Chereads / Suamiku Tersayang / Chapter 139 - kembali

Chapter 139 - kembali

"kak...sebenarnya apa yang terjadi? siksa - siksa apa,,Ada apa sebenarnya kak?" Tanya paman Anwar kepada bi Marni.

tidak Ada jawaban apapun dari bi Marni hanya Ada suara tangis yang menyayat hati. Melihat hal itu mama menjadi geram sendiri. "kenapa kamu tidak cerita kepada adikmu, biar dia tahu, bagaimana jahatnya kamu" kata mama lagi. "bu...kami benar - benar tidak tahu, apa sebenarnya yang terjadi" kata bi Narti pada mama.

"kalau kamu memang tidak mau bercerita, biar Saya yang bercerita" kata mama melihat bi Marni dengan marah. "Hari itu,,adalah Hari ulang tahun Dani,,namun Dani meminta merayakan bersama teman - temannya saja, dia ingin pergi sendiri, karenanya sopir yang mengantarkannya, namun...saat itu...bukan hanya Dani yang pergi, tapi Daniel juga ikut bersamanya karena Daniel akan pergi Les untuk persiapan olimpiade yang diikutinya" cerita mama sambil terus menatap ruangan diaman dokter sedang memberi pertolongan pada Daniel.

"sopir mengantar Dani terlebih dahulu, setelah Dani turun ternyata Dani meninggalkan kue yang akan dibaginya untuk kawan - kawannya,,sebenarnya sopir kami sudah akan mengantarkannya, namun Daniel meminta agar dia yang mengantarnya karena Daniel ingin tahu seperti apa kawan Dani juga,,tapi...ternyata itu adalah sebuah petaka untuk Daniel" kata mama sambil menyeka air matanya, sementara yang lain menyimak cerita mama.

"Daniel melihat Dani dipaksa seseorang untuk masuk kemobil, karenanya tanpa pikir panjang Daniel langsung menghampiri orang tersebut, namun naas Daniel juga ikut dibawa oleh mereka" kata mama tersedu - sedu. "mama..." peluk Mirella . "hati kami hancur saat kami tahu kalau anak kami entah dimana keberadaannya. Berkat cctv dari sebuah Toko, akhirnya kami dengan para polisi berhasil melacak keberadaan Mobil tersebut. Namun kami memerlukan waktu yang lama, sekitar empat hari kami baru menemukan penculik tersebut" kata mama semakin geram memandang bi Marni yang masih menangis dipelukan paman Anwar.

"dan entah apa yang telah terjadi Selama rentan waktu itu,,saat kami menemukan mereka,,wanita itu...wanita iblis itu dia tengah menyiksa putraku Daniel, dia menyiksanya dengan kejam, apa kalian tahu...wanita itu bahkan menyayat kulit putraku..." tangis mama benar - benar pecah saat ini. Mirella dengan sigap memeluk mama erat. sementara paman Anwar melepas pelukannya, paman Anwar juga bi Narti tidak habis pikir dengan kakak mereka tersebut.

"ya Tuhan...kenapa kakak lakukan itu!" kata paman emosi. bahkan paman menepis tangan Bibi yang hendak meraihnya. "aku benar - benar tidak habis pikir, tega sekali kakak lakukan itu" kata paman lagi. "Anwar....Anwar...kakak minta maaf, tapi jangan seperti ini...." kata bi Marni dengan tangis pilu. "bukan Anwar yang harus kakak mintai maaf, tapi mereka " kata paman sambil menunjuk mama yang masih menangis dengan sangat pilu. Bi Narti terdiam, dirinya syok mendengar tindakan kakak iparnya tersebut.

"dia sengaja melakukannya, karena Daniel anakku, karena saat kami menemukan Daniel yang sudah tidak sadarkan diri dengan Luka disekujur tubuhnya, Dani justru tengah makan ice cream juga menonton tv di sebuah kamar" kata mama dengan nada penuh kebencian.

