"Aku tidak akan mendengarkanmu. Jadi saat ini, percuma saja kau mempermasalahkan hal ini sampai ratusan kali. Kau ingin semua pemegang saham menertawakan keributan tidak berarti ini?"
Muliawan sudah menatap dengan marah.
"Bagaimana mungkin masalah ini hanya menjadi keributan yang tidak berarti? Tidakkah ibu menjadi sangat meng-anaktiri-kan aku selama ini?"
"Mulia!!" teriak Sofia ikut marah.
Sofia ternyata telah salah besar dalam memberikan nama untuknya. nama itu sengaja ia berikan untuk membuat putra keduanya bisa menjadi seorang yang dimuliakan, hingga memiliki sifat yang mulia. Nama itu kini hanya menjadi pajangan saja?
Sofia merasa kesal luar biasa.
Sejak kecil, Muliawan memang selalu memiliki jiwa pemberontak. Itu sebabnya Sofia selalu memberikan perhatian dan teguran yang ekstra padanya. Siapa yang tidak akan kesal bila putranya itu terus memancing masalah dan memperkeruh keadaan dengan semua emosi dan pikiran buruk yang tidak pernah berhasil ia kendalikan?