssoal ia yang memiliki sejumlah hutang pada seorang kreditor. Tidak secara rinci tentunya. Tapi Cleo tidak menyangka bahwa Mayang masih mengingatnya dan langsung menyangkut-pautkan masalah keterlambatannya ini dengan hal itu.

Ya... walaupun sebenarnya juga saling berhubungan.

Cleo menghelah napas dan menyangkal.

"Ah, tidak-tidak! Bukan seperti itu. Jangan cemas. Aku hanya ada sedikit urusan tadi pagi," jawab Cleo dengan sekedarnya.

Ia jelas tidak bisa bercerita tentang keputusan gilanya untuk menikah dengan seorang konglomerat kelas besar hanya demi segudang uang.

Bisa dipastikan jika Mayang tahu akan hal itu, wanita ini pasti akan langsung histeris dan pingsan di tempat!!

"Justru sebaliknya, aku rasa aku telah menemukan cara yang tepat untuk mengatasi semua masalahku dengan para kreditor itu. Aku yakin. Aku akan segera terbebas dari para penggila uang itu," tutur Cleo lagi dengan penuh keyakinan.

Sekalipun ia belum mencapai hasilnya. Tapi setidaknya Cleo akan mengusahakannya.

Dan tentunya Mayang tidak akan mengerti apa yang dimaksudkannya itu.

***