"kak....mereka orang yang menolong Kita, kenapa kakak melakukan itu !" kata paman kesal. " mereka tidak menolong, mereka mengambil anakku, ponakanmu" kata bi Marni kepada paman dengan kesal. "kak...mereka tidak pernah melakukan itu, suaminya membantu Kita menyelesaikan berbagai masalah Kita yang timbul karena ulah kakak, lalu...kakak merasa mereka sengaja melakukan itu karena ingin mengambil anak kakak,,perlu kakak tahu...adikmu ini...adikmu inilah yang meminta suami ibu itu untuk membawa Dani," kata paman lagi. " apa...apa kamu bilang?,, ulangi hang kamu katakan tadi !" kata bi Marni pada paman Anwar. "iya,,Anwar yang sengaja memintanya untuk membawa Dani, karena kelakuan kakak sendiri seperti itu pada Dani,, harusnya kakak sadari itu" kata paman Anwar tidak kalah kesal.

"lalu...bagaimana dengan. putra anda?" Tanya bi Narti akhirnya. paman juga bi Marni terdiam.. "putraku....Tuhan masih baik pada kami, semenit saja kami terlambat, mungkin putraku sudah bersama Tuhan, namun...putraku koma" kata mama lirih.

"untungnya dia koma, jadi dia tidak merasakan sakit disekujur tubuhnya,, hingga hampir 6 bulan putraku koma, ketika dia terbangun tubuhnya sudah sembuh,, namun ternyata itu belum berakhir, putraku tidak bisa berjalan,, dan karena sayangnya Tuhan padanya,, ingatan buruk itu terhapus dari memorinya" cerita mama lagi.

"Daniel tidak pernah cerita ma, sama Mira" kata Mirella. "karenanya ketika melihat kondisi kamu, Daniel juga tahu bagaimana perasaanmu karena dia pernah diposisi itu" kata mama lagi.

pintu ruangan Daniel terbuka, dokter keluar memberi kabar. "bagaimana keadaan anak Saya Dok?" Tanya mama tidak sabar. "kondisi anak ibu baik - baik saja, tapi kami harus melakukan pengecekan lebih lanjut" kata Dokter yang diangguki oleh mama.

Saat mereka masuk keruang rawat Daniel ternyata Daniel telah sadar. "sayang..."kata Daniel saat melihat wajah Mirella.

dengan segera Mirella berhambur kepelukan sang suami. "kamu...gimana? masih sakit kah?" Tanya Mirella dengan manja. "sudah tidak,,saat melihat wajahmu, sakitnya langsung hilang" kata Daniel

Tangis Mirella mulai terdengar.Daniel segera mengurai pelukannya, namun Mirella semakin mengeratkan pelukannya. akhirnya Daniel hanya pasrah dengan pelukan erat sang istri. "hustttt,,,cup cup jangan nangis lagi lah" kata Daniel menghibur Mirella namun justru cubitan kecil diterimanya. "aduh...sayang kok cubit sih..." kata Daniel sambil tertawa dengan tingkah sang istri. "kamu tahu ngak...aku takut banget tadi...kamu kamu...hua..." kata Mirella dengan tangis yang Makin membesar. "udah ah...malu sama mama sayang" kata Daniel berbisik. "kalian lanjutkan saja,,mama udah pernah merasakan ya juga" kata mama sambil duduk.

Mirella sudah menyudahi tangisannya, namun belum beranjak dari pelukan Daniel. "nak Daniel paman minta maaf, atas segala yang dilakukan kakak paman padamu" kata paman Anwar, setelah sekian lama mereka semua bungkam, hanya menyaksikan adegan bucin Daniel dan Mirella.

Daniel memandang sang mama.

