Chereads / Biarkan Mata Berbicara / Chapter 37 - Yang Paling Berkesan...

Chapter 37 - Yang Paling Berkesan...

Pertemuanku dengan Yudi menghasilkan informasi yang sangat diluar dugaan , ternyata langkah kakiku ini bukan harus hanya terletak pada satu wilayah saja , tapi aku harus berpindah kedaerah lain untuk mencari asal usul diriku , Rasanya seperti hidup di negeri dongeng atau menjadi Alice in Wonderland , aku harus menjalani sesuatu yang aku sendiri tidak mampu untuk menjalani . Aku kini hanya bisa terdiam . Dengan tatapan kosong aku hanya bisa melihat awan awan yang bergerak mengikuti mobil ini , kini Rasa ketakutan ku lebih besar dari rasa keyakinanku , menangispun aku merasa sudah tiada guna , kupejamkan mata ini agar aku bisa menerka pikiranku sendiri apakah masih seirama dengan mata bathinku .

" Anjani , jangan bengong lo ! kesambet ga ada pawang hujan niih disini..." . Oman menegurku dengan candaan.

" Anjani , gue percaya lo pasti bisa menyelesaikan semua , jangan pernah merasa lo sendirian , gue akan selalu ada disamping lo..!". Antoni berkata sambil memegang tanganku , dia memberi semangat untukku

" Terima Kasih semua , gue merasa sangat bahagia , karena di sekeliling gue , banyak orang orang yang sayang sama gue ". Aku pun berkata kepada Antoni dan Oman .

Sepintas aku membayangkan wajah Yudi , ada kesan tersendiri yang dia tinggalkan untukku . Entah apa , yang pasti , disaat aku melihat senyumnya , ada debar debar yang kurasa didalam hatiku , aku takut jika Antoni tahu , dia akan marah akan kelakuanku ini .

Perasaan ku kali ini berbeda sekali dengan perasaanku kepada Antoni .

" Tuhan.….. , ada apa dengan diriku , kenapa perasaan ku jadi begini ?". aku pun bertanya dalam hatiku .

" Heh.. lo pada ga ngerasa laper apa ? perut gue dah nyanyi nih dari tadi....!". Antoni berkata kepada kami .

" Laaah... ayook kita cari warteg dah !". Oman pun mendengar perkataan Antoni , dia langsung mem berhentikan mobil didepan rumah makan .

" Ampuun deeh kalian , perut apaan sih ? , belom lama kita makan .... sekarang sudah mau makan lagi ... hadeeeh.. tepok jidat gue..!". Dengan nada kesal aku pun berkata kepada mereka .

" Adddoooohh.... Anjani jangan samain perut gue ama perut lo laaah... gue cowok dan lo cewek , kapasitas torn nya bedaaaaa.... !" . sambil mengelus ngelus perut seperti orang yang sedang hamil , Oman berkata kepadaku .

" Hahhahaha.... iyaaa gue paham ...tenang aja Man...!"

seperti biasa , Antoni yang melerai kami .

Melihat mereka makan begitu lahapnya , aku baru menyadari betapa laparnya sesungguhnya mereka ini .

" Oman..!" makannya jangan banyak banyak nanti ngantuk lo...!" . aku menegur Oman yang makan dengan lahapnya .

" Sudah ngga papa , gue yang nyetir entar habis ini ".

Antoni menjawab perkataanku .

" Iya... ah , gantian nyetir gue mau tidur entar , lo duduk di depan entar sama Antoni yaa...". Oman menyuruhku untuk pindah posisi tempat duduk .

"he... he....he brillian juga otak lo yee !" .

Antonipun sepakat dengan Oman .

Selesai makan , kamipun melanjutkan perjalanan dan kini Antoni yang menyetir mobilnya , kamipun pindah posisi tempat duduk . Sepanjang perjalanan kali ini , tak hentinya hentinya aku manatap dan memperhati kan Antoni , mungkin otak ku sudah gila , karena aku membandingkan wajah Antoni dengan wajah Yudi .

" Mereka sama sama tampan dan gagah, sama sama pintar dan mampu berusaha ". gumam ku dalam hati .

" Anjani , lo lagi ngebayangin apa sih ? kok serius amat ngeliatin gue ?". Antoni bertanya kepadaku , membuat diriku salah tingkah jadinya .

Aku hanya bisa tersenyum membalas perkataannya.

Yang tersimpan didalam hatiku tentang Antoni adalah

dia benar benar berusaha untuk membahagiakan diriku . Aku tidak akan pernah bisa membalas per buatannya kepadaku , hanya bisa membalasnya dengan cinta , seperti cinta yang dia harapkan dariku,

" Antoni sudah beberapa hari ini kamu tidak bekerja , apa kamu tidak di tegor oleh papa ?" . Aku bertanya kepada Antoni .

