Rasanya lelah sudah tubuh ini , karena dari pagi kerjaan ku hanya mengintili Antoni , Aku mulai merasakan ada kejenuhan jiwa yang mulai kurasakan saat bersama sama Antoni , Semakin lama semakin aku merasakan paranoid hadir di jiwa Antoni , seharusnya semakin luas pergaulan dia akan menjadi semakin luas pemahaman dalam bersosialisasi , tetapi kini Antoni semakin mengekang kehidupan ku , entah sudah berapa kali aku menolaknya , karena dia selalu ingin cepat cepat menikahiku , Aku tahu begitu besar kasih sayang dan perhatiannya kepadaku , tapi bukan seperti ini penyelesaiannya ....
Huuuffff... aku hanya bisa menghela nafasku jika aku memikirkan Antoni , dan hanya seperti ini yang bisa ku ungkapkan untuk bisa memahami Antoni .
Kusandarkan punggung ku di bangku cafe mall ini , sambil menunggu Antoni , aku hanya bisa melihat cangkir coffee yang dari tadi masih belum ke sentuh ,
Biasanya jika aku pergi ke mall ini , sambil menunggu aku jalan jalan berkeliling atau aku berbelanja , tapi kini rasanya Jenuh untuk melihat sekelilingku , karena hampir tiap hari kami pergi ke Mall ini , bukan karena ingin shopping tapi karena dia harus belajar , karena dia adalah penerus papanya .
" Anjani , sorry ...gue kelamaan , tadi gue ketemu temen , yang ternyata dia satu kampus sama kita..!".
Tiba tiba Antoni duduk di samping ku , kulihat wajah Antoni begitu senangnya , dia berkata kepadaku rasanya seperti orang mendapatkan lotre ratusan juta .
" Siapa yang kamu temui...?" aku pun bertanya , karena aku penasaran dengan mimik mukanya .
" Haii Antoni... tidak kusangka kita akan ketemu lagi.. jangan bilang kita berjodoh loh yaa...hahahahaa ".
Dengan nada yang renyah didengar , kini dihadapan ku dan Antoni berdiri seorang wanita anggun dan berkelas , rambut nya yang harum terurai panjang dan terawat , mukanya yang bersih dan bersinar memancar kan kecantikan hasil dari perawatan dokter yang mahal . Jika aku seorang pria , mungkin aku pun akan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan nya ...
" Astagaa... apakah ini yang namanya penggoda "
aku berkata dalam hatiku , tanpa berkedip aku masih menatap wajahnya .
" Hai... Sesilia... kenalkan ini Anjani , Anjani...kenalkan ini Sesilia , dialah teman yang baru aku bicarakan tadi ...."
Antoni dengan tersenyum telah menjawab pertanyaan ku beserta bukti nyata , teman yang dia bicarakan kini berdiri dengan penuh pesona di hadapan ku .
" Hai ... Anjani , kamu beruntung memiliki Antoni , dia lelaki yang tulus mencintaimu ..."
Suara yang keluar dari mulutnya yang halus , terdengar di ditelingaku tapi terlalu menusuk di dadaku . Aku menyadari awal pertemuan ku dengan Sesilia , sudah membuat diriku seperti seorang Roy Kiyoshi , Aku mencium bau Aroma aroma perdebatan antara aku , Antoni dan Sesilia . Hanya menunggu waktu....
Dengan senyuman manis aku pun menjawabnya ....
" Terima kasih Sesilia , akupun merasa bahagia Antoni selalu mencintaiku ".
Antoni pun merangkul ku dihadapan Sesilia , ada kebanggaan tersendiri dalam jiwaku , melihat apa yang telah dilakukannya kepadaku , walaupun di hadapan kami berdiri seorang wanita cantik yang anggun mempesona dia tetap berani merangkul ku dan menunjukan siapa diriku bagi nya .
" Sesilia.... Anjani adalah perempuan yang aku incar selama aku sekolah dulu , dia tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun , dan aku telah membuat perjanjian kepada orang tuanya bahwa aku akan selalu menjaganya ". kata kata yang keluar dari mulut Antoni membuat aku terperangah tak percaya , dia mengucapkan panjang dan lebar seperti membaca UUD 45 . Aku hanya bisa terdiam melihat wajahnya , aku melihat Antoni seperti orang yang diluar kendali , membuat aku dan Sesilia tak berkedip menatap nya.
" Plok..Plok...plok..." tepukan tangan Sesilia terdengar setelah Antoni berhenti berikrar .
" Waw... itu kereen sekali , kamu adalah pria yang sempurna Antoni ".
Pujian untuk Antoni pun akhirnya keluar dari mulut Sesilia , dia melangkah mendekati ku dan membisikan kalimat di telingaku .