"tidak apa -apa, semuanya sudah berlalu, sekarang Saya baik - baik saja" kata Daniel yang membuat paman Anwar, bi Narti juga bi Marni memandangnya dengan pandangan sulit diartikan. " orang tua Saya, terutama mama, selalu mengajarkan kami untuk saling memaafkan, saling menyayangi juga saling berbagi, karenanya ...kalian tidak perlu minta maaf, Saya sudah maafkan semuanya,,toh...Saya juga sudah melupakan semuanya" kata Daniel lagi.

mendengar perkataan Daniel , mama bangkit dari duduknya dan membelai rambut sang anak. " kamu memang anak mama" kata sang mama. Kalimat itu memang andalkan sang mama, dari dulu disetiap keberhasilan Daniel atau apapun kebaikan yang Daniel lakukan, mamanya akan selalu mengatakan , ' kamu memang anak Mama' dan entah sejak kapan kata - kata itu selaalu mampu menghangatkan hati Daniel.

Tidak berapa lama, papa juga Dani datang dengan raut penuh kecemasan. "Daniel....bagaimana, apa kamu terluka" kata papa hendak mengecek tubuh Daniel seperti biasa, namun diurungkannya karena sang menantu yang menempel seperti koala kepada putranya itu.

"bang pras" Sapa paman Anwar kepada papa.

papa maupun Dani akhirnya menyadari ada beberapa orang lagi yang sedang bersama mereka saat ini. papa jelas ingat siapa mereka terlebih wanita yang ada ditengah. "apa Karena dia lagi,,Daniel masuk rumah sakit?" Tanya papa tanpa mengalihkan pandangan nya pada bi Marni. "bukan,,tapi memang Daniel aja yang lemah" kata Daniel menjawab papanya.

Dani terdiam memandang mereka. Tentu saja Dani tahu dengan jelas siapa mereka. ada kerinduan yang membuncah dalam dadanya. itu ibu, juga paman bibinya. Ingin sekali Dani berlari dan memeluk mereka, namun diurungkannya keinginan itu saat melihat Daniel yang kembali terbaring diranjang rumah sakit seperti dulu. wajah mama yang masih sembab karena menangis, juga wajah marah papanya.

"kenapa mereka disini,,mau apa mereka?" Tanya papa pada mama. "mereka ingin minta maaf sama Daniel,,tapi Daniel Kan sudah melupakan semuanya,,tanpa mereka harus minta maaf" jawab Daniel sebelum mamanya bicara. Papa memandang Daniel kemudian memandang sang istri. seolah meminta penjelasan. "Daniel memang melupakan semuanya kan" kata sang istri. seolah mengerti maksud sang istri papa mengeleng lemah pada putranya tersebut. "syukurlah...papa memiliki putra yang mewarisi kebaikan hati mamanya" kata papa sambil memeluk mama.

"Dani...apa kamu lupa dengan mereka nak" kata mama sambil menyentuh pundak Dani.

Tentu saja Dani tidak melupakan mereka, terutama wanita itu, namun kejadian yang dialami Daniel dulu membuatnya tidak bisa memaafkan dirinya apalagi wanita itu.

"dia paman bibimu,,juga ibu kandungmu" kata mama lirih. Dani mengelengkan kepalanya, namun mama tetap merengkuh wajahnya dan menganguk. "Daniel saja sudah memaafkan, kamu juga harus memaafkan" kata mama lagi. Namun yang terjadi justru Dani tersedu dipelukan mama. Mendengar Dani menangis, segera Mirella mengalihkan pandangannya dan dengan segera mengambil hp nya untuk merekam Dani menangis. sedangkan Daniel hanya mengeleng melihat tingkah istrinya.

"kesanalah...peluk ibumu nak" kata mama lagi. dengan pelan Dani menghampiri mereka. rasanya tidak percaya setelah sekian lama,,dia kembali berjumpa dengan keluarganya.

",ibu,,,paman..Bibi,,,ini Dani" kata Dani yang la gsung dipeluk paman Anwar erat.