"kalian datang lagi?" Tanya bi Narti pada Daniel dan Mirella.
"iya bi,,gimana kabar Bibi?" Tanya Mirella balik. "bu...memangnya siapa mereka?" Tanya paman pada istrinya itu. "Masa bapak tidak ingat soh Pak,,,dia...."ucapan Bibi terhenti dengan menunjuk Daniel. Sang suami mengerti arah pembicaraan istrinya dan dengan segera menghampiri kakaknya.
"nak....dia sekarang sudah berubah, dia sudah menyesali yang terjadi dulu, karenanya...paman mohon maafkan lah dia,,"pinta paman pada Daniel.
Sementara Daniel hanya memandang tanpa melakukan apapun, hingga membuat paman, bi Narti juga bi Marni bertambah resah.
"nak...bagaimanapun dia adalah ibu kandungmu..."perkataan paman terpotong mama. "apa maksudnya,,,ibu kandungnya....jelas - jelas...Saya yang mengandung, melahirkan, juga merawat anak Saya, kenapa anda seenaknya sendiri mengakukan anak saya menjadi anaknya" kata mama dingin.
Paman, Bi Narti juga Bi Marni terdiam, mereka benar - benar tidak menyangka mendapat jawaban seperti itu. " kamu....jangan mentang - mentang kaya, lalu bisa seenaknya ya...dia itu anakku...kalian yang mengambilnya dariku, kalian yang memisahkan dia dari diriku...dasar kamu wanita jahat!" teriak bi Marni sambil berontak dari paman yang tadi memeluknya.
"siapa yang mengambil siapa??wanita jahat?....jahat Mana aku dengan dirimu, mengaku seorang ibu ..tapi tanpa ragu menyiksa anak kecil!" balas mama tidak kalah keras. "nak....apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Bi Narti memandang Daniel juga Mirella. "maafkan kami bi,,bukan maksud kami berbohong, tapi kami hanya ingin menemukan sepotong memori dalam ingatanku yang hilang,,dan kami sama sekali tidak tahu kalau sepotong memori ini mengantarkan kami pada kejadian tragis di waktu kanak - kanakku" jelas Daniel.
"sayang....ini ibu,,ini ibu kamu..." kata bi Marni sambil mengengam tangan Daniel. Mama yang melihatnya langsung menghempas tangan bi Marni dari Daniel. "jauhkan tangan mu dari putraku" kata mama sarkas."jadi...kamu bukan keponakan Bibi?" Tanya Bi Narti mengabaikan mama juga bi Marni. "bukan,maaf" kata Daniel lagi.
"dia putra Saya" kata mama pada bi Narti. "kamu...jangan mengaku - ngaku seperti itu,,walau kamu yang membesarkannya, tapi aku tetap ibu kandungnya !" teriak bi Marni tidak terima. "lalu...apa maksud nyonya datang mencari kakak Saya?" Tanya paman lemah. "tidak...tidak war...dia ponakan kamu,,,dia anak kakak, bukan anak wanita itu...." kata bi Marni pada paman dengan tangis meraung - raung.
paman hanya diam, bi Narti juga terduduk lemah. "maafkan Anwar kak" kata paman sambil mengengam tangan bi Marni. "apa maksudmu, apa maksudmu dengan meminta maaf" kata bi Marni dengan tangis Makin menjadi. "kak....maafkan Anwar, semua ini salah Anwar, salah Anwar,," kata paman sedih. "maafkan Narti juga kak, Narti tidak bisa mencegah mas Anwar membawa anak kakak pergi" kata bi Narti sambil mengusap air matanya.
"Anwar...Narti....kamu....kamu wanita jahat,,,lihat...bahkan adikku sampai segitunya,,,ini semua Karena kamu....kembalikan anakku ! kembalikan!!" teriak bi Marni pada mama. Melihat bi Marni yang hendak melakukan sesuatu kepada mama, Daniel segera membawa mama kebelakang tubuhnya. melihat Daniel berdiri di depannya mata bi Marni memandangnya dengan tatapan penuh kerinduan, Daniel tahu itu.
"sayang...ini mama nak...mama kamu....ini mama ibu kandung kamu" kata bi Marni lirih sambil berusaha mengapai tangan Daniel.
