Setelah menyelesaikan berbagai hal, Daneil, Mirella bersama kedua orang tua Daniel kini dalam perjalanan pulang. "sayang,,sementara kalaian tinggal dirumah mama dulu ya, tidak usah kerumah kalian langsung" kata mama pada Mirella. "Mira, terserah Daniel saja ma" kata Mirella pada mertuanya itu. "Daniel...." kata mama sambil menghadap pada putranya.
"ma...kami punya rumah, lagian ngapain sih harus kerumah mama, kan Kita udah bersama hampir Dua Minggu masa mama masih kangen Mira sih" kata Daniel tidak terima. "Dua hari saja ,,ya sayang..." rayu sang mama lagi. "tidak ma,,Daniel justru yang udah kangen sama Mira, selama Dua Minggu ini mama menyabotase istri Daniel " kata Daniel merajuk. Entah pertengkaran apa antara mama sama papanya,,karena mama selalu minta tidur dengan Mirella sementara dirinya terpaksa tidur dengan sang papa. "kamu tidak suka tidur sama papa?"Tanya papa pada Daniel Kali ini. "bukan masalah suka atau tidak suka pa,,kalau Daniel tidur sama papa terus,,kapan Daniel bisa bikin cucu buat papa sama mama" kata Daneil dengan muka datar yang mendapat cubitan dilengannya. Tentu saja oknum yang mencubitnya adalah Mirella.
Wajah Mirella sudah seperti kepiting rebus. 'kenapa dia jadi vulgar sekali sih' batin Mirella kesal. "sayang....udah dong cubitnya,,lanjutkan nanti saja ya....kalau sudah sampai rumah" kata Daniel sambil memeluk sayang Mirella. "eh...Daniel,,walaupun kamu lama tinggal diluar negeri, tapi apa tidak malu peluk - peluk mesra didepan banyak orang" tegur papa sambil tersenyum. Daniel mendengus kesal, sementara Mirella semakin menengelamkan wajahnya didada Daniel. Mirella benar - benar sangat malu dengan perkataan sang mertua.
"tidurlah dulu,,penerbangan Kita masih lama" kata Daniel pada Mirella. Namun Mirella masih engan untuk memejamkan matanya, dirinya masih asik memandang awan - awan diluar jendela.
Pertahanan Mirella ternyata tidak sampai lama, dirinya kini justru sudah melalang buana kenegeri mimpi, sementara Daniel masih asik memandang wajah damai istrinya yang sedang tidur. "mimpikan aku ya sayang" bisik Daniel pada Mirella.
setelah berjam - jam penerbangan, kini mereka telah sampai, pak eko sopirnya papa sudah menunggu dipintu luar bandara. "Tuan, nyonya, den Daniel, non Mira,,bagaimana perjalananya?" tanya Pak eko saat mereka datang. "baik makasih ya Pak udah jemput" balas Daniel. "udah tugas bapak itu den" ucap Pak eko lagi.
"jadi....Kita kemana Tuan,,kerumah atau kerumah den Daneil?" Tanya Pak eko. "kerumah papa aja" jawab Daniel.
Mama, Papa agak terkejut dengan perkataan Daniel, mereka mengira Daniel ingin langsung pulang kerumahnya. "tadi kamu bilang mau langsung pulang kerumah?" Tanya mama. "kasian Mira,, kan bi Sari segala ada dirumah papa, jadi kalau sampai langsung pulang Mira pasti jadi capek beres - beres semuanya" kata Daniel lagi. Mendengar jawaban Daniel semua orang tersenyum, sedangkan Mira pura - pura tidak dengar.
sesampai dirumah Dani menyambut mereka semua dengan penuh kerinduan. "akhirnya aku tidak sendiri lagi" kata Dani saat keluarganya datang. "Makanya menikah" jawab Daniel yang membuat Dani mengumpat kesal. "sombong benar kau ni" kata Dani. "bukan sombong,,,memang kenyataan"ejek Daniel."sudahlah....kami lelah,,biarkan kami masuk,,kalian lanjutkan saja perdebatan tidak penting kalian,,ayok sayang kamu pasti lelah" kata mama sambil mengajak Mirella masuk.
Setelah yang lain masuk rumah Dani juga Daniel sengaja keluar duduk ditaman, mereka terlibat pembicaraan yang serius. "jadi,,Ella sudah benar -benar sembuh?" Tanya Dani pada Daniel. "berapa Kali ku bilang,,jangan pangil dia Ella,terkesan itu pangilan kesayanganmu padanya, padahal kan aku suaminya" kata Daniel tidak terima. "harusnya kau sadar,,jauh sebelum dia jadi istrimu, Aku sudah jadi sahabatnya, sebelum kamu memangilnya Mira, aku sudah lebih dulu memangil dia Ella,, lagian hanya pangilan saja, tidak perlu kau masalahkan lah" jawab Dani tidak terima.
"terserah kau saja lah,,,syukurlah dokter bilang Mira memang sudah sembuh" jawab Daniel lagi. "lalu apa rencanamu selanjutnya?" Tanya Dani lagi. "entahlah" jawab Daniel singkat. "kau tahu,,beberapa kali wanita itu mencarimu, kerumah, juga kekantor" cerita Dani. "lalu...apa yang terjadi?" Tanya Daniel. Bagaimanapun Mika pernah menjadi bagian dari hidupnya. " kalau dikantor tidak masalah,, tapi kalau dirumah,kau tahu sendiri mama" cerita Dani.
"nanti aku akan mengunjunginya,,tapi kesehatannya baik - baik saja kan?" Tanya Daniel kembali. "dia baik - baik saja,, kenapa kau bertanya?" Tanya Dani. pasalnya Dani tidak tahu kalau Mika terkena kanker darah. "apa kau yakin?, dia tidak terlihat kurus, atau apa gitu?" Tanya Daniel penasaran. "entahlah,,waktu aku melihatnya ya seperti itu,,mana aku tahu dia kurus atau tidak" jawab Dani.