" Tidak usah khawatir tentang itu, aku sudah mengurus semua dengan baik ". sambil tersenyum Antoni menjawab pertanyaan ku .

Aku hanya bisa melihat dengan pandangan bangga terhadapnya . Karena selama ini selain berusaha untuk menyelesaikan masalahku dia juga selalu menyelesai kan masalah dan tanggung jawab pekerjaannya .

" Antoni benar benar sudah menjadi pria yang dewasa".

gumamku dalam hati .

" Eh lo berdua ! jangan lo anggap gue ini nyamuk yaa , dah nyampe bloom..?". Oman pun mengeluarkan suara nya .

" Hahahhahaha.. gue hampir lupa lo ada di bangku belakang Man..!". Antoni berkata kepada Oman .

" Haaaaaiiizz... lo gitu amat sih ama temn juga ".

Dengan mulut yang merengut Oman menjawab Antoni.

" Besok gue akan pergi ke area Bandung , kalian ga usah pada ikut yaa... biar gue pergi sendiri saja ".

Aku memberanikan diri berkata kepada mereka .

" Engga boleh , gue akan mengantar lo kesana ! bukan gue keterlaluan , tapi lo belom tau daerah sana , jadi biar gue yang nemenin lo ...!" .

Antoni menjawabku dengan kalimat yang seperti biasa , yaitu tidak mengijinkanku untuk pergi ke manapun sendirian .

Dengan merengut aku pun membalas perkataannya ,

" Antoni , aku ingin pergi sendirian , aku tidak mau mengganggu jadwalmu ".

" Anjani , gue tahu lo ingin pergi tanpa gue , mungkin lo merasa di kekang sama gue , tapi ini semua karena gue sayang sama lo ...".

Antoni berkata dengan memegangi tanganku .

" Antoni , kita minggir dulu , biar gue yang nyetir , biar aman , ngeliat lo berdua kayak gini , perasaan gue ngga tenang amat ". Oman menyuruh Antoni untuk bertukar tempat .

" Sudah ngga papa , lo baru pertama kali liat Anjani dan gue dalam satu mobil , ribut ribut kecil mah ngga membuat kita berdua gantung diri , iya kan sayang..".

Antoni berkata kepada Oman .

" Yaa , terserah lah kalo begitu ". Oman pun pasrah oleh keadaan . Melihat tingkah Oman yang seperti ini Membuat diriku tertawa melihat nya.

Sesampainya dirumah aku tidak sabar menuju ruang kamar tidur , aku segera menuju tempat tidurku , karena mata dan badan ini rasanya sudah lelah dan mengantuk .

" Hei.. mandi dulu sana biar seger badannya ".

Antoni menyuruhku .

" Iya , aku tau ...". Jawabku kepada Antoni .

" Gue balik dulu ya , nanti kalo ada butuh apa apa , lo telp gue aja ya ....". Oman berpamitan kepada kami .

" Oman , terima kasih ya untuk bantuannya ".

Aku berkata kepada Oman dan menjabat tangannya .

" Weeeww... resmi amat lo ama gue ! hahahahaha....".

Oman berkata sambil menepis tanganku dan mengacak ngacak rambutku .

Setelah Oman kembali pulang , aku merasa kan ada yang janggal dan baru buat ku . Situasi yang baru bagiku inilah yang membuat ku agak canggung .

Kini hanya aku dan Antoni yang tinggal dirumah ini , biasanya walaupun kami berdua , tetapi ada banyak pembantu disana . berbeda dengan di rumahku , benar benar hanya ada aku dan Antoni .

" Anjani , rasanya tinggal berdua begini , seakan akan kita sudah menikah yaa.. hahahahahaha... nyaman rasanya ". Memerah pipi ku ini dan malu diriku ini mendengar apa yang diucapkan oleh Antoni .

Tidak dipungkiri akupun merasakan hal yang sama dengan Antoni . Kini aku benar benar serumah berdua hanya dengan Antoni .

Antoni menatapku yang tertunduk malu dihadapan nya . Aku sadar dia sedang menertawaiku , tapi aku tidak berani menatapnya , karena aku malu dan takut melihat matanya .

" Heii.. kapan mandinya , kalo masih jadi patung di situ ! apa lo mau kita mandi berdua ! hahahahaha...".

Antoni mulai menggodaku .

" Engga !.. iya ini juga mau mandi ..!" . Dengan cepat aku pun menjawab dan berlari menuju kamar mandi .

" Hahahahahahha.... Anjani , lo bakal jadi istri gue ! kenapa masih malu gitu ama gue...? hahahahahha..".

Dengan nada bangga dan merasa tak berdosa Antoni berteriak kepadaku .

Aku hanya mendengarkan suaranya dan berfikir ,

" apakah mungkin aku akan menjadi istrinya ...?"

=========== °°° ==========