"sayang....kamu ingat Kan....ini...ini mainan kesukaan kamu, ini bola kesukaan kamu nak...." kata bi Marni lagi. entah salah situasi atau bagaimana namun kepala Daniel terasa sangat sakit. "ah...." teriak Daniel. Mirella juga mama segera mendekat dan menahan tubuh Daniel. "sayang....kamu kenapa nak" kata mama khawatir.
melihat bagaimana Daniel yang kesakitan, semuanya panik, karena terlalu panik, paman Anwar, bi Narti juga bi Marni hanya membeli ditempatnya.
"Mira....ayok Kita bawa Daniel kerumah sakit dulu" kata mama sambil berusaha memapah tubuh Daniel. Namun ternyata mama juga Mirella Tak kuasa memapah tubuh Daniel, hingga Mirella menelpon sopirnya untuk membawa Mobil ke rumah paman Anwar.
"apa yang terjadi, kenapa dia kesakitan,,Ada apa dengan dia" Tanya Bibi Marni pada mama. Namun mama tidak menjawab satupun.
Didalam Mobil mama juga Mirella tidak henti - hentinya khawatir dengan keadaan Daniel. wajah Daniel sudah pucat, keringat juga mengucur dengan deras. "Pak...cepatlah....kasian Daniel!" kata mama panik. "iya bu,," kata Pak sopir singkat. "sayang....bertahanlah....sebentar lagi, sampai rumah sakit" kata mama dengan derai air mata. sedang Mirella hanya terus meneteskan air mata tanpa kata.
sesampainya dirumah sakit Daniel langsung mendapatkan perawatan dokter. "semua karena mama, Daniel jadi seperti ini" kata mama lirih. "tidak ma....bukan salah mama" jawab Mirella sambil memeluk sang mertua. "kalau saja mama tidak memaksa kalian membawa mama ke wanita jahat itu, Daniel tidak akan begini" kata mama lagi.
Ternyata tanpa mama juga mirella sadari, keluarga paman Anwar mengikuti mereka sampai kerumah sakit.
"bagaimana keadaan ya?" Tanya bi Narti begitu sampai ditempat mama juga Mirella. "masih dalam perawatan dokter bi" jawab Mirella. "Ada apa dengan dia,,kenapa dia kesakitan seperti itu"kata bi Marni sedih. "untuk apa kalian kesini! kau...wanita jahat...untuk apa kau disini ! tidak puaskah kau menyakiti putraku !" kata mama marah.
"putramu putramu....dari tadi kamu mengatakan dia putramu,,padahal kamu tahu...dia adalah putraku yang kalian ambil,, kalian pisahkan anak dari ibunya....siapa yang jahat sebenarnya !" balas bi Marni tidak kalah keras.
"dari dulu....dari dia dalam kandungan,,,aku yang mengandungnya....jadi jangan mengaku - aku...Daniel adalah anakku !" kata mama final. "Daniel....kamu bahkan ubah namanya,,,dia bukan Daniel...dia Dani,,,anakku !" kata bi Marni tidak mau Kalah. "dia bukan Dani,,,dia Daniel !" balas mama tidak terima.
Mirella, paman Anwar juga bi Narti , hanya bisa menonton perdebatan itu, mereka tidak tahu harus mengatakan apa. "tidak mungkin,,,dia pasti Dani!" kata bi Marni kekeh. "kenapa dia harus Dani ?" Tanya Mirella akhirnya. "karena anak yang bernama Daniel itu...dia...."perkataan Bibi Marni terhenti, dirinya seperti tersadar. dengan segera bi Marni mengengam erat tangan mama. "maafkan aku...maafkan aku...aku tahu aku jahat, tapi aku mohon izinkan aku bertemu anakku" kata bi Marni bersimpuh dihadapan mama.
semuanya terkejut mendengar juga melihat tingkah bi Marni "kakak...jangan seperti ini" kata bi Narti sambil membantu bi Marni berdiri. "tidak Narti,,semua memang salah kakak, kakak yang jahat, bahkan kakak...."ucapan bi Marni terpotong oleh mama. "menikmati menyiksa anakku" kata mama sinis.
paman Anwar juga Bibi Narti memang tidak tahu persis apa yang dilakukan bi Marni, mereka hanya tahu kalau bi Marni menculik Dani, dan dipenjarakan sama orang tua angkat Dani. "kamu tahu....karena tindakanmu , putraku menderita sampai Hari ini" kata mama lagi. "aku...aku khilaf...maafkan aku" kata bi Marni memohon. "waktu dulu....putraku memohon...hiks,,apa kamu mendengarnya. hiks hiks...apa kamu menghentikan siksaanmu kepadanya...."kata mama sambil menangis. "kamu bahkan masih menyiksanya saat kesadaranya sudah hilang" kata mama lagi