"Mira,,,ini rahasia Kita ya,,jangan katakan pada mama juga papa apalagi Dani,,karena sepertinya semuanya berhubungan erat dengan mereka" kata Daniel dan diangguki oleh Mirella. 'awas saja...kalau ini berhubungan dengan Dani,,walaupun dia sahabatku,,aku tidak Akan membiarkannya' batin Mirella kesal.
sementara mama papa yang sedang menuju ruang rawat Daniel saling diam, tidak ada yang bicara. Namun dalam pikiran mereka sangatlah kalut. 'jangan - jangan ingatan Daniel pulih kembali, awas saja kalau sampai Ada apa - apa dengan Daniel,,papa tidak akan mama lepas' batin mama sambil melirik sinis ke papa.
'bagaimana kalau ingatan Daniel pulih kembali,,apa Daniel Akan baik - baik saja,,ya Tuhan....jagalah putraku' batin papa Daniel. " kalau ini berhubungan dengan Masa itu,,mama tidak akan melepaskan siapapun, terutama wanita itu, akan mama pastikan hidupnya tidak akan damai" kata mama menyuarakan isi hatinya. "ma...Kita kan belum.tahu apa yang terjadi sebenarnya, mama tenang dulu ya.." bujuk papa. "tidak,,,papa tahu,,mama menyesal dulu mengikuti perkataan papa untuk melepaskan wanita itu, kalau terjadi sesuatu dengan Daniel karena hal itu,,mereka semua tidak Akan mama biarkan, termasuk juga Dani" ancam mama. Papa hanya bisa menghela nafas menghadapi istrinya.
"ma....bagaimana, apa kata Dokter?" Tanya Mirella saat melihat mertuanya memasuki kamar rawat Daniel. "dokter belum bisa mengatakan apa - apa, Kita masih menunggu hasil lab nya dulu" kata mama sambil mendekat dan membelai sayang putranya. "Daniel baik - baik saja kok ma,, maaf ya...tadi pasti mama panik" kata Daniel sambil tersenyum. Sang mama tidak bisa menyembunyikan perasaannya dengan segera memeluk erat Daniel sambil menangis. "Daniel....putra kecil mama" kata sang mama haru. Papa yang baru masuk hanya diam melihat pemandangan itu. " bagaimana perasaan kamu Dan?" Tanya papa pada Daniel. "tidak apa - apa pa,,Daniel baik - baik saja" kata Daniel tersenyum. "mam,pa,,Daniel tidak terkena tumor otak Kan?" Tanya Daniel pada orang tuanya. Membuat sang mama melepas pelukannya dan memukul pelan kepala sang anak. " jangan bicara sembarangan, mama ngak suka" kata mama tegas. "papa juga tidak setuju, kamu harus baik - baik saja, kalau kamu ingin melihat kami baik - baik saja" kata papa lagi.
Karena dengar kondisi Daniel, Dani juga dengan segera bergegas ke rumah sakit. "kenapa bisa begini, ada apa sebenarnya denganmu?" Tanya Dani pada Daniel, nampak Dani sangat khawatir. "aku baik - baik saja, mama papa aja yang terlalu khawatir" jawab Daniel sambari tersenyum.
Segalanya memang terlihat sama, namun sebenarnya Mirella juga memandang Dani penuh selidik. 'bagaimana kalau ternyata kamu bukan lagi Dani sahabat kecil kami dulu' batin Mirella.
Tidak berapa lama kedatangan Dani, muncul sahabat Mirella yang lain, Rio dan Miska, sejoli yang sedang mempersiapkan pernikahan itu kebetulan sedang didekat rumah sakit karenanya mereka langsung menjenguk Daniel.
"ternyata kau bisa sakit juga,,hahaha" kata Rio setelah mereka masuk keruang rawat Daniel. "tentu saja, suamiku juga manusia biasa"jawab Mirella ketus. Mendengar jawaban Mirella segera Miska menyikut perut Rio. "jangan asal ngomong" peringat Miska kepada calon suami sekaligus sahabatnya itu. "maaf....memangnya kamu sakit apa sih, kok tiba- tiba?" Tanya Rio kembali.
Baik Miska juga Mirella sudah biasa dengan sifat kepo Rio, juga mulutnya yang selalu berkomentar itu.
"dokter belum memastikan aku sakit apa" jawab Daniel santai. "memang apa yang terjadi, sampai kamu langsung dibawa kesini?" Tanya Dani Kali ini. "tiba - tiba kepalaku sakit tak tertahan sampai aku pingsan" cerita Daniel. "Ya Tuhan.....jangan - jangan....semoga tidak,,kasian si Ella kalau dia jadi janda, belum tentu ada yang mau lagi sama dia" komentar Rio yang mendapat pandangan dari semuanya. "maksudmu?" Tanya Miska geram.