" Anjani ..... kamu tidak pantas untuknya ". mendengar ucapannya aku semakin yakin , Sesilia sudah mengibarkan bendera perangnya terhadap ku . Aku hanya tersenyum bangga melihatnya , karena aku merasa inilah cerita cinta yang sesungguhnya .
Ingin rasanya aku bertanya kepada Antoni , siapakah Sesilia sesungguhnya , karena aku yakin ada sesuatu cerita dibalik semua ini .
Tapi , melihat dari sikap Antoni terhadapku , dia tidak berubah sama sekali , malah aku merasa dia menjadi orang yang paranoid saat ini .
Aku melihat tatapan mata Sesilia tak pernah berkedip tertuju kearah Antoni , dengan gesit dia selalu mengambil kesempatan untuk memancing kata dari Antoni , gayanya yang manja juga senyum nya yang selalu dia lemparkan untuk Antoni .
" Oh ya... Sesilia , kata Antoni kita ternyata satu kampus , tapi kenapa kita tidak saling ketemu ya...".
Akupun mulai mencoba memancing ikan di air keruh .
" Ooh.. ituu... Karena aku tidak pernah keluyuran di kampus , aku hanya datang , belajar , lalu... pulang..., aku tidak seperti mereka yang suka keluyuran . ".
Dengan gaya yang nakal dia menjawab pertanyaanku .
Aku mulai menaruh empatiku terhadapnya , karena aku pun menyadari apa yang harus aku lakukan mulai saat ini , kepada Dia dan Antoni .
" Anjani , Kita mau makan dimana ? , perutku sudah lapar ... ".
Pertanyaan Antoni memutuskan tatapan mata antara aku dan Sesilia .
" Kita makan di rumah saja , aku akan memasak makanan kesukaan untuk mu ".
Aku pun segera meraih tangan Antoni dan mengajak nya pergi dari hadapan Sesilia .
" Waaah... kalian ternyata sudah tinggal satu rumah ya.? waaw... heebaaat , tapi kalian tidak kumpul kebo kan .... ?? "
" Sesilia...!!! "
Serentak aku dan Antoni menyebut namanya ketika kami mendengar akhir dari kalimat yang telah di ucapkannya...
" Sesilia , aku ingatkan kepada mu , jangan pernah membuat cerita yang tidak masuk akal , Anjani memang tinggal bersamaku , dan itu papa ku juga mengijinkannya , tapi kami tidak serendah pemikiranmu ! " .
Dengan nada meninggi Antoni berkata kepada Sesilia.
" Sesilia , aku mohon jangan menilai sesuatu hal dengan cara berfikir yang seperti itu ".
aku menimpali kata kata Antoni . Kulihat raut wajah Sesilia yang terpukau melihat aku dan Antoni .
Dia semakin penasaran tentang ku , begitupun aku terhadapnya .
Sesilia pun berdiri , lalu ia berjalan mendekati Antoni...
" Antoni , aku minta maaf jika candaan ku barusan membuat kalian marah " .
Permintaan maaf pun sudah mulai diucapkan dari mulut Sesilia , entah itu kata maaf yang tulus , atau sebuah sandiwara . Bagiku ini bukan lah bagian dari rencana ku tapi ini membuat diriku harus memulai sebuah rencana .
" Ayuk Anjani , kita pulang ... " .
Antoni menggandeng tangan ku dan mengajak ku pergi dari hadapan Sesilia . Tanpa basa basi , Aku pun mengikuti Antoni pergi , kulihat Sesilia hanya menatapi kepergian kami . Dalam hati akupun mulai curiga akan semua ini , Siapa Sesilia itu sebenarnya.....? apa hubungannya dengan Antoni ? karena Antoni yang ku tahu selama ini selalu berterus terang kepadaku ...
Langkah kaki ini terus mengikuti Antoni , genggaman tangannya begitu kencang terhadapku , seperti Orang yang bersalah tapi tidak mau mengakui , atau seperti Orang yang memang tidak mau terlepas dari diriku .
Aku pun mencoba menutup mataku , sebagai tanda ku tutup rasa penasaran di hatiku terhadap Antoni .
Aku hanya bisa merasakan , bahwa dihatiku ada cinta dan Curiga . Jika waktunya sudah tepat , aku akan tanyakan ini semua kepadanya , aku sadar dengan seiring waktu yang berlalu , ini semua akan membawa cerita baru antara aku dan Antoni , aku harus banyak belajar untuk bisa memahami diriku bersama Antoni .
segelas kopi hitam yang kupesan tadi , ternyata membawa imajinasi baru bagiku , rasa pahit kopi itu lebih pahit dari pengalaman hidupku .
Ini semua adalah..... , awal cerita kehidupan ku .
========= °°° =========