"iya....jangan - jangan tumor otak,,apalagi yang pernah aku baca, gejalanya seperti itu, dan lagi...." mulut Rio yang akan melanjutkan bicara dibekap oleh tangan Miska. "tidak usah ngomong" hardik Miska kepada Rio. "tidak mungkin seperti apa yang dikatakan Rio Kan,,,kamu pasti hanya sakit kepala biasa kan.."desak Dani pada Daniel.
"bisa jadi bukan tumor, tapi kanker" kata Rio lagi yang sukses mendapat pukulan juga injakan kaki oleh Miska. " tidak,,,kamu ,Ya Tuhan....tidak mungkin kan, Selama ini aku tahu kamu hidup sehat, jadi tidak mungkin..." perkataan Dani terpotong kembali oleh Rio. "jangan salah, bukan berarti orang yang hidup sehat, tidak terkena penyakit Kan" . Kini bukan hanya Miska, namun Mirella langsung menyeret Rio keluar ruangan. "ya ampun...La apaan sih...yang,,.tolong...yang" kata Rio meminta tolong Miska, namun bukan menolong Rio malah Miska membantu Mirella mengeluarkan Rio dari ruangan.
Hari menjelang sore saat para sahabat pamit pulang. kini tinggal Mirella bersama Daniel saja. "sayang....bagaimana kalau kita pergi menemui dokter kembali, tapi jangan sampai ada yang lain tahu,, karena aku yakin....bayangan itu bukan di film,,,sepertinya aku melihat langsung...atau....aku mengalami langsung" kata Daniel lirih. Mirella yang melihatnya langsung memeluk Daniel erat. "tapi....janji ya,,,kamu akan baik - baik saja apapun kebenarannya" kata Mirella. yang disambut pelukan erat dari Daniel.
Keesokan harinya mama papa menjemput Daniel dari rumah sakit karena memang Daniel sudah diijinkan untuk pulang. "ma, pa,,gimana kalau Kita makan siang diluar,,tapi kita Cari makanan yang lezat" tawar Mirella. Mendengar permintaan menantunya mama langsung tersenyum. "kamu mau makan apa sayang?", Tanya mama pada Mirella. Memang mama sangat menyayangi Mirella , karena mama tidak memiliki anak perempuan, adanya Mirella adalah kebahagiaan sendiri baginya, karenanya waktu diminta menemani Mirella berobat dirinya tidak pernah keberatan.
"gimana kalau Kita makan seafood ma,,tapi....Kita makannya dipantai, dibawah pohon niur, pasti asik ma" kata Mirella antusias. Daniel segera menoleh kepada istrinya. Dan Daniel lebih kaget saat melihat wajah takjub mamanya. "sayang....kamu mau makan seafood?? dipantai?? perlu kah Daniel atau papa yang memasaknya??" Tanya mama tidak kalau antusias. "tidak perlu ma,,nanti tidak lama" jawab Mirella yang membuat ketiganya menghela nafas,,mama menghela nafas kecewa, sedang Daniel dan papa menghela nafas lega
"pak,,menuju ke rumah seafood "A" ya,,cepat !" perintah mama kepada Pak Dirno sopir papa.
Mereka makan siang dengan penuh kegembiraan. diselingi canda juga saling goda. "nanti kalau cucu kita laki - laki pasti lebih ganteng dari anak itu ya pa" kata mama pada papa. "iya ma,,nanti kita bisa pamerkan kepada sahabat - sahabat Kita" kata papa menimpali.
"tapi....ma...pa...Mira inginnya anak perempuan,,,pasti sangat mengemaskan kalau dipakaikan pita dikepala, juga baju balet yang Indah...." kata Mirella. Mendengar perkataan Mirella mama langsung mengengam tangan Mirella. "iya...perempuan juga Akan sangat manis,,mama sama papa, juga akan sangat senang kok" kata mama menghibur Mirella. "tapi mama papa, maunya cucu laki - laki,, nanti kalau anak Mira perempuan, apa mama papa akan tetap sayang juga?" kata Mirella dengan wajah sendu. "tentu saja kami akan menyayanginya sangat menyayanginya malahan" kata papa cepat.
Melihat wajah Mirella yang muram membuat kedua mertuanya menjadi tidak enak. "tidak perlu sedih, nanti kalau anak Kita laki - laki,, Kita kasihkan saja sama mama papa, biarkan dia tinggal dengan mereka,,kalau yang anak perempuan Kita asuh sendiri, jadi dia akan selalu mendapat cinta Kita" kata Daniel yang mendapat tatapan tajam orang tuanya. "Mana bisa begitu, mau dia anak laki - laki atau perempuan dia harus tinggal sama Kita, bagaimanapun Kan anak Kita" kata Mirella yang langsung disambut dengan cubita gemas oleh Daniel.